Minggu, 27 Oktober 2013

S a h a b a t k u :

DuoAr dan Fariz RM
Oleh Arie Rachmawati

Elizabeth Ari Purwandari, Fariz RM, Arie Rachmawati
Elizabeth Ari Purwandari, Fariz RM, Arie Rachmawati



Rabu, 9 Oktober 2013 lalu, saya bersama  Ari Purwandari dan Renny Ronggo (teman SMP dari Jember) bersilaturahmi ke kediaman Sang Maestro. Dalam tahun ini (2013) ini termasuk kunjungan ke dua setelah Januari 2013 lalu mengantar kado dari penggemarnya dalam wadah KFFRM.  Kunjungan silaturahmi ke rumah Camar tersedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan padatnya aktivitas masing-masing hingga hanya berbalas kata lewat pesan singkat atau memberi info seputar performance-nya. Oya, ingat terakhir ketemu di acara konser, "...Aku dan Chrisye" di Score Cilandak Store, 3 April 2013 lalu. 

Kilasbalik DuoAr

Arie Rachmawati
Ari Purwandari
DuoAr,  artinya ada dua nama dengan panggilan yang sama, yaitu Arie Rachmawati dan Ari Purwandari, bukan seperti Dua Maia. Kami bukan penyanyi atau selebritis, tetapi saya dan Ari Purwandari itu sama-sama ngefans Fariz RM.  Kami sama-sama suka foto artis dan narsis, hanya bedanya Ari Purwandari lebih kalem, lebih ngemong, lebih tinggi, lebih ayu dan lebih tajir. Kami serasa pasangan pertemanan yang saling melengkapi dan berusaha mengerti, memberi perhatian meski akhir-akhir ini jarang jumpa darat alias ketemuan.  Selain sebaya usia dan beda keyakinan bukan masalah. Ia selalu menghormati dan suka mengingatkan apakah saya sudah sholat? Begitu pula sebaliknya bila sms atau telefon tidak terjawab, mungkin ia sedang menjalankan ibadatnya.

Berawal dari perkenalan di sebuah pertunjukan live-nya Fariz RM with FIVE di Teraskota, BSD, sekitar 28Novermber 2009 silam. Mbak Oneng yang mengenalkan kami, dan mungkin sama-sama memiliki nama yang sama.  Waktu itu pertama kali kenalan juga sama kang Asep Gunawan, teteh Wiwin, Sri Ima Wied, Carla.  Untuk pertama kalinya dalam hidup saya setelah berusia empat puluh tahun (keatas), malam itu kami serasa muda lagi bernyanyi dan berdendang mengikuti irama lagu dari beberapa lagu suguhan Fariz RM & Five-nya. Live free murah meriah, menyita perhatian pengunjung mall dikemas mewah dan tentunya meninggalkan kesan indah. Sakura, Penari, Barcelona dan beberapa lagu yang familiar ditelinga jadul terangkum dalam suguhan arrangement berbeda yang belum saya dengarkan selama ini. Five itu terdiri dari : Jalu (gendang), Adi Dharmawan (bass), Irsa Destiwi (pianis/keyboard), Deksa Anugrah Samudra (drum) dan Fariz RM (vokal/keyboard). Menurut telinga saya termasuk jenis jazzy etnik ciamik. Saya dan Arie Purwandari, entah karena faktor nama depan yang sama atau banyak persamaan di antara kami berdua akhirnya bersahabat.
Awalnya keakraban terjalin semakin membaik dengan saling mengumpan balik melalui pesan singkat atau obrolan telefon, tentunya pembicaraan seputar Fariz RM dan grupnya.  Tak  terlewati,  saling menunjukkan 'harta' masing-masing, seperti klipingan, foto, kaset dll. Meski punya persamaan yang sehati, namun pembicaraan tidak lebih dari urusan tentang sang idola, nggak lebih. Pertemuan kedua saat ulang tahun Fariz RM ke 51 (9 Januari 2010) yang diadakan di Bakmi GM, belakang Sarinah jalan Moh. Thamrin Jakarta Pusat. Pertemuan demi pertemuan  hampir selalu bersama, kepercayaan sebagai kunci sehati. Saling mengenalkan keluarga masing-masing, akhirnya seperti saya bagian dari keluarga besarnya begitu juga sebaliknya.  Soulmate.  Kebersamaan dalam setiap suasana performing Fariz RM dan moment lainnya, sehingga timbul ide kami (DuoAr) harus memiliki foto bersama para artis yang berlaku pada saat itu. Tak terasa koleksi foto kami berdua pun banyak.

Senang rasanya mempunyai sahabat sejiwa, sebagai penikmat musik sehati.  Seiring waktu berjalan, dua tahun terakhir ini kami jarang bersama dikarenakan dia sering kurang sehat dan berujung opname di rumah sakit. Sementara saya sering melakukan perjalanan ke kampung halaman (Jember)dan beberapa kota lainnya. Suatu hari saya merasa ketakutan akan kehilangan dirinya. Meski kami berdua tergolong baru akrab, namun ikatan batin itu serasa melebihi usia pertemanan itu. Waktu itu saya membaca pesan singkat bahwa sedang menjalani perawatan lanjutan dari sakitnya, tanpa terasa menitik air mata ini. Tiba-tiba suasana menjadi mellow seketika. Saat itu pula kebetulan saya baru merasakan kehilangan teman lama, yang baru saya temukan namun karena kesalahapahaman akhirnya kami menjadi renggang. Sulit rasanya hidup tanpa teman berbagi, bagi saya teman itu juga harta seperti keluarga. Mengisi kekosongan waktu, saya browsing lagu-lagu lawas di Youtube dan menemukan That's What Friends Are For  yang pernah dipopulerkan oleh sederet penyanyi dunia papan atas, antara lain : Dionne Warwick, Elton John, Gladys Knight and Stevie Wonder. Arti lagu tsb sangat mendalam tentang persahabatan, pas banget mewakili perasaan saya.
(baca tulisan saya : That's What Friends Are For)

Istirahat yang cukup, mengontrol menu makanan dan berobat jalan. Hal itu membuatnya banyak melewatkan beberapa event musik, bahkan sampai ulang tahun sang idola yang berbarengan dengan acara musik bertajuk "Fariz RM Anthology pentas di Bandung" pada tanggal 5 januari 2013 lalu, terpaksa ia absen bergabung dengan Komunitas Fantastic Fariz RM. Padahal sebelumnya kami berencana, tetapi tetap keputusan berada ditangan Allah SWT. Apa boleh buat, ia hanya menikmati tayangan foto dan video yang telah saya postingkan lewat akun facebook dan Youtube. Semoga kedepannya kami bisa bersama lagi menikmati performance Fariz RM juga pertunjukkan musik lainnya.
Waktu dirawat di RS Pondok Indah Mei 2012

Ada dan tiada waktu bersama tetaplah jalinan itu berlangsung, banyak cara bisa melalui pesan singkat, dan telepon. Kebersamaan itu senantiasa terjaga dan biarlah waktu mengujinya. Terima kasih juga kepada kedua pak sopir-nya Jepri dan Slamet yang selalu setia menemani, mengantarkan DuoAr di setiap event musik. Terima kasih buat anak-anak kami berdua yang mendukung para mama-nya menikmati waktu privacy. Terima kasih buat para suami yang kebetulan keduanya memberi kepercayaan dan jauh dari rasa curiga atau cemburu, tanpa semuanya kami berdua nggak se-happy ini. Terima kasih Tuhan YME  yang sangat menyayangi dan melindungi kami, Amin Ya Robbla'alamin.

"Happy Birthday"  to Ari Purwandari
Wish You All The Best 
pf October 26th, 2013


Salam,
Arie Rachmawati


Selasa, 22 Oktober 2013

My Journey Two Weeks (5)


Episode Solo - Yogyakarta

Akhirnya jalan-jalan saya sampai juga ke Solo. Perjalanan dari Surabaya - Solo ditempuh dengan kereta pagi Sancaka Pagi dengan tiket seharga seratus dua puluh lima ribu rupiah. Kereta berangkatnya pun ontime jam 07:00 wib dan keretanya bersih juga nyaman Sesampainya di stasiun Solo Balapan, saya melanjutkan ke rumah adik dengan taksi. Baru kali saya indal indil sendiri, biasanya saya dijemput Totok, adik ragil. Berhubung ybs sakit dan baru keluar dari opname, jadi semua serba mandiri.

Mungkin kunjungan kali ini tidak seperti kunjungan saat putra saya, wisuda. Sekeluarga bisa menikmati lesehan nasi liwet, di daerah Solo (ringroad) dimana akan memasuki kota mandiri itu dapat dijumpai lima patung Pandawa Lima. Sesuai urutan dari Pendawa, dibagian tengah berdiri tegak Yudistira, dan keempat adiknya mewakili letak mata angin, utara, selatan, barat dan timur, Nah, urutannya saya lupa, yang jelas putra kedua dari prabu Pandu dan Dewi Kunti, bernama Bima berhadapan dengan putra urutan ketiga yang sangat dikenal sangat pandai memanah dan berparas rupawan yaitu Arjuna. Sedang dua adik kembar Nakula dan Sadewa saling berhadapan pula. Solo kini mulai menjamur mall dan plaza seperti kebanyakan kota-kota di seluruh penjuru pulau Jawa, namun kekhasan pasar Klewer tak akan membuat para wisatan domistik melupakn untuk mampir.

Kunjungan 17-20 Oktober 2012 lalu benar-benar dalam keadaan niat menengok adik, mewakili keluarga besar terutama Mama, yang saat itu tengah berada di kota Balikpapan. Sehari-hari saya bermain dengan keponakan saya yang sudah bisa berjalan dan berlari. Selain lucu juga cantik, nggemisin namanya Shafira, usianya baru 1,5 tahun. Dan kesempatan sempit itu saya pergunakan jalan ke Yogyakarta walau pun saknyut. Bertiga saya, Ika dan Shafira lalu janjian bertemu dengan Shelly di Mirota Batik.


Me - Ika - Shafira
Mirota Batik selalu membuatku rindu kembali dan kembali, meski hanya membeli 'kartu pos' saja.
Shafira - Me - Shelly
Entahlah aku jatuh cinta sejak pertama kali mengenalnya, kira-kira 14 tahun yang lalu.

Mirota Batik, itu tokonya jumampel (he he ini bahasa keluar sendiri saat saya mengetik) artinya apa yah (sambil mikir). Duuh ! Pokoknya tokonya komplit deh! yang jelas segala keinginan kita berupa souvenir tersedia, sesuai kantong masing-masing, dan harus kuat hunting alias betah memilih. Mirota Batik, anak -anak saya paling nggak suka tuh mampir kesana, bila memang nggak ada perlunya. Maklum anak-anak sudah besar-besar, nggak seperti puluhan tahun lalu yang merengek minta pulang karena mamanya sibuk milih, :-). Asyik sih, mungkin karena saya suka pernak-pernik yang unik tapi murah (maklum sangunya pas-pasan sih). Saat kunjungan saya ke Mirota Batik tujuannya sederhana, beli kartu pos dan menjemput sebotol beras kencur, unik khan? Jauh-jauh menempuh jarak Solo-Yogyakarta hanya untuk itu. Tetapi bagi saya sangat berharga sekali. Dan ini melengkapi catatan perjalanan saya selama dua minggu kemarin. Saya dan Mirota Batik sehati deh.

Mirota Batik, saat kita akan memasuki pusat belanja khas Yogyakarta yang terletak di ujung jalan Malioboro yang fenomenal itu, para pengunjung akan disambut lantunan gending jawa dan bau dupa yang semerbak harum mewangi memenuhi langit dan tuang toko berlantai tiga itu. Nggak semua pengunjung nyaman dengan wewangian itu seperti anak-anak saya bilang seperti berada di suasana perdukunan. Hahaha....namun beda untuk masyarakat setempat itu sebagai wewangian yang sangat familiar dengan adat istiadat setempat. Mirota Batik sekarang menyediakan pula bapia pathok merek Raminten. Mungkin perbedaan dengan bapia-bapia lainnya, ada kemasan mungil berbagai rasa pula. Namun cita rasa kembali tergantung selera, enaknya buat oleh-oleh karena bentuknya mungil itu jadi nggak memberatkan barang bawaan.

Gending Jawa biasanya diputar dari sajian televisi yang memutar upacara keraton, tetapi kali ini benar-benar dilantunkan oleh penembang Jawa atau sinden (bapak) dengan menggunakan seperti kecapi (maaf belum tahu nama alat musik itu). Lha saya kira ibu-ibu disampingnya adalah pesinden perempuan, ealah ndilalah itu hanya patung. Yang saya ingat saat itu, ada lagu,"Gethuk." Seingat saya pernah dipopulerkan oleh penyanyi Nur Afni Oktavia, lagu ciptaan Manthous. Tentu lagu Gethuk itu sangat familiar disaat saya masih remaja. "Gethuk rasane soko telo, yen ora pethuk, atiku soyon gelo" artinya Gethuk nama sebuah makanan khas Jawa Tengah yang terbuat dari singkong, kalau nggak bertemu bikin hati kecewa, kurang lebih maksudnya begitu namun tembang jawa berupa parikan atau nyinden memang mempunyai irama khas dan seperti berpantun. Banyak sekali barang yang tersedia disana, dari taplak meja, daster, topi, makanan minuman khas Jawa sampai benda-benda antik lainnya, namun bagi saya cukup kartu pos yang menarik. Entah versi batik, atau barang-barang jadul, produksi Mirota Batik tiada duanya. Usai berbelanja lalu kami segera menuju stasiun kereta api dengan naik becak, mengejar jadwal sepur Pramex Yogya - Solo. Perpisahan pun langsung dan entah kapan bisa menginjakkan kaki kembali ke Mirota Batik loved one.

Setibanya di Solo, segera berbenah karena keesokan hari saya harus cabut kembali ke habitat dan memulai rutinitas. Dengan kereta api Biru Malam atau Bima, saya meninggalkan stasiun Solo Balapan dan esok subuh sudah berada di Jakarta dan melanjutkan kembali dengan commuter line menuju Bogor. Lengkap sudah perjalanan aglenon selama dua minggu kemarin, fresh melepas penat dari kegiatan yang itu-itu saja. Ini sebuah nikmat-Nya yang diluar prediksi bahwa saya akhirnya bisa lenjelenan. Barakallahu nikmat itu, semoga senantiasa menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Terima kasih sudah membaca tulisan ini dan sampai jumpa lagi....



Salam,
arie rachmawati

Sabtu, 05 Oktober 2013

P u i s i k u :

My Feelings
by Arie Rachmawati


I feel my face full of smiles
maybe red pseudo shame
What may you feel it ?

I feel stuck there step
might want to get home soon
maybe I'm wrong ?

I feel thrumming guitar sounds here
even thousands of meters distance stretched
how the season turns
sound when the wind blow
faint chiming guitar sound
can only be felt in the heart
beautiful and melodious
while my eyes closed

medio : Amarilis , October 5, 2013
4:15 AM





Jumat, 04 Oktober 2013

Grup Band Indonesia : TRANSS



HOTEL SAN  VICENTE

Kilas balik sekitar 32 tahun yang silam . . .

Sekitar tahun 1981. kala itu saya baru menginjak bangku sekolah menengah pertama, saya menemukan album "Transs - Hotel San Vicente", cover kaset dengan gambar seorang wanita terbalut handuk merah. Kata mas Hadhie (baca : Agus Supriadi Hadhie), "Wes arek cilik, ojok melok-melok, iki musik apik tapi njlimet,"  ujarnya sambil merebut kaset itu. Hmmm, saya pikir kalau musik-nya Fariz RM, pasti saya akan diajari. Namun, katanya  yang ini kelasnya beda, agak susah dipelajari, apalagi dibagi . Okay-lah, saya pun manthuk-manthuk  tidak ingin melangkahi lebih jauh mengetahui tentang mereka yang bergabung di TRANSS.

Belakangan saya baru 'ngeh'  kalau salah satu vokalis dari album bertajuk" Hotel San Vicente", itu salah satunya bernama Hafiel Perdana Kesuma yang di album Panggung Perak-nya Fariz RM, beliau pengisi instrumen flute untuk lagu "Di Antara Kata-Kata",  dimana lagu tsb amat saya sukai. Otomatis, saya mendengarkan lagu-lagu dalam album tsb, secara diam-diam. 
Lalu, kala itu saya sudah kesemsem sama lagu urutan ke 4 berjudul Jumpa Asmara. Apakah dikarenakan orangnya cakep, keren? Entahlah,  yang jelas lagu Jumpa Asmara itu berkesan sekali. 
Hingga, puluhan tahun kemudian,  saat tangan saya mulai sedikit mahir membuat klap-klip,  keinginan membuat videoklip (windows movie maker) pilihan jatuh pada lagu itu dimana chemistry- nya sudah berasa 30 tahunan. Hebat yah feeling saya? Hahaha, biasalah belajar sok feel aja. 

Simak lirik lagu "Jumpa Asmara" yang diciptakan 
Oleh :Erwin Gutawa/ Dhandung SS dengan vokal : Hafiel PK. 

semarak cita dalam dekapan  khayalan jiwa
senada nista yang terlanjur jalani
adakah senyum 'tuk citaku di hari esok
dalam benakku menjerat cita langkah harapan
dalam pelukan yang bekal kehidupan
adakah jelang kan citaku di hari esok
kala bilakah kan teratasi
seawal nista yang sirna berganti sesal diri
sadari kini asmara bersemi
senada resah antara nista dan cinta suci
senja diufuk kian merona mendesah
bagi nurani jiwa yang tergugah kini
atas sentuhan dan mesra yang tercekup sudah
kau penuntun jalan nan pasti
kau kasih dambaanku
sadari kini harapan nan pasti
senada desah antara cinta dan cipta suci
kala kini kau tlah teratasi
seawal cinta nan mesra menyapa sanubari

Nah, dari penyimakan lirik lagunya adalah super tidak biasa pada jamannya yang turut meramaikan blantika musik Indonesia. Itu baru satu lirik yang bikin hati gadis belia berseragam biru putih klepek-klepek. Ya, saya sudah terjangkit virusnya mas Hadhie, maklum saya satu-satunya adiknya yang minat belajar musik. Bagi saya,  mas Hadhie adalah guru, mau nggak mau apa saja yang diputar di kamar pribadinya pasti akan membuat saya kepincut. Terlebih dalam album tsb mereka selain piawai bermain musik, mereka dikaruniai wajah-wajah nan rupawan setingkat pangeran di negeri dongeng. Setiap personelnya mempunya daya tarik sendiri, selain nilai jual  vokalis utama yaitu Fariz RM,  pastilah sebagai magnet agar para penggemarnya berbondong untuk membeli album tsb. 

Mereka yang terdiri dari :  Dhandung SSS - Djundi Karjadi - Eddy Harris - Erwin Gutawa - Fariz RM - Hafiel Perdana Kusuma - Uce Hudioro - Wibi AK.  Selain kedelapan cowok kerenitu, ada pengisi suara atau backing vocal bernama Wiwiek Lesmani, belakangan dikenal sebagai Wiwiek Listiawaty (akun FB)


Mereka yang maskulin,dan trendy tergabung  menyuguhkan 11 lagu.  Sepuluh lagu berlirik sedang satu  lagu instrumentalia, berjudul  "Transsession."  Dengar kanlah dengan seksama jika masih memiliki kaset atau minimal gogling di Youtube lagu tsb, rame banget  alat musik dari masing-masing memamerkan keahliannya.  Lagu dibuka dengan intro yang semarak, terdengar suara keyboard, drum dan perkusi saling menonjolkan diri, sementara sayup terdengar jelas suara flute,  lalu disusul petikan gitar dan bass, sementara keyboard menari-nari seperti irama latin berdisco, berulang-ulang dengan silih berganti itu bunyi-bunyian masing-masing alat musik, hingga pada durasi 5:28 berakhir apik !. 

Eddy Harris - Hafiel PK - Fariz RM - Wibi AK
Erwin Gutawa - Uce Hudioro - Djundi Karjadi - Dhandung SSS



Saya awam sekali bila mengomentari musik mereka, karena saya hanya penikmat musik saja. Tetapi yang terlintas dibenak saya adalah, kagum, dan sangat kagum. Pasti tingkat kesulitan rekaman di studio pada masa itu sangatlah berlevel tinggi, bila dibandingkan dengan sekarang.  Setelah 32 tahun kemudian, semua suara alat musik bisa dibantu dengan kecanggihan tehnologi.  Studio pun pasti lebih nyaman dengan fasilitas ini itu.

"Guendeeng tenan rek...!", saya masih berdecak kagum kepada mereka. Bilakah musisi muda kini mampu bermain musik seperti mereka? Pantesan saja mas Hadhie bilang 'musiknya njlimet'. Nggak kebayang bila salah satu dari delapan personel itu melakukan 'sedikit' kesalahan dalam memainkan alat musik, wuuuiikk....pasti yang lain akan menampakkan wajah mrengut atau be-te abiis !. Take musik, take vokal mungkin harus berulang berkali-kali. Dan, yang jelas karena semuanya berangkat dari minat musik setingkat kelas dewa pada masanya, mungkin kesulitan itu tak terlintas sebagai kendala. Bermusik dan asyik aja.

Menurut saya, lagu - lagu mereka terbilang memiliki durasi yang panjang untuk satu lagu rata-rata lebih dari tiga menit adalah sangat tidak lazim. Ada juga satu lagu paling pendek durasinya, berjudul Kemelut Ragu (Fariz RM) vokal Fariz RM, hanya sekitar 2:26. Itu pun saya dengarkan kembali usai  diawali dengan suara "one, two, three, four....", terdengar sangat khas suara falseto-nya Fariz RM. Istilah itu sudah akrab di telinga saya,  ketika mas Hadhie mulai ngoceh soal lagu-lagu yang dinyanyikan oleh idolanya itu. Dan, masih menurut nya, musik mereka berunsur jenis jazz fusion. Untuk masa itu sangat 'baru' di era jayanya musik pop berlirik cengeng. Saya pribadi, belum paham genre musik, yang saya nikmati saat musik mengalun maka naluri seni ini mengikuti iramanya, baru berani bilang asyik.  

Lagu pembuka, Senja dan Kahlua itu sangat familiar di request di radio saat itu. Lagu yang dibuka dengan betotan bass, lalu munculnya suara Hafiel PK disusul oleh Fariz RM baru vokal Dhandung SSS, serasa trio itu benar-benar menghipnotis bak setengguk kahlua. 
Padahal waktu itu saya nggak tahu apa arti kahlua, yang saya tahu lagu itu enak dan akrab karena sebagai lagu pembuka otomatis yang paling sering diputar ulang, sampai pita kaset kusut. 
Senja dan Kahlua menjadi pilihan ketiga saya bikin video klip versi wmm-nya, sebelumnya jatuh pada lagu, Kalangan Dusta. Lagu itu ditulis lirik dan lagunya oleh pasangan Eddy Harris & Jimmy Paais, dengan vokal Hafiel PK. 

Kenapa saya suka lagu Kalangan Dusta bila dibanding lagu San Vicente? Ya, suka aja. Ah, bukan saya suka punya alasan sendiri yaitu di intro lagu itu sangat kaya dengan suara flute, sebagai ciri khasnya Hafiel PK. 
Kenapa suara flute mencuri pendengaran saya? Karena, waktu itu saya ingin sekali bisa memainkan flute selain keyboard. Namun harga flute yang tak terjangkau, selain untuk mendapatkan di kota kecil adalah suatu yang langka, akhirnya saya berlatih seruling (Yamaha). Hahaha, yang penting alat musik tiup, dan meski jaman itu ekonomi terbilang susah minat belajar musik sangat kuat menggoda.

Menurut saya, meski (alm) Jimmy Paais tidak masuk dalam daftar personel TRANSS itu, peran andil beliau pasti banyak. Setahu saya, masih diberi bocoran mas Hadhie bahwa jantung dari lagu-lagunya  Fariz RM, beberapa lirik lagu ditulis oleh beliau yang sangat puitis dan romatis itu. 
Adapun dari delapan pemuda pemusik itu yang telah berpulang meninggalkan sahabat-sabahatnya ada dua yaitu Wibi AK dan Uce Hudioro.

Meski sebagian dari mereka telah wafat, toh karya mereka masih ternikmati hingga kini. Sejarah permusikan pastilah mencatat sebagai pemusik anak negeri yang kreatif, inspiratif dan selangkah lebih maju pada masanya. Saya yakin hanya penggemar  berat Fariz RM dan grupnya, takkan pernah meragukan cara bermusik mereka. Yakin ! Tetapi, berapa banyak mereka yang diluar sana, yang tidak mengetahui siapa dan apa itu TRANSS? 

(OOT) Mungkin mereka mengenal sosok Erwin Gutawa dengan orekestra-nya, Fariz RM dengan Anthology-nya dan kebetulan keduanya tahun 2012 lalu berkolaborasi dalam album Fenomena, dan sempat masuk dalam daftar nominasi AMI Award 2013, Fariz RM (penyanyi solo) mewakili musisi '80-an yang tetap eksis di permusikan Indonesia, bersaing dengan penyanyi masa kini.  Menurut saya itu yang terpikirkan mereka pemusik era kini. Selebihnya pasti mereka tidak mengenal satu per satu personel Transs, yang rata-rata telah berbagai profesi, dan meninggalkan dunia bermusiknya.
Kembali ke TRANSS, saya rasa kitalah para penggemarnya harus rajin membagi pengetahuan baik info dan lagunya, agar perlahan generasi kini mengetahui pada jaman dahulu kala, kurang lebih tiga puluh dua tahun yang lalu mengalun lagu-lagu dari delapan pemuda yang sangat berkelas memainkan musik sesuai kemampuan masing-masing.

Vokal dari  Wiwiek Lesmani bisa terdengar tiga lagu : Tirani, Secitra Cita dan Semarak Cinta. Menurut saya, lebih berasa merdunya suara Wiwiek Lesmani pada lagu Secitra Cita, dengan irama sedikit kalem bila dibanding lagu-lagu lainnya. Mengingatkan pada duetnya di lagu, Sehari dari album Panggung Perak. Namanya saja Semarak Cinta, sudah jelas banget bercerita cinta nan semarak penuh gelora apa asmara. Bahkan disana disebutkan nama Sandra Ameido, yang bikin kaum penggermarnya selalu bertanya, siapa sebenarnya si Sandra Ameido yang fenomenal di album Panggung Perak itu? Bila bertanya langsung kepada ybs (baca : mas Fariz RM) pasti beliau hanya tertawa lebar. Lagu Tirani itu unik, liriknya paling pendek, banyak menonjolkan ketrampilan bermusik mereka, terutama suara bass dan drum-nya. 

Rupanya kala itu lagi musim suara bernada tinggi melengking, bisa didengarkan di lagu Lagu Dambaan, nampak berasa vokal Dhandung SSS pun mengalun manja terutama dibagian reflain, dengan irama slowly setipe lagu Secitra Cita. Masih bervokal Dhandung SSS, di lagu San Vicente itu menduduki urutan ketiga yang paling digemari di KFFRM, Urutan kedua jath pada lagu Jawab Nurani by Fariz RM rada ngebeat-disco, bikin sekujur tubuh ingin melantai di diskotik era'80-an tentunya dimulai dari Senja dan Kahlua. 

Ada pun susunan daftar lagu di album Hotel San Vicente sbb :
1. Senja dan Kahlua (Hafil/Jimmy Paais) * vokal : Hafiel, Dhandung, Fariz RM
2. San Vicente (Erwin/Hafiel/Jimmy Paais) * vokal : Dhandung SSS
3. Jawab Nurani (Djundi/Fariz RM) * vokal : Fariz RM - backing vokal : Transs
4. Jumpa Asmara (Erwin/Dhandung SSS) * vokal : Hafiel PK
5. Kemelut Ragu (Fariz RM) * vokal : Fariz RM
6. LaguDambaan (Dhandung SSS) * vokal : Dhandung SSS
7. Kalangan Dusta (Eddy Harris/Jimmy Paais) * vokal : Hafiel PK
8. Tirani (Dhandung SSS) * vokal : Wiwiek Lesmani, Fariz RM, Dhandung SSS
9. Transsession (Transs)
10. Secitra Cita (Wibi AK/Dhandung SSS) * vokal : Fariz RM, Wiwiek Lesmani
11. Semarak Cinta (Fariz RM/Dhandung SSS) * vokal : Fariz RM/Wiwiek Lesmani




Lalu, 32 tahun kemudian . . .

Kaset Transs milik suami yang akhirnya menjadi milik saya, sudah tidak layak untuk diperdengarkan lagi.  Suaranya terdengar kedalam alat pemutarnya, berat dan kasihan sekali bila dipaksakan. Alhasil, saya tidak pernah lagi bisa memutar lagu-lagu itu. Beruntung melalui banyak teman dumay maupun yang nyata, ada beberapa orang yang peduli kepada saya, salah satunya Chr Nast. Akhirnya, kini saya bisa memutar kembali sebelas lagu milik Transs. Sekali lagi  mujur, setelah masa kini, dengan sedikit kemampuan menulis dan membuat video klip,  saya berbagi cerita, berbagi tayangan gambar berdasarkan cara saya memvisualkan dari isi lagu. Semuanya otodidak, memanfaatkan tehnologi dengan cara rajin ngulik sana-sini, lahirlah tulisan ini dan tiga klip versi (rie)



Terima kasih atas jalinan maya ala facebook, kepada kakak-kakak dalam album Hotel San Vicente itu  antara lain : bang Eddy Harris, mas Djundi Karjadi, mas Erwin Gutawa, mas Hafiel PK, mas Dhandung, (alm) mas Uce, mas Fariz RM (nggak punya akun FB), dan mbak Wiwiek Listiawaty, juga kepada mbak Nuke mewakili (alm) mas Wibi AK. Betapa bahagianya, gadis belia berseragam putih biru itu akhirnya bisa mengenal personel TRANSS. Barakallahu atas nikmat pertemanan ini.

Besar harapan saya mewakili fans berat Fariz RM dan Transs, ingin sekali bereuni, Insya Allah Komunitas Fantastic Fariz RM menginginkan hal yang sama. Bukan sekedar harapan maya tatap muka, melainkan ingin melihat TRANSS  (mungkin) bisa menghidupkan  kembali sebelas tembang di album
 "HOTEL SAN VICENTE"

Salam, 
Arie Rachmawati
Koordinator Fans Fariz RM - KFFRM





Artikel Tentang Sepatu




Dear Temans,
Ini adalah sebuah bonus dari majalah femina tahun 2009, jadi sudah lama sekitar 4 tahun lebih. Nggak ada salahnya bonus yang kutemukan ditumpukan majalah usang, siapa tahu berguna. Maka kuketik ulang dan ku-share di blog ini. Semoga bisa bermanfaat sebagai pengetahuan tentang 'sepatu' dan sebagai bacaan di waktu luang.  Karena seorang wanita tak'kan lepas dari pesona sepatu berbagai bentuk modelnya serta pasti akan menunjang penampilan kita. Simak yuuuukk, temans !

 P E M U J A  S E P A T U
(Bonus Femina no.21/XXXVII*23-29 Mei 2009)


Awal Mulanya . . .
Dilihat dari konstruksinya, sepatu sekarang ini berawal dari sandal. Dalam setiap peradaban kuno umumnya memiliki sisilah desain alas kaki yang beragam. Peradaban tertua, Mesir, menjadi bukti keberadaan pembungkus kaki ini 3500 tahun SM. Kala itu, bentuknya masih berupa jalinan daun papirus atau jerami. Fakta menarik adalah pembuatan sandal ternyata telah menjadi apresiasi seni saat itu.


Perbedaan kasta juga mempengaruhi bentuk sandal. Di Mesir, sandal Pharaoh memiliki lengkungan meruncing keatas, sedangkan sandal para permaisuri mereka bertatahkan permata. Lain lagi dengan permaisuri di Roma. Sol sepatunya terbuat dari emas dan talinya bersinar indah karena taburan batu mulia. sepatu berhak mulai dikenakan oleh wanita-wanita aristokrat Prancis pada abad ke-16, dengan hak sangat tinggi hingga si pemakai seolah-olah berdiri di atas jempol ketika memakainya. Bentuk sepatu untuk kaki kanan dan kiri, baru dibedakan pada awal abad ke-18. Sebelumnya, para pembuat sepatu hanya menaruh bantalan kulit tambahan pada cetakan ukuran dasar jika sepatu yang dipesan lebih besar. kenyamanan belum diutamakan saat itu.

Memasuki abad ke-19, seiring dengan Revolusi Industri dan penemuan-penemuan mesin, sepatu produksi massal pu membanjir, glamornya industri film Hollywood dan apresiasi terhadap seni desain sangat memnabtu tumbuhnya industri ini hingga sekarang. Sepatu tak lagi hanya merupakan benda fungsional, tetapi juga estetika. Hal ini juga terjadi di Indonesia. rata-rata wanita Indonesia saat ini membeli 4-6 pasang sepatu setiap tahunnya. "Perkembangan 5 tahun terakhir sangat luar biasa. Masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan sudah mulai mengikuti tren mode. Mereka melek gaya. Sebetulnya ini sebuah peluang bisnis yang sangat bagus," ujar  Yongki Komaladi, desainer sepatu.


SANG MAESTRO

ANDRE PERUGIA - Yang Pertama
Dialah perancang sepatu selebritas pertama. jauh sebelum Manalo Blahnik dan Jimmy Choo menginjak-injak karpet merah. Salah satu karya yang fenomenal adalah sepatu tinggi tanpa hak. Ia juga berkolaborasi dengan desainer, seperti Paul Poiret, Charles Jourdan, dan Hubert D.Givenchy. Perugia juga menerbitkan buku From Eve to Rita Haywoth. Dimana ia menyingkap teori kepribadian wanita dengan memepelajari jarinya.

ROGER VIVIER - Sang Penemu
Dikenal sebagai pencipta sepatu inovatif (dinamai sesuai dengan bentuknya) seperti The Comma, The Ball, The Needle, The Prism dan The Pyramid. Pada tahun 1953, ia bergabung dengan rumah mode Dior. sepuluh tahun kolaberasinya dengan dior merupakan era keemasan sepatu fashion. Salah satu klien pentingnya adalah Ratu Elizabeth II yang mengenakan sepatu rancangannya saat penobatannya sebagai Ratu Inggris pada tahun 1953.

SALVATORE FERRAGAMO - Made In Italy
Namanya identik dengan kualitas super sepatu Italia. Umur 16 tahun, ia hijrah ke Hollywood dengan klien seperti Marlene Dietrich dan Greta garbo. Tersohor akan desainernya yang visoner dan anatomis, salah satunya adalah 'The Invisible Shoes," yang diciptakan karena larangan penggunaan kulit untuk sepatu produksi massal saat Perang Dunia II. Pilihannya jatuh pada tali nilon nelayan untuk menciptakan ilusi tak terlihat.

MANOLO BLAHNIK - Sepatu Selibritas
Ia memutuskan untuk membuat sepatu atas desakan Diane Vreeland (Pemimpin Redaksi Vogue, yang juga ikon mode tahun '60-an). Namanya makin kukuh di jagat Hollywood berkat serial Sex & The City. Salah satu adegan film tersebut, saat Carrie dirampok, ia sempat memohon kepada si perampok, "Anda ambil saja cincin, jam tangan, dan tas Fendi saya, tetapi tolong jangan ambil Manolo saya."

STUART WEITZMAN - Kreativitas maksimal
Karyanya dikenal dengan material yang mewah hingga tidak biasa. Dari sumbat botol, bambu akrilik, hingga emas 24 karat dan taburan permata tak luput dari sentuhan jenius pria kelahiran 1942 ini. Setiap tahun, pabriknya menghasilkan 300 desain baru dan sepatu bling-bling-nya tak pernah absen dari karpet merah Oscar. Singkatnya, kenakan saja sepatu rancangan Stuart yang berharga jutaan dolar di karpet merahm di situlah perhatian media tertuju.

 GUISEPPE ZANOTTI - Feminisme Berkelas
Hak yang dibalaut sifon, linen serta kulit beragam warna, menjadi karakter sepatunya. Memulai kariernya di sebuah butik kecil di Milan sebelas tahun lalu, ia mengaku bahwa dalam menciptakan karya, penggunaan material dan proporsi desain selalu jadi pertimbangannya. Sehingga kaki indah wanita tetap dalam 'sangkar yang cantik dan nyaman.

CHRISTIAN LOUBOTIN - Lelaki dengan Sol Merah
Sol merah menjadi ciri khas perancang Perancis ini. Gadis nightclub adalah isnpirasi dirinya untuk menjadi desainer sepatu. Kliennya mulai dari Angelina Jolie hingga Mariah Carey. Kepaiwaiannya dengan sepatu pernah dipamerkan di Pierre Passebon Gallery yang bertajuk Fetish.

PIERRE HARDY - Arsitek Sepatu Canggih
Kariernya dimulai dari Christian Dior, Hermes, hingga Balenciage. Victoria Beckham adalah salah satu penggemarnya. Dalam benaknya, sepatu bisa terlihat glamor dengan tidak memprioritaskan tren. Pria lulusan seni murni dan seni tari ini pernah bekerja sama dengan label pakaian GAP dan Kitsune dalam merancang sepatu kasual.

JIMMY CHOO - Jagoan dari Asia
Pria kelahiran Penang Malaysia ini jebolan London Colloge of Fashion. Tahun 1996, Choo bertemu Tamara Mellon, editor aksesori majalah Vogou Inggris dan membentuk Jimmy Choo Ltd. Kepiawaian Tamara memasarkan produk Choo adalah kunci sukses label ini, selain model sepatu elegan dan konstruksi yang membuat kaki terlihat seksi.

 dan Fakta Unik :
SEPATU  DATAR
* Mendiang Jacky Kennedy sangat menyukai sepatu datar model balet. Sebulan sekali ia selalu memesan sepasang sepatu baru kepada desainer sepatu favoritnya.
* Carla Bruni-Sarkozy, mantan supermodel er '90-an yang kini jadi first lady Perancis, kerap mengenakan sepatu datar. Ditengarai, ini untuk mengimbangi tinggi badan suaminya, Nicholas Sarkoy, yang lebih pendek.

** Hindari :
(x) Mengenakan sepatu datar yang benar-benar datar (kontruksi alas yang tidak mengikuti kontur kaki/tidak ada lengkungan) secara terus-menerus. Hal ini bisa menimbulkan sedera pada tumit.
(x) Skinny jeans+sepatu balet+prporsi kaki pendek dan paha yang besar = kombinasi yang buruk. sepatu balet tidak memberi kesan panjang pada kaki.

** Lakukan :
1. Agar penampilan tidak membosankan, kenakan sepatu datar warna cerah saat ke kantor, dan jinjing tas warna senada. Warna kuning lemon, merah, biru benhur, ungu terung, dan hijau zamrud bakal 'in' tahun ini.
2. Tak ada salahnya mengenakan sepatu datar ke acara resmi. bahan satin mengikat atau detail permata/ diamante akan menaikkan pamor 'si datar' ini.
3. Agar sepatu datar warna hitam tak tampil monoton. kenakan stocking warna abu-abu, coklat, atau ungu tua untuk sentuhan beda yang tak berlebihan.


PUMPS dan Fakta Unik :
* Sarah Palin mengenakan pumps warna merah saat dirinya diumukan sebagai pasangan calon wakil Presiden Amerika tahun lalu, John McCain.
* Sepatu pumps YSL Trib Two telah dipakai hampir selusin selebritas di acara karpet merah. Mulai dari Heidi Klum, Victoria Beckham, Lucy Liu, hingga Christina Aguilera.
* Untuk merayakan 50 tahun boneka Barbie, Christian Louboutin mendesain sepatu pumps warna pink, pantone 219, yang dipertunjukkan saat pekan mode New York, Februari lalu.

** Hindari :
(x) Kontruksi sepatu yang terlalu bulky jelas tidak cocok bagi yang bertubuh pendek karena akan tampak berat di bagian bawah.


** Lakukan :
1.Padankan little black dress simpel dengan pumps warna merah untuk kesan seksi sekaligus playful seketika.
2. Jika berkaki pendek, pilih model peep-toe untuk memberi kesan panjang pada kaki.
3. untuk Anda yang harus selalu keluar kantor saat bekerja, kenakan kaus kaki mini (pendek, sebatas telapak kaki) agar bagian atas dalam tidak licin.
4. Saat membeli pumps hitam, tak ada salahnya memilih sol berwarna (merah, pink, atau ungu) agar penampilan tak membosankan.



ANKLE  STRAPdan Fakta Unik :

* Pada tahun 1956, Ferragamo mendesain sepatu ankle strap yang terbuat dari rantai emas 18 karat. Dibandrol seharga 1.000 dolar AS, jumlah yang sangat fantastis kala itu.
* salah satu sepatu ankle strap yang banyak dibicarakan di fashion blog saat ini adalah koleksi Gucci musim panas 2009 seri 'Iman'. Di Saks Fith Anenue, New York (departement store desainer ternama), pemesanan untuk perseorangan dibatasi sejumlah 3 pasang setiap bulan karena tingginya permintaan.

** Hindari :
(x) Memaksa mengenakan sepatu dengan banyak tali (strap) untuk kaki pendek. Tubuh akan terlihat makin 'cebol'.

** Lakukan :
1. Agar kaki terlihat lebih jenjang saat mengenakan sepatu ankle strap, pilih warna beige, nude, atau putih.
2. Detail seperti pita atau batu-batuan permata adalah investasi gaya yang manis.
3. Sentuhan warna metalik paling pas untuk acara formal di malam hari.

ANKLE  BOOTS dan Fakta Unik :

* Pada abad ke-18 di Inggris, ankle boots sudah dikenakan oleh para wanita. Populer dengan sebutan Adelaide boots, bentuknya tanpa hak dan terdapat tali-temali di sisi dalam sepatu
* Sejak pertengahan tahun lalu, ankle boots sangat populer di industri mode. Mulai dari Missha Barton hingga sarah Jessica parker mengenakannya. Kini, kepopulerannya merambah mal-mal di Jakarta.

** Hindari :
(x) Mengenakan celana jins boot cut dan memasukkan bagian bawah/hem jins yang kebesaran ke dalam sepatu ankle boots. Kesannya tidak rapi dan 'asal'.

** Lakukan :
1. Padankan ankle boots dengan stocking saat mengenakan rok mini atau celana pendek.
2. Ke acara cocktail dengan ankle boots ? Kenapa tidak ! Kenakan gaun tube mini berpotongan feminin yang tidak pas badan untuk kesan tidak berlebihan.
3. Padukan gaya paling segar dari runway : kaus kaki. Kenakan kaus kaki longgar 7-8 cm di atas mata kaki plus gaun ringan dari bahan katun untuk acara kasual.
4. Jika pergelangan kaki besar, hindari hak yang chunky (tebal) pilih warna natural, seperti gradasi beige, cream, atau putih gading.


MARY JANE dan Fakta Unik :

* Menjadi inspirasi Fergie untuk menuangkannya ke dalam sebuah lagu dengan judul Mary Jane Shoes yang menggambarkan betapa dirinya tergila-gila pada sepatu tersebut.
* Keunikan nama sepatu ini diambil dari sebuah komik Richard Outcault berjudul Buster Brown yang keluar pada tahun 1902. Mary Jane berperan sebagai adiknya Buster Brown dalam komik ini.

** Hindari :
(x) Pikir dua kali ketika membeli sepatu jenis Mary Jane dengan hak yang tebal, terutama bila Anda terjebak dengan kaki kurus.
(x) jangan memilih warna atau detail yang terlalu catchy pada sepatu jenis ini karena akan terkesan berlebihan.

** Lakukan :
1. Bila anda mempunyai punggung kaki yang besar, kenakan sepatu ini dengan strap yang agak lebar.
2. Bosan dengan gaya feminin? Padu padankan stocking opaque hitam dengan sepatu ini, plus setelan blazer dan tampilkan kesan maskulin pada diri anda.
3. Gaya preppy masih in saat ini. Coba kenakan sepatu Mary jane dengan model pupms dan motif tartan pada pakaian Anda



KITTEN HEEL dan Fakta Unik :

* Audrey Hepburn mempunyai andil yang besar atas jasanya mempopulerkan sepatu dengan hak seperti ini.
* Kesan bersahaja namun berkelas menjadi milik Michelle Obama dengan sepatu kitten hell setiap kali menghadiri acara kenegaraan.
* Di Amerika. lebih dikenal dengan sebutan trainer hell karena sepatu ini digunakan gadis remaja untuk belajar sebelum menggunakan sepatu dengan hak lebih tinggi.

** Hindari :
(x) Hindari ornamen yang terlalu berlebihan, bila Anda menggunakan hitten heel untuk jalan-jalan santai.
(x) Tas besar buknlah teman sejati bagi kitten heel Anda, apalagi dengan motif yang berlawanan.

** Lakukan :
1. Selain rok dan gaun, padankan celana capri dengan kitten heel Anda untuk aktivitas kerja sehari-hari.
2. Model tertutup pasti akan terlihat lebih profesiona; untuk ke kantor. Untuk kesan playful, mainkan warna atau detail (bucklem pita, corsage).


PLATFORM dan Fakta Unik :

* Di era Victorian, sepatu ini sempat hilang dengan alasan feminisme dan kembali in pada tahun 1930-an atau di masa Perang Dunia II.
* Victoria Beckham tidak pernah menyia-nyiakan kaki indahnya tanpa sepatu platform dengan berbagai model dari desainer sepatu terkenal.
* Supermodel sekelas Naomi campbell pernah terjatuh saat mengenakan sepatu Vivienne Westwood dengan hak 9 inci dan platform 4 inci di peragaan busana koleksi musim gugur tahun 1993.

                                                                                                                                             ** Hindari :
(x) Bila Anda memiliki postur tubuh yang tinggi, jangan kenakan sepatu platfrom yang tinggi pula. Anda tidak ingin disebut 'tiang listrik', bukan?
(x) Bila Anda berbetis besar hindari model sepatu ini.

** Lakukan :
1. Langkahkan keanggunan kaki Anda dengan padu padankan sepatu platform dan fitted pencil skirt atau skiny jeans.
2. Saat membeli, perhatikan sol pada platform. Pilih yang ringan, nyaman, serta seimbang agar di akhir pekan pun dapat digunakan.


Keterangan sbb :
Kartini Broto Suharjo, Putra Vatron.
Cover : Model : Dinda
Foto : Budi Suryanto
Sepatu : Koleksi Charles & Keith - One Pasific Place
Centro Departement Store - Plaza semanggi (021-25536255)
Athaya Shoes (021-7420035)
Rococo - One Pasific Place
High Heels - Mal Ambassador Lantai 2 No:9, Jakarta (021-5763421)