Rabu, 30 Mei 2012

RIDGWAY PERFORMS SOLO BOSTON CONCERT


 From note in facebook by Arie Rachmawati, May 28, 2012 / 02:48 AM

RIDGWAY PERFORMS SOLO BOSTON CONCERT

Berklee College of Music junior Max Ridgway, so of Mr. and Mrs. Max L. Ridgway of Alva, Oklahoma, presents a one-man performance of "Beauty and Horror: Music for Guitar Synthesizer", a concert of avant-garde fusion at 4 PM on June 21 in the Berklee Recital Hall.

This unique performance showcases Ridgway's use of the guitar synthesizer in an artistic format new to many listeners. Relying on electronics to enhance his stunning ability as a guitar player, Ridgway improvises outside common musical idioms, eliminating both time and key signatures, resulting in a highly personal sound. Ridgway's influences range for 20th Century composers to primitive tribal music.

Ridgway has earned placement on the Dean's List for the Spring semester of the 1988-89 academic year at Berklee. To be eligible for this honor, a full-time student must maintain an academic average of 3.4 out of a possible 4.0.

The Berklee curriculom focuses on practical career preparation for today's vital music industry.

Max Ridgway's program includes the opportunity to select from unique course offerings that emphasize improvisation, recording studio techniques, popular vocal arranging, song-writing, and the composition of music for films and other media productions.

Upon graduation from Berklee, Ridgway, who is majoring in Professional Music at Berklee, will qualify as a multi-skilled professional able to respond to a variety of musical challenges.

Insert :
Caption under the picture: "Berklee College of Music junior and Alva native Max Ridgway will present an exciting one-man performance of guitar synthesized jazz at the prestigious Berklee Recital Hall on June 21. Ridgway also performs around Boston with the avant garde Prima Materia group and with his own fusion ensemble, The Max Ridgway Band".



Tentang Max Ridgway :
Namanya Max Ridgway, saya mengenalnya beberapa bulan yang lalu melalui seorang teman di komunitas video dunia. Saling memberi perhatian, itu awal pertautan kata. Kendala bahasa semula yang membuat saya enggan bercakap, tetapi karena seringnya beliau memberi jempol sebagai wakil  'like this' atas postingan videoclip by rie  tentang lagu-lagu Indonesia jaman dulu (contoh : SYMPHONY-Fariz RM-Herman Gelly) juga beberapa lagu baru masa kini karyaMontecristo dan Kadri Jimmo the Prinzes, akhirnya saya memulai percakapan. 

"My English is bad," ujar saya dalam suatu obrolan. Ternyata, semakin lama semakin mengasikan terlebih beliau banyak mengenal macam-macam gamelan, mendorong saya untuk menjelaskan sebatas kemampuan yang ada. Hingga suatu hari beliau membaca salah satu catatan saya berjudul "Jakarta dalam Balutan Rock dan Blues"  yang berisi tentang suasana festival musik blues di Jakarta sekitar bulan Oktober 2010 lalu. Tentu saya senang, dan beliau meminta untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. "Speechless...!" saat beliau membagi catatan tersebut ke dindingnya dan beberapa temannya. Kemudian berlanjut ke catatan saya berjudul "Tatkala Puisi Bersenandung" bercerita tentang musik progrock-nya Montecristo. Akhirnya satu per satu catatan bernuansa musik dikupas, kami berbicara dengan bahasa seadanya tapi saling mengerti. 

Saya baru mengetahui ternyata beliau itu musisi, seorang gitaris. Dan bukan baru saja berkiprah di musik, tetapi hal tersebut dilakukan letika beliau masih muda. Pantesan saja cara bertanya nya sangat berbeda dan saat menjawab pertanyaan saya pun dengan bijak. Suatu kehormatan, bila beliau menjadikan saya salah satu temannya dan mengenalkan ke para musisi jazz lainnya. Semua ini berkat keisengan saya membuat videoclip itu ternyata menambah pertemanan antar benua. Dan ditambah saya suka bercerita membuat suasana hidup, serasa kami ngobrol dalam jarak yang sangat dekat.

Suatu hari saya menjelajahi dindingnya dan menemukan beberapa foto-foto menarik, saat beliau berlibur di American Southwest, di antara foto-foto itu saya menyelipkan sebaris puisi dan beliau suka, lalu timbullah ide untuk menjadikan kumpulan foto itu dalam slide show picture untuk videoclip dengan lagu instrumentalia karya kakak saya berjudul "Final Chapter-Karimata". Lengkaplah sudah cerita demi cerita mengisi hari demi hari lintas benua ini.

Rasa ingin tahu tentang Indonesia membuat saya kagum padanya. Mengapa orang asing sangat peduli kepada kebudayaan negeri kita, sedangkan kita sendiri (kadang) bahkan sering kali mengabaikannya. Perlahan mari kita tumbuhkan kembali rasa cinta tanah air, seperti lirik lagu Padamu Negeri untuk mencintai budaya sendiri dan menjadikan sesuatu yang sangat dibanggakan. Cinta...Cinta Indonesia!

  Akhir kata begitulah awal kisah pertemanan saya dengan musisi dari Oklahoma,      seorang gitaris dari Kazhargan Jazz.  Terima kasih banyak buat Max Ridgway yang mengizinkan saya menyalin tulisan artikel itu dalam catatan saya. Sukses selalu buat Anda, dan semoga waktu mempertemukan kita.



Salam.
Arie Rachmawati

Kasmaran by Vina Panduwinata (rie)