Sabtu, 18 Juli 2015

A g l e n o n 2015


Liburan dan Lebaran 2015
Oleh Arie Rachmawati


Sunrise at Putri Duyung Ancol Jakarta


Seminggu telah berlalu, serasa baru kemarin kami bersama dalam suasana panorama Ancol dan sekitarnya. Lebaran tahun ini berbarengan dengan jadwal liburan sekolah, untuk bisa mendapatkan penginapan di Cottage Putri Duyung ini kami jauh-jauh bulan sudah survey dan begitu cocok langsung memesan tempat tsb. Masih banyak para pengunjung yang datang tiba-tiba untuk mengantri untuk dapat bermalam dalam penginapan, tentu saja mereka ditolak karena semua kamar penginapan sudah penuh. 
Alhamdulillah perjalanan dari rumah ke Ancol lancar, tetapi sesampainya disana kesulitan menuju lokasi penginapan karena jalur masuk diputar (dialihkan), kendaraan roda empat mengular dan beberapa kali salah belokan, benar-benar kesabaran diuji dan akhirnya tiba di lokasi. Ternyata masih menunggu karena penyewa penginapan belum berbenah. Menunggu waktu luang sambil berfoto-ria. 

Tak lama kemudian kami bisa beristirahat di kamar penginapan yang berbentuk perahu, dengan membongkar barang bawaan seperti koper danbeberapa barang lainnya. Tak lupa persediaan makanan ringan, makanan berat seperti rendang, opor ayam dan ketupat (pindah tempat) dan mie instans. Suasana hiruk pikuk pun mulai mewarnai ruang tamu hingga ke kamar utama. Nampak wajah - wajah ceria menghiasi kami sekeluarga. Inilah untuk pertama kali kami sekeluarga berlibur bareng dengan keluarga adik (kandung) saya yaitu Totok sekeluarga dalam suasana lebaran dan liburan 2015.

Kegiatan perdana adalah berenang ke Gelanggang Samudera, cukup dengan jalan kaki menuju lokasi dari tempat penginapan. Semua berenang kecuali saya sebagai penjaga barang. Menggelar tikar dan karpet kecil untuk meletakkan baju dan bekal. Suasana ramai tak bisa dibedakan antara pengunjung dan pencopet membaur. Dalam keadaan seperti itu tertangkaplah seorang pencopet celana jeans yang dijemur di dekat toilet. Melihat kejadian tsb yang tak jauh dari tempat saya duduk, membuat gemetar. Bagaimana tidak, seorang pencopet yang kepergok tertangkap dan hampir babak belur digebuki beberapa pengunjung dan segera diamankan sekuriti, terasa ironi sekali dengan para pejabat yang korupsi uang rakyat namun masih bisa senyam-senyum di depan kamera dan reporter televisi.  

Keriangan tiada surut, canda tawa dari pagi hingga malam jelang tidur, ada saja topik pembicaraan saling berebut cerita. Hal ini mengingatkan saya saat Yoando masih kecil berkumpul dengan Om Totok dengan gelak tawa, entah apa yang ditertawakan. Suasana malam dengan panorama pantai dihiasi lampu - lampu hottel nampak dari teras cottage kamar. Namun saya keburu mengantuk, lama kelamaan pun tertidur pulas. Satu ranjang bertiga, adik ipar  Ika Ambarwati dan keponakan saya bernama Shafira. Sementara kaum Adam kumpul bareng gelar karpet dan tempat tidur lipat, ada yang tidur di sofa. 
Bakda subuh, panorama pagi sangat indah, sunrise nan cantik tak luput dari bidikan kamera, baik dari handphone masing - masing maupun dari kamera saku. Deburan ombak serasa alunan lagu para putri duyung yang membuat kaki - kaki kecil melangkahkan kaki menyelusuri tepian pantai menuju tempat untuk sarapan pagi. Sepagi itu riuh nian, mungkin karena suasana lebaran dan liburan para keluarga- keluarga yang datang satu sepemikiran dengan keluarga saya. Menikmati lebaran dan liburan di tempat yang sama, Putri Duyung Cottage.

Hari itu kami menikmati suasana sekitar lokasi penginapan cukup dengan jalan kaki, yaitu ke Sea World, Ocean Dream dan Kereta Gantung Gondala. Sea World adalah tempat aquarium terbesar di Indonesia, berisi bermacam - macam ikan yang biasanya berada di dalam lautan bisa terlihat dengan mudah di kaca aquarium raksasa itu. Dulu waktu Yoando masih sekolah dasar kami pernah kesana, kali ini ada si kecil Shafira. Di dalam ruang Sea World ada pertunjukkan memberi makan para ikan - ikan terutama ikan hiau. Menikmati suasana itu setidaknya mensyukuri nikmat Allah SWT yang menciptakan makhluknya. Setiap hari berbeda waktunya selalu ada tampilam aktraksi yang berbeda, lebih - lebih suasana lebaran dan liburan. Usai kelililing Sea Word dengan puas kembali keluar arena dan menuju beberapa anjungan yang lain, memanfaatkan momen setiap lokasi untuk berfoto, kemudia kembali ke penginapan untuk istirahat. 

Sementara saya bersama keluarga melanjutkan petualangan naik Gondala. Tak peduli panjangnya antrisn hingga mengular dan suasana gerah kami tetap sabar hingga diujung. Beberapa tahun yang lalu tepatnya 25 April 2007 untuk pertama kalinya naik Gondala. Mengulang kenangan setelah delapan tahun berselang dengan formasi yang sama, Ryo, Ryan, Edo, mas Tonny dan saya. Tetap menyenangkan melihat suasana dari atas melalui kereta gantung. Usai dan kembali ke perahu penginapan. Setiap berkumpul ada saja cerita - cerita yang menimbulkan gelak tawa, pokoknya mereka bersuka ria. Duduk diatas bebatuan di dekat perahu, tanpa berasa kembali langit sore hadir mengantarkan cakrawala senja, mensyukuri dan menikmati lukisan alam karya indah Sang Pencipta. Suasana seperti itu memancing inspirasi untuk menulis, namun saya lebih tertarik merajut menyelesai beberapa rajutan. Malam kembali hadir membelai tubuh - tubuh yang terlelap dalam kelelahan terbungkus dalam senyum. 

Keesokan hari waktunya check out, cukup sudah dua malam tiga hari refleshing disini. Membereskan perbekalan dan setelah beres administrasi kami satu rombongan dalam mobil meninggalkan Putri Duyung Cottage menuju RM Bandar Djakarta untuk makan siang sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Bogor. Untuk pertama kalinya saya berserta keluarga menikmati rumah makan yang besar dan ramai itu. Meja makan panjang seperti meja makan para keluarga kerajaan, semua hidangan tersaji dalam satu jam kedepan. Sementara menunggu kami menikmati suasana pantai dengan menaiki kapal boat, walau waktunya sebentar hanya putar - putar sekitar lokasi rumah makan, namun puas. Dan akhirnya kembali ke meja makan dengan hidangan sea food terlezat. Boleh dibilang itu hidangan termahal selama kurun waktu kami menikmati makan di resto mana pun, Alhamdulillah semua hidangan terasa enak dan lezat, sebagai pengunjung sangat puas dan kenyang. Perjalanan kembali dilanjut mengantark Kakyo ke Airport Halim Perdana Kesuma karena ia harus balik ke Cilacap dengan pesawat Pelita Airlines. Menurutnya pesawat tsb hanya membawa satu orang penumpang yaitu dirinya, bukan karena ia hebat tetapi memang hari itu hanya satu penumpang yang ke terbang dari Jakarta ke Cilacap.

Cerita diatas adalah cerita kecil tentang lebaran dan liburan 2015, sebagai catatan harian saya. Semua yang direncanakan Alhamdulillah lancar karena ridho-Nya kami menikmati mensyukuri setiap momen kebersamaan. Semoga cerita ini menginspirasi bahwa kebersamaan itu nilainya tinggi, tanpa campur tangan Allah SWT tak mungkin kami bisa berkumpul keluarga Solo ke keluarga Bogor dan ditambah keberadaan anak - anak yang berada dikota lain. Baraka Allahu  dan terima kasih pembaca.



Salam
Arie Rachmawati





 G A L E R I   F O T O