Jumat, 23 Juni 2017

Dapurku

Kue Kastengel 2017

Oleh Arie Rachmawati




Assalamualaikum wr wb,

Masih seputar persiapan lebaran, pasti tak luput dari keberadaan kue favorit turun temurun. Beberapa tahun yang lalu (2011) saya pernah menulis cerita tentang kue kastengel di blog ini, dan saya kini mengulang kembali. Resep warisan dari Tante Ninik Is Warinik (adik kandung Mama) hingga kini masih setia dipakai bila jelang lebaran tiba. Sebenarnya kini kue kering bisa dibeli dimana pun, kapan pun, dengan variasi model, rasa bahkan kemasan yang super menarik. Namun kue kering buatan sendiri memang punya cita rasa yang tinggi. Serasa kembali ke jaman dahulu, jaman saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Serasa berada di antara hiruk pikuk persiapan lebaran dengan nenek serta kerabat lainnya. Terlebih saat membuatnya di bulan Ramadhan.

Di tengah keadaan berpuasa boleh dibilang sisa tenaga pas-pasan namun semangat tinggi karena kue kering kastengel ini adalah permintaan khusus anak - anak. Bicara anak - anak, mereka bukanlah anak kecil lagi, di saat ini ketiga putra saya (Yoando) sudah menjadi dewasa dan sudah bekerja. Namun mereka tetap me-request kue yang sama, bukan kue - kue kering lainnya seperti Putri Salju, Nastar, Sagu Keju atau nama - nama lain yang beragam.

Kue Kastengel, akhirnya di minggu ketiga (12/06/2017 & 14/06/2017) saya dibantu Bibi Aan membuat kue kering. Satu resep terdiri dari satu batang kraff, 100 gram keju tua, 500 gram tepung terigu (diuleni hingga tercampur rata), 5 kuning telur & 1 putih telur, 600 gram blue band bisa jadi 5 loyang. Pembuatan pertama terkendala dengan hilangnya cetakan kue, alhasil pengerjaan nya secara manual, yaitu memotong adonan satu persatu, setelah digulung panjang dan dipipihkan dengan ketebalan yang rata. Selain itu sengaja tidak ditaburi parutan keju, tetapi rasa tetap nomor satu. 

Pembuatan kedua lebih rapi terorganisir, karena cetakan kue sudah ditemukan kemudian kue ditaburi parutan keju. Secara pribadi saya kurang suka kue kastengel yang ada parutan keju, karena waktu pemanggangan banyak parutan keju berantakan di loyang. 
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengolesi kue kering apapun yaitu dengan kuning telur dikerjakan sebanyak dua kali. Pertama saat adonan akan dimasukkan oven, setelah setelah matang dikeluarkan, kemudian diolesi lagi. Hmm terlalu ribet tapi ya begitulah ritual pembuatan kue kering ala saya. Cukup dua kali praktek resep Kastengel ini bisa melepas kerinduan suasana lebaran dari tahun ke tahun.

Kue Kastengel pun kini tersaji di meja tamu. Siap melepas Ramadhan dan menyambut 1 Syawal 1438 H. Nampak tak banyak bertoples - toples, cukup seadanya, karena sekarang harus perhatikan kesehatan. Faktor usia adalah hal yang tak bisa dipungkiri, semangat boleh membara seperti para pejuang kemerdekaan lampau, tetapi peranan kesehatan adalah hal utama. Selain itu tetap mengutamakan hal - hal lain yang berhubungan dengan ibadah, sebagai bekal nantinya.

Kue Kastengel tetap menjadi tokoh utama dalam penyambutan lebaran khususnya di antara kue - kue kering lainnya. Meski ada peranan masakan lain yang menjadi kekhasan lebaran seperti ketupat dan opor ayam serta rendang yang nantinya akan menjadi cerita berikutnya. 
Terima kasih, yang selama ini menjadi pembaca setia blog saya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal 1438 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin ...



Wassalamualaikum wr wb
Arie Rachmawati