Rabu, 20 Januari 2010

Keluarga Kecil Fiksi-ku


KICAU KREATIF KELAS CAFE CERPEN
oleh Arie Rachmawati pada 17 Oktober 2010 jam 17:16


Merangkai kata, menterjemahkan imajinasi ke dalam tulisan membutuhkan keahlian tersendiri, agar tulisan itu bisa diterima pembaca sesuai keinginan penulisnya.

Sebuah telephon berdering, "Hallo Arie, kamu harus ikut harus! Jangan mundur, ini jalanmu menggapai mimpi."

Ya, itu awal sebuah langkah yang mengantarkan saya seorang ibu rumah tangga biasa mengenal teman-teman dengan minat yang sama untuk menjadi cerpenis. Langkah awal yang manis jelang akhir perjalanan sang waktu 2009, akhirnya saya dapatkan kunci pembuka angan dan cita yang tertunda itu.

 Tak banyak ruang memberi kesempatan pada calon cerpenis masa mendatang. Stsiun Fiximix, majalah teenlit STORY dan cerpenis ternama Kurnia Effendi adalah salah satu wadah yang memberi kesempatan pada kami 10 peserta Kelas Cafe Cerpen angkatan pertama, untuk menimba ilmu dan mewujudkan cita-cita menjadi cerpenis.

Kebersamaan itu berawal terbentuknya keluarga yang manis. Untuk mengikat memori, maka saya persembahkan ini sebuah CD sebagai Kado Persahabatan di antara kami : Adelinah, Fajar, Swistien, Raya, Poppy, Hilal, Rama ,Zeffa, Micky, Reni Erin, Henny, Kef dan saya sendiri.

Puji syukur kepada Allah swt telah mendengar doa saya ketika berdialoq pada 1/3 malam. Terima Kasih buat suamiku, juga Yoando (rYO,ryAN,eDO) atas supportnya selama mengikuti pelatihan saat itu. "Ayo made (baca : mother) jangan minder karena umur."
Juga terima kasih buat teman - teman yang lain yang tidak disebutkan satu per satu. Saya sempat berpikir apakah mungkin seorang IRT bisa memiliki sebuah compact disc seperti mereka muisi atau penyanyi ternama. Jawabnya adalah bisa dan seorang Chr Nast telah membantu mewujudkan pemikiran saya itu. Terima kasih buat mas Herman Gelly Effendi/pianis.keyboard,mutitalens aranjer dari grup band SYMPHONY, yang menjadi inspirasi cerpen Pianoku Tercinta lahir dan menjadi pilihan untuk dibaca di depan kelas oleh dokter Raya Henri Batubara.



# T E S T I M O N I#

* Adelinah Chandra :
* Buatku Kelas Cafe Cerpen adalah jawaban Tuhan atas mimpiku untuk menekuni dunia menulis, yang tahun lalu hanya dapat ku'bagi' ke mas Nia (kef) tapi tidak pernah jadi cerpennya. Kalu di sini kan dipaksa? Apalagi melihat dan mengamati kawan-kawan muda yang begitu energik, membuatku jadi semangat juga, walau aku sibuk dan menyita waktu, but Dammed!!! I Love You All Guys'n Gals!!!

* Arie Rachmawati :
* Aku punya keluarga baru, ada ibu (aku), bapak (Kef), anakku (ramma), kakakku (Adelinah), keponakan (Poppy), iparku (Fajar & Raya), teman ipar (reni), sepupuku (Titien & Henny), temannya serpupu (Hilal), teman-teman anakku (Micky & Zeffa)...semua ada di dunia fiksi...

* Fajar S. Pramono :
* Hmm...kelas ini berkesan, karena kelas ini tak terhenti pada 15 Nove,ber 2009 lalu. Kelas ini masih terus hidup sampai saat ini dan akan terus hidup. Kelas ini hidup karena kegairahan yang sama, semangat yang sama, yakni "untuk menjadi."

* Hilal Ahmad :
* Ini kelas paling gila yang pernah kukenal, kompetisinya gila, orang-orangnya gila dan gurunya diacungi dua jempol.

* Henry S Batubara :
* Kesan awal, awalnya malu, kirain peserta tertua..kesan kedua, kolusi dengan mas Kef, jadinya bisa bayar 375ribu 4 hari sebelum hari H (baru tau sih, Henny, jangan marah ya sama murid yang nakal ini) Terakhir, salut! Kelas kita kompak. Udah, banyak kan?

* Irwansyah Putra : ...
* Poppy : ...
* Ramma Renzya : ...

* Swistien Kustantyana : Kelas ini membuatku merinding, berdiri di kuburan aja ga mampu buat aku merinding, tapi kelai ini iya.

Selain semangat yang meluap-luap, aku bisa belajra banyak dari kalian. Merinding liat mbak Arie dengan koleksi klipingnya. Merinding bagaimana dia bisa menghargai orang. Merinding liat Hilal yang sederhana tapi dahsyat bukan kepalang. Merinding liat mas Fajar yang kocaknya minta ampun. Merinding liat betapa pounds age miracle bekerja baik untuk pak Raya. merinding liat mbak Adel yang tetep oke doke menjaga penampilan. Merinding pas dipeluk pak Kef. Hahaha...Merinding liat Ramma karena kecantikannya (dia saingan terberatku di kelas ini). Merinding liat Poppy karena dia itu aku banget beberapa waktu lalu (waktu aku tinggal di Jogja). Merinding liat mbak Erin yang tetep langsing meski mengunyah coklat tak habis habis. Merinding liat Zeffa dengan keberaniannya menjadi berbeda.Merinding liat mbak Henny yang selalu menarik (bukti nyata bahwa penulis tidak selalu kumal) Hehehehe..Siapa lagi yang belum disebut? Oh iya, merinding kalo ingat Micky karena dia jarang berpartisipasi. Ha ha ha..

* Zeffa : Itu momen paling indah dalam hidupku, sejarah yang paling memikat adalah bisa mengenal penulis hebat seperti pak Kef, bahkan dapat ilmunya pula. Dan yang tak terlupa dan menjadi harta tak ternilai adalah bisa mengenal kalian semua. Kalo ga ada KCC mungkin selamanya kita ga saling kenal..makanya Thanx God.


* Kurnia Effendi : Seperti ada campur tangan malaikat yang menghimpun kalian salam sebuah angkatan kelas cafe cerpen. Lima cowok , lima cewek seperti menunjukkan belahan sama sebangun. Chemistry antara kalian membuat aku bersemangat memberi seluruh ilmu. Perbedaan latar belakang profesi dan usia telah membangun rasa kasih sayang yang nyaris sempurna. Bakat dan semangat kalian luar biasa, mimpiku satu : Kalian ber-10 akan menjadi penulis hebat!

* Henny Purnama Sari : Pesertanya punya passion yang sama kuat untuk menjadi cerpenis beken! maka itu akhirnya kelas ini dinamakan BEKEN dengan CERPEN.

* Reni Erina : Kelas cerpen ini memang kompak, saking kompaknya jadi kayak saudara tiri...ini benar-benar kekeluargaan.


PRAKATA K E F
Kelas Cafe Cerpen, memang sudah berlalu peristiwanya. Namun, teman-teman, tahukah kalian?
Betapa gema panjang kerinduan antara kita selalu menjadi alasan yang cukup untuk terus mengingat satu sama lain.
Bagaimana caranya?
Banyak jalan menuju rendezyvous, namun ada salah satu cara yang membuat kita merasa saling memiliki dengan sederhana saja.
Dan ini yang ditempuh dengan kesungguhan hati, semangat dan energi, oleh Arie Rachmawati.


Saya tak ingin berlebihan dalam mengungkapkan rasa haru dan terima kasih.
Melalui sebuah puisi saja, semoga teman-teman berkenan :


Ada yang terus bergerak di luar pikiran-pikiran kita
Dari mana entah ke mana, dan kita boleh abai
Sementara ada yang terus tumbuh tak terduga
Dalam ladang jiwa dan kedalaman relung hati
Benih persahabatan yang digerimisi kasih sayang
Hingga berupa denyar dari satu ke lain perasaan
Lalu tangan tulus itu menjumputnya dari segala kuncup
Menghimpunnya dalam taman mungil
Yang boleh kita kunjungi kapan saja tak peduli cuaca
Semoga sang jemari yang bersdia menjalin keindahan
Akan memperoleh hadiah doa dari jiwa-jiwa yang terbuka


Demikian kiranya, sebuah memorabilia di ciptakan untuk mudah dikenang.
Mememanjang. Dan yang paling aku nanti-nantikan adalah : nama nama indah
(Adel.Arie,Fajar.Hilal.Micky,Poppy,Raya,Swistien,Zeffa dan Ramma) itu bakal berdialog dalam hangatnya tungku peristiwa dan cerita di media massa. Kelas Cafe Cerpen hanya permukaan saja. taman sastra yang luas tak terhingga adalah cakrawala semestamu.


Salam,
Arie Rachmawati
Bogor,20 Januari 2010