Senin, 29 Desember 2014

Yoando

Ryo-Ryan-Edo in Birthday 2014





Edo 20 thn
Edo balita
Tahun 2014 ini diawali dengan ulang tahun putra bungsuku bernama Ardianto Ridho Putra, lahir di Jambi 16 Januari 1994 lalu, dengan berat badan 3600 gram dan panjang 51cm. 1994-2014 dua puluh tahun kini usianya. Sudah berkepala dua, perjalanan waktu menuju kedewasaan diri. Tulisan ini sekedar cerita mengingat kembali proses kelahirannya, waktu itu hari minggu sore sudah masuk RSB Theresia Jambi. Pukul 21:30 wib sudah pecah ketuban, persiapan alat kerja bidan sudah tersedia. Saat mengeden aku dibantu satu ibu bidan dan dua suster akhirnya bayiku keluar dengan selamat dan normal, tepat pukul 23:40 wib.

Laki-laki lagi, sebaris doa terpanjat dalam wujud nyata, akhirnya aku memiliki tiga putra. Meski dalam pemeriksaan kehamilan memakai USG (waktu itu di Jambi baru-barunya alat itu) janinku dinyatakan perempuan. Ketika itu suami dan dua anakku (Ryo & Ryan) sudah pulang karena jam kunjungan sudah usai. Aku ditunggui Mama yang setiap kelahiran anakku selalu menyempatkan diri (cuti) dari pekerjaannya sebagai wartawati di ibukota Jakarta. Kembali ke proses persalinan. Dari pecahnya ketuban hingga detik berlalu tanda-tanda kelahiran tidak nampak. Beberapa kali bidan yang bertugas hari itu menandai pembukaan berapa jari belum ada kemajuan.  Aku pun mulai lelah dan mengantuk, begitu pula bidannya. Dua jam kemudian, bu bidan yang bertugas akhirnya mengambil inisiatif. Aku disuruh memiringkan badan ke kanan, tangan kanan berpegangan ke ujung ranjang. Kemudian dalam posisi miring itu kaki kiri diangkat dipegang oleh tangan kiri. Dengan posisi yang tak lazim, aku berusaha menguras tenaga untuk melahirkannya yang dipanggil Ridho lalu menjadi Edo itu, jelang pergantian tanggal. 
Inope-Ryan-Edo-Tiara

Kamis, 16 Januari 2014 hari itu ia mendapat kunjungan kejutan dari Tiara salah satu teman dekatnya berkonspirasi dengan Ryan (kakaknya) dan temannya bernama Inope. Seperti tahun - tahun sebelumnya, sejak mereka SMP tidak pernah ada perayaan seperti mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Ulang tahun sekedar ngumpul dengan beberapa teman di rumah atau makan - makan ala kadarnya, bukan sajian istimewa khayaknya pesta ultah. Sayangnya waktu itu formasi YOando yaitu Kak Yo tidak ada untuk acara kumpul-kumpul. Walau kamis nan mendung tetap bersemangat.

Ryan 22 thn
Ryan balita
Januari berjalan hingga tiba di bulan ke sepuluh yaitu Oktober, 25-10-2014 putraku kedua bernama Aryanto Rachmadi Putra genap berusia 22 tahun. Jambi hari itu minggu, bakda adzan dhuhur lahirlah Ryan dengan berat badan 3750 gram dan panjang 52 cm. Proses kelahirannya lancar sekali, si jabang bayi meluncur sendiri begitu aku naik ke atas ranjang persalinan, tiba-tiba keluar cairan yaitu pecah ketuban. Sementara para medis yang bertugas sedang mempersiapan alat-alatnya. Otomatis mereka langsung meraih bayi merah yang tergeletak di ranjang persalinan dan segera memotong tali pusarnya. Peristiwa itu bahkan bisa aku melihat sendiri bagaimana bayi itu keluar, Subhanallah ! Sejak hamil anak kedua ini kondisiku sehat wal'afiat. Kesukaanku berjalan kaki sama si kecil Ryo, hampir setiap hari menyelusuri pertokoan di jalan raya Jember, setelah itu pulangnya naik becak. Waktu itu suamiku dimutasi ke kota Jambi, selama menunggu kepastian mendapatkan tempat tinggal baru disana, aku dan Ryo menumpang hidup di rumah nenek. Sementara rumahku dikontrak teman sekantor suami.

Proses perpindahan itu tidak membuat tubuhku lelah, justru sangat bersemangat. Meski hamil dan suka menggendong Ryo, kandunganku benar-benar sehat, sangat jauh berbeda saat hamil anak pertama. Aku menyukai buah-buahan bahkan lebih banyak makan buah dibanding makan nasi. Minum susu dan vitamin pun rutin, begitu juga rajin kontrol ke dokter kandungan. Kondisi sehat bugar sehingga waktu hamil ASI pun sering merembes diputing payudara. Kemudian usia kandungan tujuh bulan, aku dan keluarga sudah menjadi warga kota Jambi, tepatnya 16 Agustus 1992 dan dua bulan berikutnya lahirlah adik Ryo.

Cerita lain saat sudah ngamar di rumah sakit bersalin, tidak seperti pengalaman pertama menuju rumah sakit dengan kondisi parah. Kali ini justru dalam keadaan sehat, waktu kontrol kandungan tiba-tiba, disarankan suster untuk ngamar saja. Akhirnya menginap semalam namun tanda-tanda kelahiran belum nampak. Aku sempat menghilang jalan-jalan ke pasar untuk membeli ice cream dengan anakku Ryo. Pokoknya sampai perawat-nya kebingungan mencariku. Setelah itu mulai merasakan mules yang terdahsyat. Namun sengaja aku menahan rasa sakit tsb karena masih mengikuti jalan cerita serial Mahabarata di TPI sampai tuntas, lalu barulah aku duduk manis di kursi roda menuju ruang menuju ruang bersalin.

Kue Tart Cupcake
Sama seperti adiknya Edo, hari itu di hari ulang tahunnya ia tiba - tiba dikejutkan oleh dua bersaudara Inope dan Ori (adiknya) dan kebetulan lagi KakYo pas ada bersama kami, ada tugas kantor mampir ke rumah. Nah kali ini terbalik, sayangnya yoanDO tidak melengkapi ulang tahun Ryan yang banyak mendapatkan hadiah ultah dari Inope bersaudara. Walau sederhana namun meriah karena yang berultah dihujani pernak-pernik semprotan ulang tahun. Waktu itu kami masih tinggal di rumah kontrakan (sementara) di belakang masjid Ar-Rayyan. Minggu terik nan ceria.

Ryo balita

Ryo  25 thn
Dari bulan Oktober menuju Desember. Suasana saat ini sangat mendukung mengembalikan memori seperti 25 tahun yang lalu. Bulan terakhir pengujung tahun, Ketika itu hujan deras tiada henti, hari Rabu 27 Desember 1989 di ruang bersalin RSB Panti Siwi, bersamaan adzan subuh . Waktu menunjukkan 04:44 lahir seorang bayi laki-laki dengan berat badan 3700 gram dan panjang 53cm, rambut lebat. Aryo Rizky Putra dengan panggilan Kak Yo, terlahir sebagai putra pertama.
Kondisiku kala itu sangat berbeda dengan dua cerita diatas. Sejak memasuki masa kehamilan minggu 16, aku diserang sakit malaria. Lebih parah lagi saat minum obatnya, selalu muntah. Jadi bagaimana bisa sehat, tak ada satu pun pil kina tertelan. Akhirnya nenekku Mbah Minah mengambil langkah, membuat ramuan pahit daun pepaya ditumbuk dan diperas airnya, entah bagaimana lagi proses pembuatannya, yang jelas aku wajib meminum ramuan sebotol bir itu sehari 3 kali. Berkat ketelatenan si Mbah aku pun berangsur sehat.

Setelah sehat lalu bolak-balik asma kambuh, hingga ditegur dokter bahwa ibu hamil itu harus sehat supaya janinnya sehat juga. Selain sikon yang lemah ada satu cerita yang sangat berkesan. Cerita bergulir, dua puluh lima tahun lalu saat itu waktu mempertemukanku dengan idolaku "Sakura" Fariz RM. Jumpa pertama 14 Juni 1989, usia kandunganku masih tiga bulan lebih dengan sedikit taktik berhasil menemuinya. Perjumpaan tsb bukan hanya dengan Fariz RM saja tetapi ada Mus Mudjiono dan Deddy Dhukun di lobby hotel Bandung Permai. Aku nggak ngerti apa itu yang dinamakan mengidam, tetapi yang jelas doaku terkabul disaat banyak teman meremehkan impian dan harapanku kepadanya.

Mereka 7 Bintang plus Fariz RM & Vina Panduwinata dll sedang mengadakan tour show seJawa-Bali. Entahlah ini cerita bisa kebetulan seminggu menjelang Kak Yo berusia 25 tahun, aku mendapat kesempatan melihat Live 7 Bintang di acara Indonesia Harmoni TVRI. pada hari minggu 20 Desember 2014 lalu. 25 tahun sudah cerita itu terulang. Masih Ada ....

surprise !
Sabtu, 27 Desember 2014 sepanjang hari hujan. Rencana kami akan menikmati makan siang diluar rumah. Namun sikon yang berlaku seperti seperempat abad yang lalu, hujan tiada henti. Akhirnya aku memutuskan menyulap bahan makanan yang ada dikulkas menjadi makanan untuk anak-anak mumpung sedang berkumpul. Formasi Yoando lengkap menikmati pisang goreng, cake pisang dan lauk tumisan kacang panjang. Wuuuzzz.... dalam sekejap ludes ! Tiada perayaan ulang tahun, terkesan biasa saja. Malam harinya Kak Yo mengajak kami menonton film Night At The Museum 3 "Secret Of The Tomb" di XXI Botani Square. Keesokan hari kami pun biasa saja, seperti terkesan cuek, saat Kak Yo menanyakan apakah kami jadi makan diluar. Dalam perjalanan, kami debat pendapat untuk menentukan lokasi lunch. Hingga diputuskan menikmati hidangan di RM Aer Mantjoer. Kak Yo terlihat sedih karena kami acuh tak acuh, sampai akhirnya salah seorang pelaya resto mengantarkan sebuah kue tart pelangi ukuran sedang. "Horreee....selamat ulang tahun Kak Yo".  Akhirnya surprise kami berhasil, dan seraut wajahnya ceria. Sumringah dan bahagia. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kebahagiaan kepada kami dan mengizinkan kami berlima bisa berkumpul kembali dengan formasi lengkap. Berlima kita satu, bersatu kita serruuu.....

Kilas balik saat mengantarkan anak-anak menjadi bagian cerita perjalanan hidup sebagai ibu yang melahirkan. Aku menikah dengan Tonny Joostiono 2 April 1988. Atas segala kasih sayangNya dan telah mengarungi bahtera rumah tangga memasuki usia 27 tahun, cerita ini sebagai Kado Ulang Tahun buat Yoando di tahun 2014. Sebagai orang tua, berharap ketiganya menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua, agama dan bangsa. Ada tambahan doa dariku sejak mereka sudah beranjak dewasa, yaitu semoga ketiganya mendapatkan calon pendamping hidup seorang muslimah yang sholeha yang kelak akan melahirkan anak-anak sholeh dan sholeh, Amin YRA. Kelak kalian akan menjadi seorang pemimpin untuk keluarga masing-masing jadilah yang bijaksana dan senantiasa Yoando hidup rukun kompersa.


Terima kasih buat pengunjung blog sudah mampir dan membaca cerita ini.

Salam,
Arie Rachmawati



Yoando Ultah usia 6 - 3 - 2 tahun


Kak Yo ultah 25 tahun