Jumat, 04 Oktober 2013

Grup Band Indonesia : TRANSS



HOTEL SAN  VICENTE

Kilas balik sekitar 32 tahun yang silam . . .

Sekitar tahun 1981. kala itu saya baru menginjak bangku sekolah menengah pertama, saya menemukan album "Transs - Hotel San Vicente", cover kaset dengan gambar seorang wanita terbalut handuk merah. Kata mas Hadhie (baca : Agus Supriadi Hadhie), "Wes arek cilik, ojok melok-melok, iki musik apik tapi njlimet,"  ujarnya sambil merebut kaset itu. Hmmm, saya pikir kalau musik-nya Fariz RM, pasti saya akan diajari. Namun, katanya  yang ini kelasnya beda, agak susah dipelajari, apalagi dibagi . Okay-lah, saya pun manthuk-manthuk  tidak ingin melangkahi lebih jauh mengetahui tentang mereka yang bergabung di TRANSS.

Belakangan saya baru 'ngeh'  kalau salah satu vokalis dari album bertajuk" Hotel San Vicente", itu salah satunya bernama Hafiel Perdana Kesuma yang di album Panggung Perak-nya Fariz RM, beliau pengisi instrumen flute untuk lagu "Di Antara Kata-Kata",  dimana lagu tsb amat saya sukai. Otomatis, saya mendengarkan lagu-lagu dalam album tsb, secara diam-diam. 
Lalu, kala itu saya sudah kesemsem sama lagu urutan ke 4 berjudul Jumpa Asmara. Apakah dikarenakan orangnya cakep, keren? Entahlah,  yang jelas lagu Jumpa Asmara itu berkesan sekali. 
Hingga, puluhan tahun kemudian,  saat tangan saya mulai sedikit mahir membuat klap-klip,  keinginan membuat videoklip (windows movie maker) pilihan jatuh pada lagu itu dimana chemistry- nya sudah berasa 30 tahunan. Hebat yah feeling saya? Hahaha, biasalah belajar sok feel aja. 

Simak lirik lagu "Jumpa Asmara" yang diciptakan 
Oleh :Erwin Gutawa/ Dhandung SS dengan vokal : Hafiel PK. 

semarak cita dalam dekapan  khayalan jiwa
senada nista yang terlanjur jalani
adakah senyum 'tuk citaku di hari esok
dalam benakku menjerat cita langkah harapan
dalam pelukan yang bekal kehidupan
adakah jelang kan citaku di hari esok
kala bilakah kan teratasi
seawal nista yang sirna berganti sesal diri
sadari kini asmara bersemi
senada resah antara nista dan cinta suci
senja diufuk kian merona mendesah
bagi nurani jiwa yang tergugah kini
atas sentuhan dan mesra yang tercekup sudah
kau penuntun jalan nan pasti
kau kasih dambaanku
sadari kini harapan nan pasti
senada desah antara cinta dan cipta suci
kala kini kau tlah teratasi
seawal cinta nan mesra menyapa sanubari

Nah, dari penyimakan lirik lagunya adalah super tidak biasa pada jamannya yang turut meramaikan blantika musik Indonesia. Itu baru satu lirik yang bikin hati gadis belia berseragam biru putih klepek-klepek. Ya, saya sudah terjangkit virusnya mas Hadhie, maklum saya satu-satunya adiknya yang minat belajar musik. Bagi saya,  mas Hadhie adalah guru, mau nggak mau apa saja yang diputar di kamar pribadinya pasti akan membuat saya kepincut. Terlebih dalam album tsb mereka selain piawai bermain musik, mereka dikaruniai wajah-wajah nan rupawan setingkat pangeran di negeri dongeng. Setiap personelnya mempunya daya tarik sendiri, selain nilai jual  vokalis utama yaitu Fariz RM,  pastilah sebagai magnet agar para penggemarnya berbondong untuk membeli album tsb. 

Mereka yang terdiri dari :  Dhandung SSS - Djundi Karjadi - Eddy Harris - Erwin Gutawa - Fariz RM - Hafiel Perdana Kusuma - Uce Hudioro - Wibi AK.  Selain kedelapan cowok kerenitu, ada pengisi suara atau backing vocal bernama Wiwiek Lesmani, belakangan dikenal sebagai Wiwiek Listiawaty (akun FB)


Mereka yang maskulin,dan trendy tergabung  menyuguhkan 11 lagu.  Sepuluh lagu berlirik sedang satu  lagu instrumentalia, berjudul  "Transsession."  Dengar kanlah dengan seksama jika masih memiliki kaset atau minimal gogling di Youtube lagu tsb, rame banget  alat musik dari masing-masing memamerkan keahliannya.  Lagu dibuka dengan intro yang semarak, terdengar suara keyboard, drum dan perkusi saling menonjolkan diri, sementara sayup terdengar jelas suara flute,  lalu disusul petikan gitar dan bass, sementara keyboard menari-nari seperti irama latin berdisco, berulang-ulang dengan silih berganti itu bunyi-bunyian masing-masing alat musik, hingga pada durasi 5:28 berakhir apik !. 

Eddy Harris - Hafiel PK - Fariz RM - Wibi AK
Erwin Gutawa - Uce Hudioro - Djundi Karjadi - Dhandung SSS



Saya awam sekali bila mengomentari musik mereka, karena saya hanya penikmat musik saja. Tetapi yang terlintas dibenak saya adalah, kagum, dan sangat kagum. Pasti tingkat kesulitan rekaman di studio pada masa itu sangatlah berlevel tinggi, bila dibandingkan dengan sekarang.  Setelah 32 tahun kemudian, semua suara alat musik bisa dibantu dengan kecanggihan tehnologi.  Studio pun pasti lebih nyaman dengan fasilitas ini itu.

"Guendeeng tenan rek...!", saya masih berdecak kagum kepada mereka. Bilakah musisi muda kini mampu bermain musik seperti mereka? Pantesan saja mas Hadhie bilang 'musiknya njlimet'. Nggak kebayang bila salah satu dari delapan personel itu melakukan 'sedikit' kesalahan dalam memainkan alat musik, wuuuiikk....pasti yang lain akan menampakkan wajah mrengut atau be-te abiis !. Take musik, take vokal mungkin harus berulang berkali-kali. Dan, yang jelas karena semuanya berangkat dari minat musik setingkat kelas dewa pada masanya, mungkin kesulitan itu tak terlintas sebagai kendala. Bermusik dan asyik aja.

Menurut saya, lagu - lagu mereka terbilang memiliki durasi yang panjang untuk satu lagu rata-rata lebih dari tiga menit adalah sangat tidak lazim. Ada juga satu lagu paling pendek durasinya, berjudul Kemelut Ragu (Fariz RM) vokal Fariz RM, hanya sekitar 2:26. Itu pun saya dengarkan kembali usai  diawali dengan suara "one, two, three, four....", terdengar sangat khas suara falseto-nya Fariz RM. Istilah itu sudah akrab di telinga saya,  ketika mas Hadhie mulai ngoceh soal lagu-lagu yang dinyanyikan oleh idolanya itu. Dan, masih menurut nya, musik mereka berunsur jenis jazz fusion. Untuk masa itu sangat 'baru' di era jayanya musik pop berlirik cengeng. Saya pribadi, belum paham genre musik, yang saya nikmati saat musik mengalun maka naluri seni ini mengikuti iramanya, baru berani bilang asyik.  

Lagu pembuka, Senja dan Kahlua itu sangat familiar di request di radio saat itu. Lagu yang dibuka dengan betotan bass, lalu munculnya suara Hafiel PK disusul oleh Fariz RM baru vokal Dhandung SSS, serasa trio itu benar-benar menghipnotis bak setengguk kahlua. 
Padahal waktu itu saya nggak tahu apa arti kahlua, yang saya tahu lagu itu enak dan akrab karena sebagai lagu pembuka otomatis yang paling sering diputar ulang, sampai pita kaset kusut. 
Senja dan Kahlua menjadi pilihan ketiga saya bikin video klip versi wmm-nya, sebelumnya jatuh pada lagu, Kalangan Dusta. Lagu itu ditulis lirik dan lagunya oleh pasangan Eddy Harris & Jimmy Paais, dengan vokal Hafiel PK. 

Kenapa saya suka lagu Kalangan Dusta bila dibanding lagu San Vicente? Ya, suka aja. Ah, bukan saya suka punya alasan sendiri yaitu di intro lagu itu sangat kaya dengan suara flute, sebagai ciri khasnya Hafiel PK. 
Kenapa suara flute mencuri pendengaran saya? Karena, waktu itu saya ingin sekali bisa memainkan flute selain keyboard. Namun harga flute yang tak terjangkau, selain untuk mendapatkan di kota kecil adalah suatu yang langka, akhirnya saya berlatih seruling (Yamaha). Hahaha, yang penting alat musik tiup, dan meski jaman itu ekonomi terbilang susah minat belajar musik sangat kuat menggoda.

Menurut saya, meski (alm) Jimmy Paais tidak masuk dalam daftar personel TRANSS itu, peran andil beliau pasti banyak. Setahu saya, masih diberi bocoran mas Hadhie bahwa jantung dari lagu-lagunya  Fariz RM, beberapa lirik lagu ditulis oleh beliau yang sangat puitis dan romatis itu. 
Adapun dari delapan pemuda pemusik itu yang telah berpulang meninggalkan sahabat-sabahatnya ada dua yaitu Wibi AK dan Uce Hudioro.

Meski sebagian dari mereka telah wafat, toh karya mereka masih ternikmati hingga kini. Sejarah permusikan pastilah mencatat sebagai pemusik anak negeri yang kreatif, inspiratif dan selangkah lebih maju pada masanya. Saya yakin hanya penggemar  berat Fariz RM dan grupnya, takkan pernah meragukan cara bermusik mereka. Yakin ! Tetapi, berapa banyak mereka yang diluar sana, yang tidak mengetahui siapa dan apa itu TRANSS? 

(OOT) Mungkin mereka mengenal sosok Erwin Gutawa dengan orekestra-nya, Fariz RM dengan Anthology-nya dan kebetulan keduanya tahun 2012 lalu berkolaborasi dalam album Fenomena, dan sempat masuk dalam daftar nominasi AMI Award 2013, Fariz RM (penyanyi solo) mewakili musisi '80-an yang tetap eksis di permusikan Indonesia, bersaing dengan penyanyi masa kini.  Menurut saya itu yang terpikirkan mereka pemusik era kini. Selebihnya pasti mereka tidak mengenal satu per satu personel Transs, yang rata-rata telah berbagai profesi, dan meninggalkan dunia bermusiknya.
Kembali ke TRANSS, saya rasa kitalah para penggemarnya harus rajin membagi pengetahuan baik info dan lagunya, agar perlahan generasi kini mengetahui pada jaman dahulu kala, kurang lebih tiga puluh dua tahun yang lalu mengalun lagu-lagu dari delapan pemuda yang sangat berkelas memainkan musik sesuai kemampuan masing-masing.

Vokal dari  Wiwiek Lesmani bisa terdengar tiga lagu : Tirani, Secitra Cita dan Semarak Cinta. Menurut saya, lebih berasa merdunya suara Wiwiek Lesmani pada lagu Secitra Cita, dengan irama sedikit kalem bila dibanding lagu-lagu lainnya. Mengingatkan pada duetnya di lagu, Sehari dari album Panggung Perak. Namanya saja Semarak Cinta, sudah jelas banget bercerita cinta nan semarak penuh gelora apa asmara. Bahkan disana disebutkan nama Sandra Ameido, yang bikin kaum penggermarnya selalu bertanya, siapa sebenarnya si Sandra Ameido yang fenomenal di album Panggung Perak itu? Bila bertanya langsung kepada ybs (baca : mas Fariz RM) pasti beliau hanya tertawa lebar. Lagu Tirani itu unik, liriknya paling pendek, banyak menonjolkan ketrampilan bermusik mereka, terutama suara bass dan drum-nya. 

Rupanya kala itu lagi musim suara bernada tinggi melengking, bisa didengarkan di lagu Lagu Dambaan, nampak berasa vokal Dhandung SSS pun mengalun manja terutama dibagian reflain, dengan irama slowly setipe lagu Secitra Cita. Masih bervokal Dhandung SSS, di lagu San Vicente itu menduduki urutan ketiga yang paling digemari di KFFRM, Urutan kedua jath pada lagu Jawab Nurani by Fariz RM rada ngebeat-disco, bikin sekujur tubuh ingin melantai di diskotik era'80-an tentunya dimulai dari Senja dan Kahlua. 

Ada pun susunan daftar lagu di album Hotel San Vicente sbb :
1. Senja dan Kahlua (Hafil/Jimmy Paais) * vokal : Hafiel, Dhandung, Fariz RM
2. San Vicente (Erwin/Hafiel/Jimmy Paais) * vokal : Dhandung SSS
3. Jawab Nurani (Djundi/Fariz RM) * vokal : Fariz RM - backing vokal : Transs
4. Jumpa Asmara (Erwin/Dhandung SSS) * vokal : Hafiel PK
5. Kemelut Ragu (Fariz RM) * vokal : Fariz RM
6. LaguDambaan (Dhandung SSS) * vokal : Dhandung SSS
7. Kalangan Dusta (Eddy Harris/Jimmy Paais) * vokal : Hafiel PK
8. Tirani (Dhandung SSS) * vokal : Wiwiek Lesmani, Fariz RM, Dhandung SSS
9. Transsession (Transs)
10. Secitra Cita (Wibi AK/Dhandung SSS) * vokal : Fariz RM, Wiwiek Lesmani
11. Semarak Cinta (Fariz RM/Dhandung SSS) * vokal : Fariz RM/Wiwiek Lesmani




Lalu, 32 tahun kemudian . . .

Kaset Transs milik suami yang akhirnya menjadi milik saya, sudah tidak layak untuk diperdengarkan lagi.  Suaranya terdengar kedalam alat pemutarnya, berat dan kasihan sekali bila dipaksakan. Alhasil, saya tidak pernah lagi bisa memutar lagu-lagu itu. Beruntung melalui banyak teman dumay maupun yang nyata, ada beberapa orang yang peduli kepada saya, salah satunya Chr Nast. Akhirnya, kini saya bisa memutar kembali sebelas lagu milik Transs. Sekali lagi  mujur, setelah masa kini, dengan sedikit kemampuan menulis dan membuat video klip,  saya berbagi cerita, berbagi tayangan gambar berdasarkan cara saya memvisualkan dari isi lagu. Semuanya otodidak, memanfaatkan tehnologi dengan cara rajin ngulik sana-sini, lahirlah tulisan ini dan tiga klip versi (rie)



Terima kasih atas jalinan maya ala facebook, kepada kakak-kakak dalam album Hotel San Vicente itu  antara lain : bang Eddy Harris, mas Djundi Karjadi, mas Erwin Gutawa, mas Hafiel PK, mas Dhandung, (alm) mas Uce, mas Fariz RM (nggak punya akun FB), dan mbak Wiwiek Listiawaty, juga kepada mbak Nuke mewakili (alm) mas Wibi AK. Betapa bahagianya, gadis belia berseragam putih biru itu akhirnya bisa mengenal personel TRANSS. Barakallahu atas nikmat pertemanan ini.

Besar harapan saya mewakili fans berat Fariz RM dan Transs, ingin sekali bereuni, Insya Allah Komunitas Fantastic Fariz RM menginginkan hal yang sama. Bukan sekedar harapan maya tatap muka, melainkan ingin melihat TRANSS  (mungkin) bisa menghidupkan  kembali sebelas tembang di album
 "HOTEL SAN VICENTE"

Salam, 
Arie Rachmawati
Koordinator Fans Fariz RM - KFFRM





1 komentar:

Pat mengatakan...

Halo mbak Rie, salam dari Pat yang juga bobotoh bang Fariz RM dari Bandung! Nyuwun sewu minta izin mengunduh foto lirik lagu-lagu album Transs ya, soalnya cukup sulit untuk mencoba menulis liriknya sambil mendengarkan bang Hafil Perkus dan bang Dadung SSS menyanyi, kalo bang Fariz sih gak sulit, he he he. Hatur nuhun pisan.