Saya dan Benang Rajut
Oleh Arie Rachmawati
Merajut adalah hobi terbaru dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, terhitung sejak 5 November 2013 lalu saya merampungkan satu rajutan tas selempang dalam hitungan 24 jam.
tas selempang karya perdana |
Merajut masa kini banyak model/gaya, beragam tutorial di Youtube, semarak pola di Google dsb, semakin banyak gugling semakin banyak yang didapat free, otomatis keinginan merajut semakin menggebu. Alhamdulillah perjalanan waktu hampir setahun ini ternyata membuahkan banyak rajutan, meski (mungkin) hasilnya belum termasuk bagus, sebagus tangan trampil para perajut lainnya, setidaknya aku berusaha untuk bisa.
Otodidak |
Hampir semua kegiatanku berbau seni berangkat dari otodidak. Belajar tidak mengenal bangku sekolah dan waktu. Belajar memerlukan keseriusan dalam pelajaran apapun itu. Seperti halnya membuat videoclip versi window movie maker, merajut pun dimulai dengan hasil yang ala kadarnya. Hasil rajutan sesuai kemampuan antara kontak pikiran, hati dan tangan. Seringkali sudah seperempat perjalanan merasa kurang sreg kemudian digerai lagi dari awal. Beberapa kali hal itu terjadi alias bongkar pasang hingga mencapai hasil yang sesuai keinginan hati.
Jurus Kardi.
Grany Square |
Chevron |
Untuk mengingat jalan jurus kardi, saya segera mengerjakan syal baru dengan jurus yang sama hanya beda benang dan teknik penyambungan dua benang (bahkan lebih) yang berbeda untuk hasil yang berbeda pula. Salah satu syal tsb diatas sudah berada di negeri Paman Sam. Bicara soal jurus kardi pun sempat membuat kepalaku pusing tujuh keliling, karena keasyikan merajut bentuk bulat yang nantinya akan dibuat bed cover. Ternyata untuk arah kesana harus dimulai dengan pola yang disebut Grany Square, sedang hasil rajutan sudah banyak berbentuk bulat dan akan dijadikan kotak (square) terhitung agak ruwet. Hal ini sempat membuat Ch. Nugrohorini turun tangan, semenjak lepas SMF kami belum pernah bertemu lagi namun urusan rajutan serasa saya bertemu dengannya setiap saat dalam grup Crochet yang isinya hanya kami berdua. Saya sempat down, dan malas mengerjakannya namun ingat bahwa rasa malas harus segera diusir dan semangat kembali membara alhasil jadilah Grany Square pertama kali. Belajar dan belajar, masih setia mengikuti tutorial di Youtube, akhirnya bisa membuat rajutan versi Chevron.
Teman Sehati.
Belajar breien di Craft & Co Bandung |
Teman sehati sesama hobi merajut hanya segelintir saja. Berbagi ilmu, jarak jauh melalui postingan facebook atau BBM, What'sApp adalah sarana penunjang semangat tiada akhir. Sebut saja jeng Adwi Hitachi, tètèh Sofianty Cahyani & Dian Suratri (sesama fans Fariz RM dari KFFRM), Ch.Nugrohorini (teman semasa SMF Madiun '87), Melani Wijaya (teman semasa SMPN 1 Jember '84), mbak Laksmi Mayang (kakak sahabatku Niken Sn) dan Ika Ambarwati (adik iparku di Solo), mereka adalah teman berbagi cerita urusan merajut. Sharing ilmu jarak jauh ala sosmed. Selain mereka ada pula beberapa teman bercakap jarak jauh yang berminat soal rajutan sebut saja Paulie Sanjaya (Seattle), Ari Purwandari (Bekasi), Bert Wiersema (Belanda), Shelly (Gresik) dan mbak Uthe (Yogyakarta).
Ada juga sekumpulan perajut tetapi mereka berada di Jakarta di suatu tempat, aku ingin bergabung dengan mereka namun ada kendala jarak dan waktu yang belum pas. Suatu saat saya bisa memenuhi ajakan mbak Harjuni penggerak sesama perajut. Beberapa waktu lalu, seorang kenalan di facebook menyarankan untuk menyukai sebuah halaman (khusus perajut) lalu aku menemukan tempat rajutan tsb bernama Lady Corner di Bogor, sayangnya pas kunjungan kesana sedang tutup hingga saat ini saya belum lagi melihat suasana tempat rajutan tsb.
Hijab Galon Pinky berenda 3 (gaya 2) |
Spotlight Singapore Plaza
bagai di negeri benang |
Alhamdulillah, ketika itu Senin 21 September 2014 lalu, disana banyak nian benang rajut dengan beragam diskon. Jauh hari aku mencari info tentang toko Spotlight melalui Google, dan begitu tiba di Singapore Plaza segera menyapu bersih deretan rak-rak yang menjulang tinggi berfungsi sebagai sekat ruang. Segala jenis bentuk ketrampilan (prakarya) tersedia disana, sampai urusan kain jahit menjahit pun ada lengkap dengan persediaan kain. Tujuan utama adalah 'benang rajut'. Wow ! Gulungan benang rajut dari yang termurah dengan harga 3$S (kurang lebih 30 ribu) hingga harga termahal, aku nggak berani melihat angka dolar Singapore yang tertera di labelnya. Sementara harga benang rajut import di Indonesia tepatnya di gerai berkelas bisa mencapai sekitar 3-5 kalinya harga disana. Berbagai jenis benang dari warna tunggal, warna sembur membuatku klepar-klepar. Pilih dipilih jadinya malah bingung, waktu yang singkat hanya diberi paling lama 30 menit, membuatku segera bertindak menentukan pilihan. Setelah itu aku dan keluarga melanjutkan lagi perjalan ke arena sirkuit F1 yang terletak di sekitar Marina Bay.(Baca : Menikmati Waktu (2) F1 Grand Prix di Singapore 2014) http://rachmarie-riritemaram.blogspot.com/2014/09/menikmati-waktu-2.html
Menemukan benang rajut dan pola rajutan itu bagai perompak bajak laut menemukan harta karun, serasa mata berbinar - binar memancarkan cahaya terpendar warna pelangi. Saat bertukar cerita dengan Ch. Nugrohorini ternyata mempunyai banyak kesamaan dengan saya, sama - sama bahagia tak terlukis kata saat bertemu benang-benang itu. Ngobrol-ngobrol soal benang ternyata di Solo harga benang rajut katun terbilang sangat murah, seperti bulan Juni 2014 lalu aku ke Solo, memborong benang yang nilainya separuh harga di Bogor. Ngomong soal benang lagi, kadang ada murah atau mahal bila berhasrat tak terbendung toh akhirnya benang incaran pun terbungkus juga. Satu per satu benang pun memenuhi raknya, dari sedikit menjadi banyak. Keinginan membeli benang rajut memotivasi untuk membuat rajutan bentuk lainnya dengan warna yang memang terbatas. Saat ini yang sudah tersedia hijab (tutup) galon, tatakan mug, peci sholat, bed cover (dalam proses). Di dalam tas selalu ada satu, dua rajutan yang belum selesai penggarapannya. Proses kreativitas yang belum usai, selalu berlanjut dan berlanjut lagi.
Alat Merajut dan Membaca Pola.
Alat merajut |
Breien |
Terima kasih buat temans yang sudah membaca tulisan ini, juga yang suka nge-like postingan rajutan di wall facebook, juga temans yang suka mampir berceloteh, semua itu sebagai semangat diri sebagai perajut pemula. Buat yang berminat, jangan mudah putus asa, meski nanti tanganmu akan merasa tebal dan pegal-pegal kedua lenganmu anggap itu sebagai pemanasan tubuh. Merajut itu melatih ketelitian, kesabaran dan setiap hasil dari para perajut selalu beragam meski model dan pola yang sama, yakinlah bahwa itu hasil karya seni kita yang termanis dalam hidupmu. Buatlah harimu dengan satu karya rajutan tercantik. Selamat belajar dan teruuuusss s e m a n g a t. Terima kasih.
Salam,
Arie Rachmawati
GALERI CROCHET
by Arie Rachmawati
Scraf mlungker-mlungker jurus kardi |
Peci sholat untuk suami |
4 Syal Jaring-jaring |
Pemanis dasbord & Topi mungil Beruang |
Tatakan Mug |
Tatakan Mug |
Tatakan Mug |
Bunga pertama |
Scraf pertama versi jaring-jaring |
Scraf & Peci satu stel |
Buku Crochet Koleksi Pribadi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar