Kamis, 25 September 2014

Menikmati Waktu (3)


Saya dan Benang Rajut
Oleh Arie Rachmawati

crochet by arie rachmawati


Merajut adalah hobi terbaru dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, terhitung sejak 5 November 2013 lalu saya merampungkan satu rajutan tas selempang dalam hitungan 24 jam.
tas selempang karya perdana
Hebat yang memaksa. Itu adalah efek dari semangat yang dahsyat supaya bisa merajut setelah melihat postingan gambar di akun +Pinterest. http://www.pinterest.com/riearierie/my-project/  Berawal dari sini http://www.pinterest.com/riearierie/beautiful-crochet-3/http://www.pinterest.com/riearierie/beautiful-crochet-3/ yaitu menyusun gambar chrochet (karya orang lain) sehingga terpancing keinginan untuk bisa merajut, walau modal nekat. Seingatku dulu sewaktu sekolah dasar, pernah mengerjakan satu kali ketrampilan tangan untuk anak perempuan yaitu membuat syal dan setelah itu tidak pernah lagi, karena saya lebih tertarik menyulam taplak meja.


Merajut masa kini banyak model/gaya, beragam tutorial di Youtube, semarak pola di Google dsb, semakin banyak gugling semakin banyak yang didapat free, otomatis keinginan merajut semakin menggebu. Alhamdulillah perjalanan waktu hampir setahun ini ternyata membuahkan banyak rajutan, meski (mungkin) hasilnya belum termasuk bagus, sebagus tangan trampil para perajut lainnya, setidaknya aku berusaha untuk bisa.

Otodidak
Otodidak
Hampir semua kegiatanku berbau seni berangkat dari otodidak. Belajar tidak mengenal bangku sekolah dan waktu. Belajar memerlukan keseriusan dalam pelajaran apapun itu. Seperti halnya membuat videoclip versi window movie maker, merajut pun dimulai dengan hasil yang ala kadarnya. Hasil rajutan sesuai kemampuan antara kontak pikiran, hati dan tangan. Seringkali sudah seperempat perjalanan merasa kurang sreg kemudian digerai lagi dari awal. Beberapa kali hal itu terjadi alias bongkar pasang hingga mencapai hasil yang sesuai keinginan hati. 

Jurus Kardi. 


Grany Square
Chevron
Entah kenapa saya lebih menyukai rajutan syal (scraf) sehingga tanpa disadari saya menciptakan jurus kardi. Istilah kardi ini diambil dari obrolan sehari-hari dalam keluarga besar Jember. Kardi singkatan karapa dhibik (bahasa Madura) atau kerepe dhewe (bahasa   Jawa) artinya semau gue, suka - suka saya. Otomatis karena kemauan sendiri jadilah pekerjaan itu cepat dan rampung. Terciptanya jurus kardi itu karena tayangan di tutorial Youtube namun saya kurang memperhatikan karena perhatian terbelah antara ke layar PC dan kosentrasi tanganku sendiri. Nyasar-nyasar akhirnya menemukan jurus sendiri untuk hasil rajutan syal atau scraf jaring - jaring. 

 
Untuk mengingat jalan jurus kardi, saya segera mengerjakan syal baru dengan jurus yang sama hanya beda benang dan teknik penyambungan dua benang (bahkan lebih) yang berbeda untuk hasil yang berbeda pula. Salah satu syal tsb diatas sudah berada di negeri Paman Sam. Bicara soal jurus kardi pun sempat membuat kepalaku pusing tujuh keliling, karena keasyikan merajut bentuk bulat yang nantinya akan dibuat bed cover. Ternyata untuk arah kesana harus dimulai dengan pola yang disebut Grany Square, sedang hasil rajutan sudah banyak berbentuk bulat dan akan dijadikan kotak (square) terhitung agak ruwet. Hal ini sempat membuat Ch. Nugrohorini turun tangan, semenjak lepas SMF kami belum pernah bertemu lagi namun urusan rajutan serasa saya bertemu dengannya setiap saat dalam grup Crochet yang isinya hanya kami berdua. Saya sempat down, dan malas mengerjakannya namun ingat bahwa rasa malas harus segera diusir dan semangat kembali membara alhasil jadilah Grany Square pertama kali. Belajar dan belajar, masih setia mengikuti tutorial di Youtube, akhirnya bisa membuat rajutan versi Chevron.

 
Teman Sehati.

Belajar breien di Craft & Co Bandung
Merajut biasanya lebih identik dengan kegiatan nenek - nenek. Bahkan beberapa temanku bilang saya sudah mempersiapkan menjadi nenek. Menurutku itu pendapat yang tidak kreatif, karena setiap nenek belum tentu bisa merajut. Apakah kita harus menjadi nenek dahulu trus meraih haken untuk merajut?. Giringan waktu akan menjadikan kita sebagai nenek atau kakek sesuai kodrat alam. Menurut pendapat pribadi bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Kini merajut menjadi pilihan, selain membuat video, menulis cerpen dan melepas kegiatan mendongeng yang dijalani hanya setahun.

Teman sehati sesama hobi merajut hanya segelintir saja. Berbagi ilmu, jarak jauh melalui postingan facebook atau BBM, What'sApp adalah sarana penunjang semangat tiada akhir. Sebut saja jeng Adwi Hitachi, tètèh Sofianty Cahyani & Dian Suratri (sesama fans Fariz RM dari KFFRM), Ch.Nugrohorini (teman semasa SMF Madiun '87), Melani Wijaya (teman semasa SMPN 1 Jember '84), mbak Laksmi Mayang (kakak sahabatku Niken Sn) dan Ika Ambarwati (adik iparku di Solo), mereka adalah teman berbagi cerita urusan merajut. Sharing ilmu jarak jauh ala sosmed. Selain mereka ada pula beberapa teman bercakap jarak jauh yang berminat soal rajutan sebut saja Paulie Sanjaya (Seattle), Ari Purwandari (Bekasi), Bert Wiersema (Belanda), Shelly (Gresik) dan mbak Uthe (Yogyakarta).

Ada juga sekumpulan perajut tetapi mereka berada di Jakarta di suatu tempat, aku ingin bergabung dengan mereka namun ada kendala jarak dan waktu yang belum pas. Suatu saat saya bisa memenuhi ajakan mbak Harjuni penggerak sesama perajut. Beberapa waktu lalu, seorang kenalan di facebook menyarankan untuk menyukai sebuah halaman (khusus perajut) lalu aku menemukan tempat rajutan tsb bernama Lady Corner di Bogor, sayangnya pas kunjungan kesana sedang tutup hingga saat ini saya belum lagi melihat suasana tempat rajutan tsb. 

Hijab Galon Pinky berenda 3 (gaya 2)
Soal hasil rajutan, beberapa teman dekat sudah menaksir hasil rajutan ini, bahkan memesan. Namun, sementara belum bisa memenuhi keinginan mereka apalagi hendak dijual untuk umum karena belum menemukan label nama yang pas untuk rajutan ini. Insya Allah kedepannya semoga kegiatan ini selain bermanfaat untuk diri sendiri, nantinya bisa juga mengisi tabungan  dengan pundi-pundi rupiah. Amin YRA. Sementara cukup dinikmati dan terus berkarya.


Spotlight Singapore Plaza

bagai di negeri benang
Jut merajut, tiada hari tanpa merajut. Senantiasa bersemangat walau terkadang kondisi tubuh tidak bersahabat atau dalam perjalanan keluar kota. Saat melangkahkan kaki ke negeri singa putih Singapore, keinginan yang terpendam adalah membeli benang rajut import sudah kesampaian. 

Alhamdulillah, ketika itu Senin 21 September 2014 lalu, disana banyak nian benang rajut dengan beragam diskon. Jauh hari aku mencari info tentang toko Spotlight melalui Google, dan begitu tiba di Singapore Plaza segera menyapu bersih deretan rak-rak yang menjulang tinggi berfungsi sebagai sekat ruang. Segala jenis bentuk ketrampilan (prakarya) tersedia disana, sampai urusan kain jahit menjahit pun ada lengkap dengan persediaan kain. Tujuan utama adalah 'benang rajut'. Wow ! Gulungan benang rajut dari yang termurah dengan harga 3$S (kurang lebih 30 ribu) hingga harga termahal, aku nggak berani melihat angka dolar Singapore yang tertera di labelnya. Sementara harga benang rajut import di Indonesia tepatnya di gerai berkelas bisa mencapai sekitar 3-5 kalinya harga disana. Berbagai jenis benang dari warna tunggal, warna sembur membuatku klepar-klepar. Pilih dipilih jadinya malah bingung, waktu yang singkat hanya diberi paling lama 30 menit, membuatku segera bertindak menentukan pilihan. Setelah itu aku dan keluarga melanjutkan lagi perjalan ke arena sirkuit F1 yang terletak di sekitar Marina Bay.(Baca : Menikmati Waktu (2) F1 Grand Prix di Singapore 2014) http://rachmarie-riritemaram.blogspot.com/2014/09/menikmati-waktu-2.html


Menemukan benang rajut dan pola rajutan itu bagai perompak bajak laut menemukan harta karun, serasa mata berbinar - binar memancarkan cahaya terpendar warna pelangi. Saat bertukar cerita dengan Ch. Nugrohorini ternyata mempunyai banyak kesamaan dengan saya, sama - sama bahagia tak terlukis kata saat bertemu benang-benang itu. Ngobrol-ngobrol soal benang ternyata di Solo harga benang rajut katun terbilang sangat murah, seperti bulan Juni 2014 lalu aku ke Solo, memborong benang yang nilainya separuh harga di Bogor. Ngomong soal benang lagi, kadang ada murah atau mahal bila berhasrat tak terbendung toh akhirnya benang incaran pun terbungkus juga. Satu per satu benang pun memenuhi raknya, dari sedikit menjadi banyak. Keinginan membeli benang rajut memotivasi untuk membuat rajutan bentuk lainnya dengan warna yang memang terbatas. Saat ini yang sudah tersedia hijab (tutup) galon, tatakan mug, peci sholat, bed cover (dalam proses). Di dalam tas selalu ada satu, dua rajutan yang belum selesai penggarapannya. Proses kreativitas yang belum usai, selalu berlanjut dan berlanjut lagi.

Alat Merajut dan Membaca Pola.

Alat merajut
Setiap perajut nggak lepas dari itu begitu pula dengan saya. Minat untuk merajut, membawaku belajar mengenal alat, benangnya juga membaca pola. Alat merajut yang saya punyai ada dua yaitu haken dan breien. Sementara memahirkan tangan dengan haken yang biasa lalu melatih beberapa kali menggunakan breien. Ternyata haken pun ada nomornya, setiap nomor ada kegunaan masing-masing. Untuk membuat syal (scraf jaring-jaring) saya menggunakan haken nomor 7 merk Tulip, dan saat membuat hijab (tutup) galon menggunakan haken nomor 4 merk Tulip. Selain haken merk Tulip ada juga merk Rose, yang kedua ini harganya lebih terjangkau dan cukup untuk pemula. Haken banyak digunakan perajut pada umumnya, namun breien biasanya digunakan perajut Eropa yang sering kita lihat di adegan film-film Hollywood. Belajar untuk bisa menggunakan breien menurut saya harus mahir menggunakan haken dulu, karena tingkat kesulitannya tinggi. Awal belajar breien, sekitar bulan Maret 2014 lalu ditemani sohib Ari Purwandari di sebuah toko benang D'Craft di skywalk Pondok Indah Mall, dengan membeli benang dan alatnya maka mendapatkan free belajar menggunakan breien. Untuk memudahkan maka saya sengaja merekam video tutorialnya dari pegawai tokonya, namun baru akhir-akhir ini saya bisa menggunakan alat itu dan hasilnya masih dalam proses. Hal itu pun berlaku sama saat saya membeli benang di Bandung (pencarian lokasi masih memakai Google), untuk mendapatkan free dengan berbelanja di toko tsb dengan nilai tertentu. Menyenangkan sekali saat saya mendapatkan kesempatan free tsb berturut-turut sebagai latihan merajut baik memakai haken maupun breien.

Breien
Kini yang menjadi kendala adalah membaca pola, meski ada pola dalam buku rajutan yang saya beli, namun kegagalan pun sering terjadi, sehingga kembali ke jurus kardi adalah andalan utama. Plus minus dari jurus kardi adalah plusnya tidak ribet dengan menengok buku panduan, minusnya saya sering lupa jalannya, maklumnya namanya pemula dengan sejuta impian. Alon - alon asal kelakon mungkin itu jurus jitu sebagai semangat diri yang menghibur. Alhamdulillah dengan merajut menjauhkan dari stres, lebih sabar dan membuat saya lebih tekun menyimak siaran radio daripada melihat tayangan televisi. Berbagai stasiun radio yang banyak memutar lagu-lagu terkini & nostalgia dan pada jam-jam tertentu pun tak luput menyimak tausiah dari radio islami di Bogor maupun radio² lainnya, dengan merajut bisa bersholawat, berdzikir semoga atas izin-Nya dibarengi semangat '45 Insya Allah impian demi impian menjelma nyata. Bila ada kemauan disanalah ada jalan.  


Terima kasih buat temans yang sudah membaca tulisan ini, juga yang suka nge-like postingan rajutan di wall facebook, juga temans yang suka mampir berceloteh, semua itu sebagai semangat diri sebagai perajut pemula. Buat yang berminat, jangan mudah putus asa, meski nanti tanganmu akan merasa tebal dan pegal-pegal kedua lenganmu anggap itu sebagai pemanasan tubuh. Merajut itu melatih ketelitian, kesabaran dan setiap hasil dari para perajut selalu beragam meski model dan pola yang sama, yakinlah bahwa itu hasil karya seni kita yang termanis dalam hidupmu. Buatlah harimu dengan satu karya rajutan tercantik. Selamat belajar dan teruuuusss s e m a n g a t. Terima kasih.



Salam, 
Arie Rachmawati

GALERI  CROCHET 
by Arie Rachmawati
Scraf mlungker-mlungker jurus kardi


Peci sholat untuk suami
4 Syal Jaring-jaring
Pemanis dasbord & Topi mungil Beruang
Tatakan Mug

Tatakan Mug
Tatakan Mug

Bunga pertama

Scraf pertama versi jaring-jaring
Scraf & Peci satu stel
Buku Crochet Koleksi Pribadi


Tidak ada komentar: