Minggu, 06 Desember 2015

Novel by Ersta Andantino

W U N I 

Sebuah Legenda Tanah Jawa



WUNI membaca namanya saya pikir itu nama seseorang, ternyata bukan. Penulis buku ini adalah sohib, juga tetangga dan ia pernah menjadi editor kumpulan cerpen saya. Saya mengikuti perkembangan lahirnya novel tsb melalui postingan status - status di Facebook-nya. Setahu saya judul novel tsb bukan itu, agak seram bikin merinding bulu kuduk. Saya pun membatin bila benar novel itu lahir saya cukup membeli tapi enggan untuk membacanya. 

WUNI novel setebal 3 cm, panjang 20 cm, berhalaman 332 dengan penerbit Javanica, semalam baru saja saya merampungkan. Sejak novel itu berpindah tangan dari penulisnya kepada saya, tepatnya kamis, 12 November 2015 lalu saya hanya membolak - balikkan halaman buku tsb. Biasanya setiap akan membeli sebuah buku, saya selalu membaca sinopsis atau deskripsi yang biasa tertera dibelakang sampul buku. Kali ini nggak sama sekali, namun saya mengakui sampul novelnya lebih bagus daripada yang dipromosikan sebelumnya lewat status FB-nya.

WUNI novel yang bercerita tentang sesuatu yang agak mistik karena harta warisan serta dibumbui percintaan dan persilatan serasa membawa imajinasi ke jaman sandiwara radio berseri, seperti Saur Sepuh dsb. Saya mengingkari kata hati ternyata novel ini justru menggiring pikiran ingin segera menuntaskan. Saya kurang menyukai yang berbau mistik (legenda - legenda kuno) baik bacaan atau tayangan televisi tapi saya menyukai film horor dari channel TV Thrill atau tayangan film berbau detektif ala Law & Order Crimina Intens, Motive dan Cold Case di Universal TV.

WUNI dihalaman kedua tertulis sepatah kata dari penulisnya untuk saya, bahwa salah satu obrolan kami telah menginspirasi novel ini bukan berarti saya tergoda untuk menghujani pujian untuknya. Saya ingin mengetahui dimana letak inspirasi tsb dalam cerita ini. WUNI mungkin novel ini satu - satunya ketika membaca, saya bisa berinteraksi dengan penulisnya melalui obrolan What'sApp (WA). Saya ya tetap saya dengan segala kekurangan sering bertanya kepadanya (mungkin) membuatnya ingin sedikit memberi bocoran cerita, tapi saya menolak dan nantinya ingin menemukan jawaban sendiri. Tak sekaligus saya merampungkan bacan itu ada jeda menunda karena mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi tidak mengaburkan sosok demi sosok dalam cerita itu. Semuanya terekam baik dalam memori otak.

WUNI bisa direkomendasikan buat orang (pembaca) yang penakut sekalipun/ Artinya saat membaca dekripsi buku berbau horor biasanya pembaca akan membatalkan untuk membeli, tapi WUNI ini serrrruu abiiizz, satu persatu halaman membawa kita larut. Terlintas saat membaca ini cerita sungguhan atau hanya sekedar fiksi semata. Cerita percintaan mungkin bisa diperjelas lagi agar lebih romantik, bukan sekedar penyedap cerita, mengingat karya penulisnya beberapa kali masuk dalam cerpen majalah femina. Namun kesingkatan percintaan inilah menjadi benang merah cerita ini. WUNI memang memfokuskan cerita dalam menyibak tabir misteri pesugihan yang jaman dulu banyak dilakoni beberapa orang untuk mencari kekayaan dengan jalan tak lazim alias perjanjen (perjanjian) dengan makhluk gaib. Belajar dari WUNI saya mendapat tambahan ilmu baru tentang penulisan bahasa Jawa yang banyak diselipan dalam obrolan di cerita. Sosok Jaka sebagai generasi kini berbekal ilmu pengetahuan dan ilmu tauhid dihadirkan sebagai pahlawan keluarga yang ingin membersihkan warisan leluhur keluarga besarnya. WUNI, tak salah saya memesan dua buku tsb untuk dua orang  (Ki Suki dan Totok Ardianto) yang feeling saya mereka akan menyukai cerita berjenis ini. Saat menulis ini saya belum sempat mengirimkan dua buku tsb. Insya Allah esok saya kirimkan dan berbagi cerita lewat diskusi sesudahnya membaca. 

"Congratulation Cak Tinosampeyan hebat iso menghayutkan pembaca terbawa arus legenda tanah Jawa itu serasa menjelma nyata di masa kini". WUNI kini bisa didapatkan di gerai Gramedia Botani Square Bogor atau semua gerai toko buku tsb yang terbentang seantero Nusantara. WUNI selamat berkelana, sukses selalu. Terima kasih.

salam :
Arie Rachmawati


INSERT 


WUNI penulisnya bernama Ersta Andantino, tapi saya memanggilnya Cak Tino karena ia orang Jawa Timur yang tinggal di Bogor. Perkenalan dengannya tergolong unik. Ia sahabatnya mbak Ilenk Rembulan, waktu itu sekitar Maret 2010 saya dan mbak Ilenk nebeng mobilnya untuk menghadiri launching buku penulis senior yang juga guru saya di kelas cerpen, Kurnia Effendi. Saya duduk di bangku belakang dan obrolan mengalir, ternyata ia penulis cerpen di femina, dan beberapa cerpennya menjadi klipingan saya. Malah salah satu cerpennya yang berjudul Menikahlah Denganku menjadi cover jilid klingan. Artinya chemistry antara pembaca dan penulis sudah terjalin karena cerita pendek dan waktulah mempertemukan kami.

Meskipun letak rumah kami satu wilayah berdekatan bukan berarti kami sering bertemu. Kesibukan masing - masing yang membuat kami harus mengkondisikan waktu dan tempat bila ada perjumpaan, biasanya kami memilih sebuah warung makanan yang tak jauh dari rumah saya. Tetap berkomunikasi lewat berbagai media adalah pilihan yang tepat. Bila saya lama nggak nongol di laman fesbuk, ia pun menyapa menanyakan kabar. Entah memang ia mempunyai indra keenam atau hanya kebetulan saja, tebakannya selalu benar. Suatu hari kami asyik mengobrol hingga membahas keberadaan makhluk gaib. Ketertarikan tentang itu melatarbelakangi cerita ini. Sisi lain sebagai penulis beberapa genre, mencobanya untuk meramukan cerita drama percintaan, persilatan dan horor menjadi satu dalam WUNI ini. Sebagai penulis dengan jam terbang tinggi (bila dibanding saya) dan ia dianugerahi multi talenta (fotografer, pelukis, penyair, sketer) kini pengalaman kisah nyata-nya siap tersaji dalam novel akan memerindingkan bulu kuduk Anda.


                                                                                *****

Tidak ada komentar: