My Journey Two Weeks (2)
Episode "Tertular Virus"
Sosoknya sedikit misterius, kerena sengaja menjauhi pergaulan.
Apalagi membuat akun facebook dan sosial media lainnya.Tapi sebenarnya
laki-laki berkaca minus itu nggak sependiam pendapat teman sekolah
semasa SMA-nya.Nanang Keceng aku menyebutnya atau Nanang Tumin,
teman-teman di kelas Biologi 2 SMAN1 Jember 1984-1987 memanggilnya,
sebenarnya sangat periang, banyak cerita dan selalu bergerak dinamis.
Untuk sebutan terakhir hanya kiasan saja, karena menurutku ia nggak
pernah bisa diam bila berada didekatku. Muter-muter, lalu duduk
kemudian berdiri, menyalakan sebatang rokok sebelum habis sudah
dimatikan, nanti dinyalakan lagi lalu diisapnya.
Sekarang hidupnya lebih untuk tabungan akhirat, bukan seperti
anggapan beberapa teman semasa sekolah kemisteriusan-nya dalam dunia
hitam. Sekali lagi ia yang tersimpan di memoriku semasa sekolah
menengah pertama sangat berbeda dengan pendapat teman kebanyakan. Yang
jelas lagi ia berjiwa seni, ia bisa bermain beberapa alat musik, bisa
melukis (sstt katanya belajar sama teman sekelasnya masa SMP, Achmad
Basuki), bisa karikatur dan yang terakhir piawai bikin puisi. Yuk simak
beberapa puisi dan hasil coretan tangan-nya yang diberikan untukku saat
kami berjumpa di Jember, beberapa waktu lalu.
Aku dan Layang-layang
by Agus Rachmad Hadi
Di ranting kering tersangkut layang-layang
benangnya berurai melilit dahan
terik mentari membuat tanahnya gersang
cinta dunia membuat cemburunya Tuhan
di halaunya rasa itu membuatku tenang
hanya tersisa rinduku pada pencipta bintang
bagai layang –layang yang putus dari benang
kemanapun angin menerpa disitu aku senang
tak kusangka ada tangan lembut meraih benang
yang dulu gadis ayu berbaju putih biru,± 23 th lamanya berselang
sambil meloncat kegirangan mengapai layang-layang
oh mungkin hendak ia mainkan
aku tatap ia dari kejahuan
disela-sela rel gerbang kereta
dibawanya layang-layang itu dalam pelukan
entah apa yang membuatnya sangat ceria
saat itu juga seolah Tuhan berbisik
janganlah kau jadi layang-layang
namun jadilah pembuat layang-layang
agar dapat membahagiakan semua orang
Tuhan
aku tau dikotanya sering turun hujan
maka izinkanlah kubawakan esok nanti
layang-layang berbalut plastic
dengan warna ungu, berajut merah hati
nanang keceng
16 Ock 2012
”…♪♫♫♪ ♪…”
by Agus Rachmad Hadi
entah kenapa……..
nama itu menari dipikiranku
buat prasaan sedikit terganggu
karna namamu pernah ada di saku bajuku
entah kenapa…….
saat jumpa pertama
bunga itu tak seindah warnanya
kutabur senyum disrambi rumah
sekedar pelepas rindu semata
entah kenapa…..
gelora hasrat mengusik jiwa
ungkapkan dengan bahasa cinta
rasanya hati ingin bicara
tapi slalu tak perdaya
entah kenapa……
kisah lama sering kau buka
saat kita berjalan berdua
membelah angin menerpa
membawa kenangan indah
entah kenapa……..
dinding hatiku seakan runtuh
kala ku tahu kau tlah jauh
untung saja senyummu masih kusimpan
dalam dekapan kedua tangan
entah kenapa………..
ingin kubuat sebait lagu
sebagai tanda kasih sayang ku:
“heningnya malam kian mencekam
duka hati semakin mendalam
kala ku dengar melodiku tenggelam
dibalik kisi bayang-banyang
wajahmu hadir terangi seluruh ruang
membawa sejuknya hati yang gersang”
nanang keceng
21 oct 2012
Ternyata lima puisi nggak cukup dibuatnya (untuk gadis dari kelas
sebelah semasa SMP-nya( yang dishare 3), akibat tertular virus dariku
(katanya)
Ia menitipkan satu puisi (tanpa judul)
buat gadis manis nan lugu di kelas semasa SMA-nya. Ternyata dunia itu
selebar daun jeruk purut, kata seorang sahabat berbisik padaku. Mungkin
banyak teman heran, kenapa aku akrab dengan gadis dalam puisinya itu.
Itulah takdir, meski aku dengannya tidak satu sekolahan bahkan hanya
menjadi teman satu bimbingan belajar menjelang ujian masuk ke SMA
jadul, aku kini akrab dengannya karena kami banyak persamaan dalam
menjalani kehidupan setelah masing-masing berkeluarga. Puisi tanpa
judul akhirnya lahir dari kesenggangan waktunya si seniman jangkung itu.
dari aku kutitipkan kepada arie rachmawati,
untuk nsn
jika ku dengar nyanyian merdu
kicau burung mendayu
semilir angin kutitip kan rindu
biar sampai di depan pintu hatimu
kertas ini ku persembahkan pada mu
gadis manis berwajah lugu
teman sma, satu kelas ku
kubawakan dari ujung mimpiku
kenangan lama kuserahkan lagi pada mu
agar tersingkap layar abu-abu inginku
kau bagai laut membiru
gelombang riuh dalam khayalku
terombang-ambing ditepi asa
untuk menyatakan rasa
tiga tahun tak cukup bagiku
untuk melukiskan wajahmu
tiap kali ku mulai
slalu ada yang mengganggu
hingga tiba waktu itu
saat kau tuliskan namamu
sbagai tanda pisah di dadaku
hingga kini kusimpan di album fotoku
namamu kukenang
bersama camar bernyanyi riang
lewati pantai menuju sarang
hatiku damai jika kau senang
anang tumin
26 oct 2012
Bila senja merangkak pergi
swara shyahdu nenganyun menembus kalbu
gemetarlah sluruh dinding jiwa ini (ciri orang yg mecintai Alloh QS. Hajj ayat 35)
sapaan mesra Mu membuatku malu
Bila temaram datang menghampiri
ada seberkas harapan yang aku tuju
bersimpuh bersama merindukan mimpi
tersungkur wajah ku dihadapan Mu
Bila gelap membungkus bumi
butiran air meleleh disudut mata
belaian tanganMu, lembut tawarkan jasa
namun tak kuasa aku meminta
Bila fajar merajuk cakrawala bumi
kabut dan embun menyambut pagi
lembaran kertas hidupku siap menanti
mengores rencana Ilahi yang akan aku jalani
demikian ini dibuat karena aku sudah tertular virus (yg dibawa) sahabat lamaku
dengan masa inkubasi / bekerjanya bakteri virus terebut (hanya) tiga hari saja langsung terjangkit lah aku,………………..
nanang keceng
sore, 17 ock 2012
Semua ini adalah ungkapan sebagaimana kami bertiga ternyata satu ikatan cerita tanpa harus menjalin asmara semasa sekolah.
Nggak ada kisah cinta di sekolah, nggak yang terluka, nggak ada kisah pahit karena semuanya belum terucap apa-apa.
Senangnya menemukan kepingan puzzle yang telah aku temukan perlahan tapi pasti.
Senangnya berbagi indahnya masa sekolah yang kini terpisah oleh jarak dan tempat.
Semoga catatan ini membuat teman kembali mengingat sosok Agus Rachmad Hadi atau Nanang Keceng atau Nanang (Anang) Tumin.
Dan semoga ia menemukan dunia seni-nya kembali di tengah-tengah ia bermunajah mencari kebahagian hidup dunia-akhiratnya.
Mohon maaf sebesar-besarnya, apabila teman semua ingin berhubungan dengannya, hanya bisa melalui-ku.
Untuk sementara begitu amanahnya. Silahkan menulis di inbox, nanti saya akan meneruskan kepadanya.
(emang rada misterius sih ssttt!)
Salam Kangen dari NK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar