Kamis, 30 November 2023

Sepuluh Tahun Merajut


Merajut dulu identik dengan kegiatan para nenek, tapi kekinian merajut bisa untuk segala usia, bahkan tidak harus kaum hawa saja,. Di Youtube banyak channel mereka kaum adam juga menyukai dunia rajutan.

Bercerita tentang rajut - merajut serasa tak akan ada habisnya. Untuk prakarya / swakriya berjenis merajut benar - benar awam, saya lebih familiar dengan menyulam. Otodidak, modal nekat dan ingin bisa tanpa berasa sudah sepuluh tahun berjalan. Dimulai dari bulan kesebelas pada tahun 2013 lalu, pasca terbitnya buku kumpulan cerpen  'Dandelion dalam Rindu", pada 8 November 2013.

Hasrat hati ingin mengikuti kursus merajut namun terlalu banyak kendala. Berbekal searching di Google perlahan tapi pasti menjelajahi toko benang dan beberapa toko menawarkan tutorial gratis cukup dengan membeli benang disana. Pembelian nominal sekian rupiah mendapatkan tutorial gratis bisa versi merajut satu jarum atau merajut dua jarum disebut Knitting.

Meski sebentar bagi saya sangatlah berharga. Waktu itu belum banyak tutorial di Youtube seperti saat ini. Menimba ilmu merajut dari berbagai media baik yang online atau pun hanya berbagi pola merajut 

Dari yang nggak bisa membaca pola / diagram / pattren hingga bisa menciptakan jurusan sendiri. Jurus merajut versi saya tentunya dengan pemahaman yang mudah, karena pada dasarnya saya buta membaca pola merajut.

Saya lebih menikmati tutorial di Youtube dengan berbagai versi bahasa manca negara. Beberapa video sengaja didonlot untuk lebih fokus memperhatikan step by step.

Selama kurun waktu sepuluh tahun berkarya sudah tak terhitung berapa banyak yang terlahirkan rajutan karya Yoando Crochet by Arie Rachmawati. Ada bros bunga, dompet kain, tas selempang, taplak vas, sarung bantal, scrunchie (ikat rambut), syal, topi, peci sholat dll.

Alhamdulillah³ Tabarakallah dengan merajut mendapat kenikmatan kesabaran menghadapi kesulitan misal benang ruwet terbelit - belit, atau salah menghitung rujukan jarum karena tidak fokus merajut. Lebih dari itu saya mendapat pelajaran menambah ilmu lewat  mendengarkan tausiah / kajian baik dari radio maupun Youtube. Kenikmatan lagi dengan merajut bisa mengoptimalkan dzikiran dan sholawatan.






Ini cerita tentang syal yang diawali merajut 21 September 2015 ketika saya pertama kali pergi ke Jepang. Selama merajut itu dikhususkan dengan bersholawat kepada Rasulullah SAW. 

Qadarullah seperti kebetulan pada bulan September 2022 lalu, putra pertama mendapat tugas selama dua minggu, kemudian disusul oleh putra bungsu juga ditugaskan ke Jepang. Di kota Odaiba mereka berjumpa, tanpa izin - Nya peristiwa tsb tak akan terjadi.Bersyukur sekali saya bisa menitipkan syal tsb untuk ikut melancong bersama mereka. Dari Jepang kembali ke Jepang. 



Beda ceritanya dengan rajutan dalam kolase ini adalah souvenir untuk bestie di Jerman, yaitu Axel Weiss seorang musisi, pelukis dan dosen filsafat.

Pertemanan lintas negara yang masih tetap terjalin meski saya sudah tak aktif lagi di facebook awal kenal dengannya.

Menulis tentang rajutan takkan ada hentinya. Bahkan untuk rajutan pembangkit kotak tisu telah lahir berepisode, bak cerita sinetron puluhan episode. Saya membuatnya satu episode berisi dua belas rajutan kotisjut (tak tisu rajutan) diawali saat pandemi Mei 2020 hingga kini telah mencapai Episode 14.


Alhamdulillah³ Tabarakallah saya telah diberi kemampuan untuk bergelut dengan rajutan, diberi nikmat membuat rangkaian rajutan dalam slideshow videoklip dan ditambah lagi dengan kenikmatan menulis ini di blog yang sempat mati suri.

Fa Bi Ayyi Aalaa'i Rabbikumaa Tukadzdzibaan


Terima Kasih

Tidak ada komentar: