Rabu, 24 Juli 2024

MENGGALI MEMORI

Oleh : Arie Rachmawati


"Menulis cerita sehari - hari di buku harian, melatih kejujuran diri." (rie)

Ketika saya memasuki ruang praktek dokter / IGD kemudian dirujuk untuk sebuah tindakan opname / operasi, secara otomatis memori di otak seakan - akan menggali - gali daya ingat.

Rekam jejak medis dan kronologinya serasa berjajar mengantri memenuhi ruang otak. Tempat, hari dan tanggalnya pun melengkapi, mungkin itu salah satu efek dari kebiasaan menulis buku harian.

Saya menulis buku harian sejak kelas lima sekolah dasar. Ada yang ingat jelas, ada yang nampak samar - samar. Hal yang wajar dikarenakan faktor usia dan mulai berkurang menulis di buku harian. Seiring waktu beralih menulis di note handphone. Kurang lebihnya seperti penuturan dibawah ini, 

Alhamdulillah³ saya masih diberi waktu menikmati proses sehat dan tak pernah mengeluh karena diuji sakit, rasa sakit cukup dihilangkan dengan Istigfar atau sholawatan.

Alhamdulilah³ justru saya bersyukur dengan mengalami masa opname di rumah sakit, menemukan ide untuk menulis mencatat semua peran serta para medis baik dokter, perawat, menu makanan hingga para tukang bersih - bersih nya rumah sakit (cleaning servis) dalam buku harian.

Selain itu selalu menambah teman mengobrol yang senasib sebagai pasien satu kamar. Ada juga yang tetap berkomunikasi dengan salah satu perawat yang menangani saya, sebut saja Suster Ratna di RS Kanker Dharmais Jakarta, dia piawai bermain musik dan menyukai rajutan karya saya.

Bila dalam kamar rawat inap proses perawatan hanya satu pasien (saya sendiri), Insya Alloh, saya bisa menemukan kenikmatan dalam kesendirian. 

Bergulirnya waktu, dahulu saya ditemani buku - buku dan kekinian beralih ditemani benang rajut. Namun, saat saya akan menjalani operasi katarak mata kanan dan mata kiri, saya benar - benar tidak ditemani buku - buku maupun benang rajut. Bahkan tiga bulan sebelum tindakan, saya sudah istirahat merajut, demi menjaga tekanan bola mata tidak meninggi.

Ini rekam jejak saya pindah kamar dari rumah ke kamar di rumah sakit. Lepas dari proses persalinan ketiga anak. Alhamdulillah mereka dilahirkan secara normal, meskipun tetap dirawat di rumah sakit (khusus bersalin). Catatan rawat inap antara lain sbb :

1.Operasi Kista Ovarium Kiri : 
Jambi 20/05/2000

2.Kecelakaan Penjambretan 
Tugu Juang Jambi :
Selasa, 29/07/2003
6 bulan kaki kanan di Gips.

Catatan :
Saya penderita asma sejak kecil (balita) dan mulai 2006 saya didiagnosa diabetes.

3.Opname RS Karya Bakti Bogor. Diagnosanya adalah Dehidrasi : Oktober 2009

4.Opname RS Karya Bakti Bogor. Diagnosanya adalah
Alergi : Mei 2014

5.Operasi Hemaroid
Bogor, Rabu 28/9/2019. Awalnya selama delapan jam lebih tiga puluh menit tidak bisa buang angin / kentut dan kembung yang menusuk - nusuk ulu hati, tepar di IGD kemudian dilanjut untuk diambil tindakan oleh dokter bedah umum.

6.Seminggu kemudian pasca operasi, pendarahan lewat dubur masuk IGD lanjut opname : Selasa, 8/10/2019

7.Selanjutnya : Colonoscopy 1x di RS KBP Bogor.

Kemudian, dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta, tetapi oleh pihak Klinik Telkom Bogor, dokternya merujuk ke RS Kanker Dharmais Jakarta, per-Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020 berakhir di bulan Februari bertepatan dengan Hari Kanker Dunia.


8.Colonoscopy ditunda dan berlanjut opname Senin 28/01/2020 dan untuk operasi menunggu konfirmasi dari Yakes Telkom. Masih di kamar rawat inap, kamar Mawar, dalam keadaan belum ada kepastian selanjutnya. Disanalah saya dalam ujian keridhoan. Ridho kah bila ternyata pihak asuransi tidak mengover biaya? Ridho kah saya bila Alloh Subhanallahu wa ta'ala menetapkan sakit ini? 

Alhamdulillah³ sekali lagi segala kendala yang terjadi selama proses sebelum dan sesudahnya diberi kemudahan. Dan satu berita baik, hasil dari tes spirometri. Ternyata saya bukan penderita asma tulen. Info dari dokter paru, menerangkan bahwa tindakan saya dalam mengatasi asma ini adalah benar. Yaitu bisa terkendali, dengan menjaga hati dan pikiran dari hal - hal yang membuat terpancing untuk kambuh. Menghindari dari sesuatu yang dianggap sebagai sumber kejengkelan hati.

Selasa, 4 Februari 2020 
Akhirnya urusan rawat inap selesai dan saya bisa meninggalkan RSKD Jakarta, kembali ke Bogor. Langkah berikutnya adalah menunggu panggilan dari RSKD Jakarta, untuk sebuah keputusan.

Berbekal hasil check lab 
(ca colon) dari serangkaian  pengambilan darah, terangkum dalam berkas - berkas tersebut maka pada hari rabu, 11 Maret 2020, dokter yang menangani menyatakan bahwa saya sehat dan terbebas dari kanker kolon.

9.RS Karya Bakti Pratiwi Bogor.Tindakan sbb :
Operasi Mata Kanan pada hari Selasa 11/6/2024 dan Operasi Mata Kiri pada hari Selasa 23/7/2024. Dalam kurun / jarak waktu operasi empat puluh dua hari.

Untuk menuju operasi katarak ini, bagi saya banyak kendala, karena saya adalah pasien DM yang angka gula darah nya naik turun. Maka dari itu harus ada kesadaran diri untuk merubah pola makan. dan benar - benar menjaga gula darah karena akan mempengaruhi operasi tersebut, baik sebelum maupun sesudahnya.

Foto : pasca operasi 23/7/24

"Bersama kesulitan ada kemudahan".

Tetap bersyukur dalam keadaan sakit / musibah karena itu bagian dari ujian kesabaran menerima keridhoan-Nya. Jujur, disadari atau tidak disadari bahwa sebenarnya lebih banyak nikmat dari Alloh Subhanallah wa Ta'ala daripada musibah yang kita terima. "Sehat itu mahal, nikmatnya kesehatan adalah keberkahan".(rie) 

Alhamdulillah³
Tabarakallahu

Terima kasih 

Tidak ada komentar: