Selasa, 18 Januari 2011

HUT KPMI ke 5


Jakarta, Sabtu 18 Desember 2010.
Bertempat Manchester United Cafe di gedung Sarinah Lt2,Jl.MH Thamrin no :11 Jakarta Pusat, siang itu cafe yang identik dengan gambar-gambar pesepakbola MU kini disulap dengan berbagai poster dan display piringan hitam dari kumpulan lagu-lagu masa lalu era 60-an,70-an dan 80-an. Bukan saja poster dan display PH namun berserakan pula kaset-kaset dibawah tangga stage. Semarak suasana seakan membawa kenangan kita kembali jayanya lagu karya anak negeri Indonesia.

dr. Rudi Pekerti
Hari itu KPMI punya gawe, merayakan hari jadinya yang ke lima. Masih tergolong balita, atau seusia taman-kanak-kanak, namun langkah yang berjalan tak sebalita usianya. KPMI adalah wadah komunitas yang terbentuk karena seringnya nongkrong sesama pecinta musik Indonesia. Bermula dari obrolan ringan hingga menjadi ajang serius bagaimana menyelamatkan kejayaan lagu-lagu karya musisi/penyanyi/pencipta lagu yang saat itu sangat populer se-Nusantara dan negara tetangga.

KPMI semakin hari semakin banyak anggotanya yang masuk ikut menggabungkan diri ke wadah tersebut. Semula hanya penikmat musik yang usianya diatas 40-50 tahunan sekarang merambah kepada usia dibawah itu. Sayang ketika acara berlangsung banyak anggotanya yang berhalangan hadir,disebabkan berbagai kendala menjelang HUT KPMI ke 5.

Setelah menerbitkan dua buku Musisiku1 dan Musisiku 2 sebagai ajang barometer para musisi yang berkiprah tanah air sejak tahun 1960an hingga 1980an.Kini langkah selanjutnya kiprah KPMI dalam kancah sebuah komunitas di tanah air tepatnya di kota Jakarta pacut diperhitungkan. Semenjak awal tahun 2010 KPMI bekerja sama dengan SCTV dalam program acara " HARMONI" yang ditayangkan setiap tanggal 20 setiap bulannya. Langkah selanjutnya adalah bulan Maret 2010, KPMI digaet oleh panitia Penyelengara Grand Final Indonesia Song Festival 2010, yang diadakan di Ballroom (Ex Djakarta Theater) Jln. MH. Thamrin Jakarta Pusat.

Keberadaan KPMI dalam deretan komunitas yang paling banyak memiliki koleksi kaset atau piringan hitam terbanyak.

Alhamdulillah,Display KPMI tadi malam di acara Indonesia Song Festival,mendapat respon yang baik dari tamu undangan yang hadir..Bahkan Menteri Pariwisata & Kebudayaan,Bpk Jero Wacik memberikan apresiasi terhadap KPMI. (ini dari thread inbox oleh pak Gatot Triyono)

Sudah waktunya kebersamaan itu kian merapat dan bersahabat menyapa jajaran-jajaran lain agar KPMI semakin kian dikenal masyarakat luas bukan hanya sebagian para musisi saja, tetapi jejaringan luas para penikmat musik tanah air. Kini tibalah perayaan Ulang Tahun KPMI digelar. Bahagia sekali saat satu persatu tamu berdatangan dimulai dari seorang pencipta lagu Merantau dan Kerinduan yaitu bapak Jasir Sjam beserta ibu dan cucunya. Tak lama kemudian menyusul si Arsitek Musik begitu sebutan untuk mas Yockie Suryo Prayogo. Semakina bergulirnya waktu semakin membaur musisi,penyanyi dan pencipta lagu dari era 60-an,70-an dan 80-an. Begitu pula para sahabat KPMI dan beberapa teman infotaiment dan media massa lainnya.

Acara dibuka dengan "Basmallah" oleh bapak Gatot Triyono,kemudian diteruskan sambutan oleh mas Andrio Reza Andrio Reza(Ketua Panitia HUT KPMI ke 5) sebagai ketua panitia ulang tahun KPMI ke 5 ini, dan menyusul mas Didik Siswanto
Gatot Triyono
sebagai ketua KPMI turut memberi sambutan dan terakhir mewakili sahabat KPMI yang hadir diwakili oleh bapak dokter Rudi Pekerti. Beliau ini dikenal sebagai penulis lirik lagu dan sahabat,kerabat Nasution dan khususnya Gang Pengangsaan. Lalu dilanjutkan dengan makan siang bersama yang telah disiapkan untuk menjamu para undangan yang hadir diringi musik oleh Audensi Band. Semilir alunan lagu lawas menggiring para tamu disela menikmati hidangan dengan membawa kembali kenangan lama untuk dikuak kembali. Acara selanjutnya adalah memotongan tumpeng sebagai simbol syukur berjalannya KPMI selama lima tahun ini.

Ujung nasi tumpeng pertama diberikan kepada mantan drumer Makara Band yaitu bang Andy Julias,oleh mas Didik Siswanto. Kemudian diteruskan oleh Andrio Reza memberi potongan nasi tumpeng kepada bang Ilham Affan dan diakhiri potongan nasi tumpeng oleh Jose Choa Linge kepada ibu Neneng Salmiah (The Singers).

Tak lama kemudian, penyanyi wanita Arie Koesmiran yang berasal dari kota Sidoarjo Jawa Timur, membawa para undangan kembali mengenang kejayaan lagu-lagunya, disamping itu beliau sangat terperanjat bahwa KPMI masih memiliki/menyimpan poster pertamanya saat usia 12 tahun, dengan gaya remaja memakai rok mini dan gerai rambut hitamnya. Kemudian beliau menghadiahkan tiga lagu berturut-turut, sesekali diselingi canda tawa di antara obrolannya. John yang diciptakan oleh bapak Adriadie, dan kebetulan beliau pun hadir.


JOHN

Cipt : Adriadie


John..John..
Kau bagai gelombang
Ku diam kau datang
Ku kejar kau hilang
Hai..John..John
Daku wanita
Terjatuh kau cumbu rayu 
John..John..
Kejamnya hatimu
Ku diam kau benci
Ku sapa kau benci
Oh John..John...
Tiada satu pun pemuda yang sepertimu
Engkau segala gelombang
Bila ku abaikan dirimu
Engkau menyakitikan hati
Bila Kuharapkan dirimu
Apakah yang engkau inginkan
Apakah yang engkau harapkan dariku...katakanlah.


Arie Koesmiran & Adriadie
Usai lagu John, masih dalam alunan slowly lagu Di Balik Tirai Penjara semakin melarutkan suasana semakin melankolis. Ternyata lantunan lagu Sungai Babylon membuat MU Cafe nampak semarak apalagi mbak Arie Koesmiran menghidupkan suasana cafe dengan mengajak para tamu turut melantai dengan goyangan poco-poco, berakhir dalam tepukan tangan.

Pembawa acara David Tarigan memberi kesempatan pada Geronimo generasi baru yang membawakan beberapa lagu karya bapak Anton Issoedibjo. Mereka adalah Edo Geronimo dan Azrah Anton Iss, usai anak-anak muda yang memberi warna lain perayaan KPMI itu. Kini seorang tamu pertama dan beliau adalah pencipta lagu "Merantau" yang pernah dipopulerkan oleh penyanyi Titiek Sandhora dan diaur ulang oleh Dina Mariana. Beliau adalah Jasir Sjam seorang pencipta lagu dan khusus lagu-lagu Padang, kini
Jasir Sjam melagukan lagunya, dan beliau memperkenalkan diri bahwa istri beliau adalah penulis lirik untuk lagu "Kerinduan" yang pernah di populerkan oleh Bob Tutupoli. Gilir mengilir turut meramaikan suasana ulang tahun adalah sebuah grup band yang sangat mengidolakan KOES PLUS dan KOES BERSAUDARA, mereka adalah B-Flat membawakan lagu-lagu di antaranya adalah "Mari - Mari", "Muda Mudi" membuat para tamu turut bernyanyi bersama.

Macan panggung festival adalah julukan untuk penyanyi bersuara dahsyat yaitu mbak Zwesty Wirabuana hanya menyumbang satu lagu Indonesia dan satunya lagi adalah request dari tamu undangan yaitu lagu milik Diana Ross "When You Tell Me That You Love Me" sangat menggelegarkan ruangan. Disusul kemudian oleh vokalis group band D'LLOYD yaitu bapak Syamsuar Hasyim. Beliau dengan flamboyan-nya memberi suguhan 3 lagu medley Mengapa Harus Jumpa - Titik Noda - Apa Salah dan Dosaku. Penampilan beliau yang masih mempunyai kharismatik membuat para tamu larut dalam lagu-lagu yang dibawakan siang itu.

TITIK NODA

Cipt : Bartje Van Houten


Sore itu langit menjadi gelap
Mendung pun kian merebah
Terdengar tetesan air hujan
Semua menambah kepedihan 
Hujan pun turun semakin deras
Begitu juga air matanya
Dia menangis mengenangkan dirinya yang ditinggalkan 
Kasihnya telah pergi
Meninggalkan titik noda
Tinggalkan dia kini
dengan hati yang kecewa
Hapuslah air matamu
Jangan ditangisi kisah yang lalu
sudah suratan ini terjadi
Jangan sesalkan lagi


Sam D'Llyod
Benny Panbres
Riuh tepukan membuat suasana pun semakin gempita, bahkan bang Oetje F Tekol dan bang Jelly Tobing ikut koor bersama para tamu. Begitu pula saya yang hadir sebagai generasi kedua sempat akrab dengan lagu-lagu tersebut karena seringnya diputar oleh orang tua saya kala itu. Di antara tamu hadir tamu sahabat KPMI yaitu bang , walau dalam masa pemulihan dari sakit dan berada diatas kursi roda tak menyulutkan semangat ikut meramaikan ulang tahun KPMI kali ini. Tamu undangan yang didaulat untuk menyumbangkan suara indahnya adalah penyanyi era 80-an yaitu Dian Pisesha dengan wajah ayunya, menghadirkan lagu ciptaan (alm) Pance Pondaan "Tak Ingin Sendiri" dan "Engkaulah Segalanya Bagiku". Kemudian dilanjutkan oleh seseorang yang lebih dikenal sebagai pencipta lagu era duet maut penyanyi Dewi Yull dan Broery Pesulima, yaitu bang Amin Ivo's (Ivo's Group) Benny Panjaitan (PANBERS)
Eddy Silitonga

Amin Ivo's menampilkan lagu "Bukan Dirimu" dengan arragement reggea yang berbeda dari versi lagu yang dipopulerkan oleh Dewi Yull. Penyanyi berikutnya yang dipanggil oleh David Tarigan sebagai pembawa acara adalah bang "Biarlah Sendiri" ternyata David Tarigan sangat paham dan fasih satu per satu lagu-lagu jaman dulu, bila menilik usianya mungkin belum merasakan ketenaran lagu-lagu yang hadir penyemarak ulang tahun siang itu. Tak ketinggalan pula bang Ade Anwar (PSP/The Crabs) dan disambung dengan penampilan Debby Nasution yang berencana akan membawakan lagu Angin Malam bersama Once terpaksa batal dan digantikan oleh bang Harry Sabar. Penyanyi berambut putih dan masih tangguh vokalnya, saya mengenalnya saat lagu Bayang Pesona merajai tangga lagu di radio saat itu. Waktu kian merambah hingga di ujung acara di meriahkan oleh sentuhan musik rock yang pernah hit dengan lagunya "Semut Hitam" dan "Kehidupan". Masih banyak lagu-lagu dari GODBLESS yang akrab ditelinga para tamu undangan namun cukup dua lagu itu mampu menyihir dan membuat para chief MU Cafe pada keluar dari sarangnya ikut menikmati teriakan bang Jelly Tobing yang menggantikan kehadiran vokalis utamanya bang Iyek atau Achmad Albar. Gebukan pada drum dengan semangat membuat suasana kembali pada masa Godbless merajai panggung konser pagelaran rock tanah air.
Eddy Silitonga membawakan lagu

Keenan Nasution
Mereka adalah Abadi Soesman (keyboard), Teddy Sujaya(drum), Ian Antono (guitars) dan Jelly Tobing (vokal/bass) salah satu wakil undangan dalam bentuk group band yang meramaikan sabtu ceria itu. Dan ditutup oleh penampilan solo dari bang Keenan Nasution yang melantukan lagu "Chopin Larung" ver.2010, sangat santai sekali sambil menyanyi juga diselingi ngobrol dengan sesama musisi seangkatannya.

Benar-benar seperti satu rangkaian pertunjukkan melihat scene demi scene perjalanan panjang lagu-lagu jadul berjaya menggulirkan waktu masa demi masanya. Serasa seperti tak ingin berakhir dan segala puji syukur kehadirat Allah SWT kian bertambah karena acara ulang tahun berlangsung dengan lancar, meriah dan sukses. Bersama untuk ulang tahun KPMI kali ini semoga terulang kembali untuk ulang tahun berikutnya, tentunya dengan banyaknya para penggiat seni yang berpartisipasi. Harapan dan doa senantiasa dipanjatkan semoga kedepannya komunitas ini lebih banyak para pelaku seni khususnya dibidang musik melebur dalam wadah penuh persaudaraan.

Terima Kasih kepada Audiensi Band sebagai band pendukung, para tamu undangan mereka musisi/penyanyi/pencipta lagu juga para sahabat KPMI, para panitia penyenggra yang terkait dan semua anggota KPMI tanpa kerja samanya tak akan mendulang kesuksesan ini.


Salam,
Arie Rachmawati




DAFTAR TAMU YANG HADIR :


- Neneng Salmiah (The Singers)

- Arie Koesmiran

- Dian Pisesha

- Zwesty Wirabuana

- Maya Angela

- Helly Gaos

- Waty Siregar

- Uce Anwar

- Dina Mariana

- Dotty Amalia

- Nuning & Yayuk ( Nidya Sister )

- Yockie Suryo Prayogo

- Oetje F Tekol

- Harry Sabar

- Ian Antono

- Jelly Tobing

- Teddy Sujaya

- Amin Ivo's

- Erwin Harahap (The Mercy's)

- Ade Anwar (PSP/The Crab)

- Benny Panjaitan (Panbers)

- Syam D'lloyd

- Andy Julias Makara

- Debby Nasution

- Abadi Soesman

- Keenan Nasution

- Ronny Harahap (Guruh Gipsy)

- Darma Purba (Rhtym Kings)

- Maxi Mamiri

- Jasir Sjam

- Rudi Pekerti

- Adriadie

- B'Plus

- Gatot The Disc

- Edo Geronimo - Azrah Anton Iss.