Empat Puluh Delapan
Oleh Arie Rachmawati
Oleh Arie Rachmawati
Setiap kita berulang tahun selalu mendapat ucapan "Selamat Ulang Tahun, semoga panjang umur." baik dari orang tua, saudara, sahabat maupun pertemanan maya. Dengan kalimat yang berbeda lebih kekinian yaitu "Happy Milad" toh pada dasarnya sama. Setiap ucapan adalah doa, setiap doa pastilah hal baik. Lebih baik lagi apabila kita diberi umur panjang yang bermanfaat, waktu yang barokah, rejeki yang lapang, kesehatan serta perlindungan Allah SWT. Doa-doa seperti itu nilainya lebih besar dari kado berupa barang kesukaan kita. Berbicara soal ulang tahun, sebenarnya setiap kita berulang tahun justru berkuranglah umur kita dengan bertambahnya angka. Artinya kesempatan di dunia mulai menuju ke titik nol yang akhirnya kita akan kembali kepangkuan Illahi. Soal itu wallahualam adalah rahasia Allah SWT.
Salah satu dari sekian kenikmatan sebagai hamba-Nya adalah nikmat umur. Sejauh kaki melangkah dari 1968 hingga 2016 ini banyak sekali pengalaman hidup baik suka maupun duka mewarnai buku harian. Saya senang menulis diary, semua cerita sehari-hari tertulis disana. Membacanya kembali membuat lamunan menggelinding ke masa itu. Setiap insan-insani pastilah mempunyai cerita sendiri. Seperti lirik lagu Panggung Sandiwara, yang pernah dipopulerkan oleh Achmad Albar. Kita adalah pelaku panggung sandiwara tsb. Sebagian besar teman-teman selalu bilang, hidup saya penuh dengan suka, nampak bahagia. Amin. Orang hidup pastinya ada suka ada duka, ada bahagia ada lara. Seperti roda berputar. Saya lebih menyukai menceritakan rasa suka dengan tujuan berbagi kebahagiaan walau lewat postingan foto dan status menularkan semangat untuk berkreasi. Menurut saya dengan hati gembira dan positif thinking akan membawa dampak yang baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Sementara menyembunyikan rasa duka itu lebih baik tak perlu berkeluh kesah di sosmed. Jangan jauhkan diri dari Allah SWT baik dalam keadaan senang maupun sedih. Duka karena suatu musibah, suka karena suatu karunia semua sebagai ujian hidup. Tetap bersabar dan ikhlas karena musibah, dan bersyukur karena rejeki itulah yang harus kita jalani. Sepintarnya menyimpan duka toh saya tak mampu menyembunyikan dari air mata kesedihan atas meninggalnya Bapak (RIP 22 April 2016). Inna lillahi wa'inna lillahi roji'un.
Itu kado duka menjelang usia 48. Tak ada kue tart, tak ada ucapan selamat yang membanjiri dinding facebook, karena sebelumnya (sebelum ada berita duka) sengaja saya menyunting bio-data dengan menutup tanggal kelahiran. Ini memang seperti tanda denyar, diluar biasaan, saya ingin suasana hening, tapi ternyata masih ada saja yang mengucapkan Happy Birthday Arie, dan itulah orang-orang terdekat seperti Mama, suami, anak-anak, saudara, sahabat. Tentu usia 48 ini tanpa ucapan selamat dari Bapak, meskipun sebelum wafat Beliau sempat menanyakan tanggal lahir saya.
Allah SWT itu Maha Adil, sebelum duka, masih dibulan April (2/4/1988-2016) kami telah memasuki usia pernikahan ke 28 tahun. Kemudian kami keluarga besar yang sempat merenggangnya jalinan tali silatuahmi telah disatukan kembali dalam nuansa kebahagiaan perhelatan putra sulung di acara Ngunduh Mantu Pernikahan Aryo & Ditha di Jember (26/3/2016). Satu tanggung jawab sebagai orang tua telah selesai mengantar satu putra memasuki gerbang pernikahan. Momen termanis dan terakhir dalam album foto kebersamaan almarhum Bapak bersama anak, menantu dan cucunya. Sebelum itu saya terbalut bahagia karena putra kedua telah bekerja sebagai Avsec di Angkasa Pura II Solution dan putra bungsu telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Bandung.
"Fa bi ayyi aala'i rabbikumaa tukadzdzibaan artinya Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan." ayat - ayat Allah yang sering diulang-ulang yang ada dalam Qur'an Surah Ar-Rahman*. Beribu nikmat-Nya yang tak terhitung terkadang kita sering meremehkan, sebut saja nikmat bernafas. Selagi kita bernafas tentunya kita hidup. Selama kita hidup berapa kali kita dapat mensyukuri nikmat-Nya itu. Semakin banyak kita bersyukur maka Insha Allah, Allah SWT akan menambahnya. Amin YRA.
Yang perlu digaris-bawahi adalah sejauh mana langkah kita dalam mengisi hari-hari selama ini. Tidak cukup mengucapkan kalimat Alhamdulillah saja lalu larut dalam perayaan ulang tahun walau hanya dihadiri kaum kerabat dan keluarga terdekat. Kita sebagai hamba Allah dan umat yang beriman dalam mensyukuri nikmat perlu meningkatkan ibadah. Ibadah-ibadah yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan memohon kepada-Nya agar kita senantiasa untuk istiqomah dalam beribadah. Kurang lebih begitulah salinan catatan tausiah dalam majelis taklim, media agama sebagai wadah menimbah ilmu tauhid. Saya yang tak luput dari kesalahan, masih perlu banyak belajar dan belajar lagi, agar lebih paham mempelajari ilmu agama Islam. Alhamdulillah wasyukurillah mengakhiri tulisan tentang usia Empat Puluh Delapan Tahun ini, saya mengucapkan terima kasih pembaca.
Keterangan QS Ar-Rahman : 13,16,18,21,23,25,28,30
32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,71,73,75 & 77
Salam
Arie Rachmawati