Rabu, 15 Februari 2012

Kasih Sayang Sepanjang Masa


... kedekatan suatu hubungan bukan karena jarak, melainkan jalinan silahturahmi, intensitas komunikasi dan chemistry ...  
(by rie)


Barisan kata-kata itu muncul begitu saat saya dalam perjalanan menuju Jakarta, akhir Oktober 2011. Saat itu hujan mengguyur tol Jagorawi. Pikiran saya menuju kepada seseorang yang akhir-akhir ini banyak memenuhi ruang otak. Lalu, saya menulis status di facebook, tak lama kemudian beberapa temans nimbrung ikutan komentar dan nge-like this status. Senang? Jelas, ternyata saya bisa juga menulis kata-kata indah, setidaknya menurut saya pribadi. Kemudian, saya mengirim SMS ke beberapa teman dan sahabat, ternyata mereka setuju dengan pendapat saya.


Rangkaian kata itersebut akan melahirkan perhatian-perhatian kecil. Sekecil apapun itu sangat berarti buat si pemberi dan si penerima, setidaknya begitu menurut pemikiran saya. Dari perhatian itu akan tumbuh rasa kasih sayang. Nah, bila 'Terlanjur Sayang' seperti judul tembang lawas yang dipopulerkan oleh Memes, ibunda musisi muda Kevin Aprilio itu tentunya jalinan talisilahturahmi kian berasa dalam arti yang sebenarnya. Kasih sayang bukan saja untuk 'kekasih' kita, bagi yang menjalin suatu hubungan khusus. Tetapi bisa juga untuk pasangan masing-masing dari suami dan istri, anak-anak, orang tua, sahabat dan orang-orang terdekat kita.

Ungkapan rasa sayang pun beragam bisa dengan memberi SMS, gift, dinner atau seabreksurprise. Menurut saya ungkapan lewat bahasa tubuh (misal : senyum) bisa mewakili diri dan itu yang paling gampang kita dilakukan. Dari remaja hingga kini, saya belum pernah merayakanHari Kasih Sayang  layaknya cerita film/sinetron drama romantis yang mewarnai berita di layar kaca, majalah atau sederet info di cyberspace
Saat remaja saya senang sekali membuatkan kartu Valentine buat mereka yang memesan jauh-jauh hari. Dan saya pernah menuliskan cerita serupa tentang hari kasih sayang lewat kartu di salah satu catatan di FB. Tapi yang ingin saya tulis kali ini, tentang keterlanjuran kasih sayang yang ditumbuhkan dari hari ke hari, akan memberi ruang tersendiri di hati kita., sepanjang masa.

Bila kita sudah terlanjur sayang, maka kita akan berupaya menjaga keharmonisan suatu hubungan. Dalam hal ini saya ingin bercerita tentang orang-orang terdekat saya, terutama anak-anak. Secara fisik saya jauh dari mereka, ketiganya kini tinggal di kota lain (Yogyakarta dan Bandung) sebagai mahasiswa untuk memperjuangkan cita-citanya. Tapi secara batiniah, kedekatan itu menjadi sesuatu yang menggiring saya mempunyai kepekaan yang tinggi. Mungkin itu hebatnya jalinan komunikasi antara ibu dan anaknya, sejak mereka masih dalam kandungan. Untuk saya itu adalah anugrah dari Sang Khaliq.

Ketika saya menulis ini, saya berada di tempat kos salah satu anak saya. Kemarin, seusai kuliah, dia mengajak saya melihat suasana Valentine's Day di pusat kota. Di sepanjang jalan pusat belanja masyarakat setempat berjejeran para penjual bunga mawar. Jadi ingat salah satu tayangan iklan di layar kaca yang berhubungan dengan bunga mawar dan ilustrasi lagu "Bunga Terakhir" nya Bebi Romeo yang dipopulerkan kembali oleh Afgan. Dia mengajak saya ke tempat toko coklat yang mendispay berbagai macam coklat dengan harga variatif. Berhubungan dalam rangka Valentine's Day sebagian barang yang ditawarkan punterjangkau. Dan lagi-lagi dipenuhi muda-mudi yang akan merayakan Hari Kasih Sayang. Saya pikir ia akan membelikan pacarnya, ternyata bukan. Dia ternyata membeli coklat kecil harganya pun dibawah sepuluh ribu rupiah, dan itu buat saya adalah surprise terindah. Dan saya pun membeli coklat buat salah satu anak saya yang suka banget sama sesuatu beraroma coklat. Harganya murah, tapi keemasannya apik  dan menawan. Inilah perwiujudan dari rasa kasih sayang itu, antara ibu dan anak.

Menurut saya, mengungkapkan rasa kasih sayang lebih luas jangkauannya ketimbangmengungkapkan rasa cinta yang lebih special untuk seseorang. Kasih sayang itu seperti pepatah lama mengatakan, 'Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang badan'. Meski saya suka menulis kata-kata indah, yang menurut temans sangat puitis dan romantis. Tapi, saya belum pernah mengatakan, "Aku Sayang Kamu". Kenapa? "Ya, nggak tahu," itu jawaban saya. Lucu juga? Iya!  Saya biasanya mengungkapkan dengan bahasa tubuh dan melakukan pekerjaan (ringan) tapi bisa membuat seseorang itu senang. Seseorang itu bisa siapa saja, tergantung dengan siapa saya berkomunikasi.

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan atau menunjukkan rasa itu. Begitu juga dengan suami saya, boleh dibilang dia tidak ada romantisnya sama sekali. Dahulu, di awal pernikahan saya masih berharap suatu saat suasana indah nan romantis akan saya nikmati. Berjalannya waktu, saya mempelajari dan memahami hal itu. Hingga suatu hari saya melihat info dari milis dan salah satu halaman majalah wanita ibukota, tulisan tentang 'Romantis'. Akhirnya iseng saya mengikuti.   Tidak berharap menjadi 3 pemenang utama yang akan diajakdinner bersama pasangan selebritis pas Hari Kasih Sayang, dua tahun yang lalu (14 Februari 2010). Selain dinner bersama, souvenir/goodie bag akan menanti pemenangnya. Harapan dalam doa itu terjawab, saya masuk 30 pemenang (harapan) yang beruntung dengan seabrek goodie bag dari majalah tsb. Hari itu saat pengambilan hadiah di kantor redaksi di daerah Kuningan, wow...spechless  banget dan sampai kerepotan membawanya pulang ke Bogor. Ternyata, kehidupan sehari-hari yang saya alami menjadi sebuah inspirasi dalam menulis. Menurut saya itu pun bentuk kasih sayang Allah Swt kepada saya dalam melalui ajang itu. 

Kasih sayang sesama manusia bisa terwujud dalam ibadah sehari-hari dengan niat ikhlas dan tulus, tanpa berharap mendapat nilai nominal sesen pun. Rasa kepuasan batin akan kita peroleh adalah bentuk kasih sayang dari-Nya. Kasih sayang kepada keluarga bisa diwujudkan dengan membuatkan makanan kesukaan masing-masing anggota keluarga, menemani nonton bioskop atau hunting buku apapun itu yang menjadi salah satu dari hobi masing-masing. Kasih sayang kepada orangtua, bisa dilakukan dengan tidak membuat beliau cemas atau memancing emosi / kemarahan. Kasih sayang kepada sahabat, bisa dengan memberi perhatian, ruang dan waktu saat mereka menceritakan curhatan hati. Kasih sayang kepada Allah Subhanallah Wa'ta'ala pemilik alam semesta ini, bisa dilakukan dengan menjauhi larangan Nya serta meningkatkan amal ibadah, bersyukur atas segala nikmat-Nya. Dan kasih sayang itu ada sepanjang masa, tercipta dari intensitas komunikasi dan chemistry. Dan biasanya perwujudan dari kasih sayang itu dalam gambar berbentuk hati melambangkan "Love".   Jadi wajar bila kita sudah memiliki rasa kasih sayang perlahan akan menumbuhkan rasa cinta. Dan cinta itu indah, kadang tak bisa diungkapkan tetapi bisa dirasakan, seperti kita merasakan adanya hembusan angin.

Semoga sharing  pengalaman saya buat  pesbukersadalah bentuk kasih sayang saya kepada semua teman maya ini. Dan semoga kita dapat memberi dan menerima kasih sayang itu sepanjang usia kita, sepanjang masa. Amin YRA.


 Salam,
Arie Rachmawati

Medio : Sigma House, 15.02.2012/10:31 wib

Kamis, 02 Februari 2012

S a h a b a t k u :

TO REAP A DREAM 
          by Rudi Pekerti


Bermula dari perkenalan di suatu acara musik yang diadakan oleh Rolling Stone Indonesia, jum'at pertama bulan Desember 2009 yang lalu. Saya sangat tersanjung, saat beliau memberikan kartu namanya dengan santun dan mengajak saya berbicara. Canggung? Jelas lah, siapa saya? siapa beliau?.

N bapak DR.dr. Rudi Pekerti, MPH saat menyebut namanya pikiran saya serasa mengenal nama tersebut. Perlahan saya ingat, karena tak jauh dari tempat saya, saya melihat sosok musisi senior yang sangat familiar dengan tembang lawasnya yaitu Nuansa Bening, itu bang Keenan Nasution. Dan beliau yang saya sebutkan diatas adalah pencipta lagunya. Berbicara tentang pak Rudi Pekerti, tinggal googling nama beliau, maka akan munculnya sederet informasi, satu diantaranya bisa di klik dari youtube http://youtu.be/ffl9feyrDj4. Yang jelas beliau adalah sahabatnya pelatun tembang Nuansa Bening itu. Beliau juga pernah bekerja sama dengan musisi lainnya, tak lepas pula dengan musisi Fariz RM. Saya ingat benar, nama beliau ada di deretan lagu dalam album Peristiwa '77-'81 dengan judul lagu "Sri Panggung". 

Malam itu, saya dikenalkan oleh pak Gatot Triyono, KPMI mempunyai tugas kehormatan untuk acara yang berlangsung, yaitu (display) memamerkan koleksi piringan hitam karya musisi/pemusik/grup band era 60-70-80 yang berasal dari koleksi para anggota KPMI. Setelah jumpa acara tersebut, kami saling bertukar kabar melalui e-mail dan pesan singkat. Hingga suatu hari (27.04.2010) beliau menelpon saya, menanyakan apakah buku kiriman nya sudah diterima. Benar, saya sudah terima beberapa hari sebelum beliau menelpon itu. Beliau mienanyakan pendapatnya saya, tentu saya kebingungan untuk menyampaikan pendapat saya. Akhirnya saya bilang apa adanya, isi bukunya saya kurang paham. tetapi saya langsung tertarik pada lembaran ke 170 hingga 173 yang berisi dua sajak karya beliau. Ini pendapat saya, "Bagus, sajak yang terbalut bahasa persahabatan dengan istilah dalam dunia beliau, kedokteran." Sebenarnya sajak itu satu judul yaitu Menuai Mimpi kemudian ditulis ulang ke dalam bahasa Inggris. Sajak itu teruntuk bapak Muhilal, dimana pak Rudi Pekerti sebagi penulis buku biosketsa nya. Soal bahasa dalam sajak tersebut, saya jadi teringat puisi saya yang tertulis dengan inspirasi dunia farmasi. Hanya orang tertentu yang paham akan istilah-istilah itu.

Kemudian, beberapa waktu yang lalu, ketika saya membersihkan rak buku, buku pemberian beliau tertangkap mata saya, lalu saya sampaikan niat saya untuk menulis ulang sajak itu. karena yang tertulis dalam buku berjudul"Mengurangi Gizi Mikro Menjangkau Nurani, Mendunia" , buku tentang biosketsa Muhilal, Anak Desa Reksosari adalah buku yang sangat tidak umum oleh pembaca umum tentunya, maka saya ingin menjadikan sajak itu bisa dibaca oleh teman fesbuker atau teman dunia maya lainnya. Hal tersebut disambut baik oleh beliau, dan beliau menyemangati agar saya tekun menulis. Beliau juga memantau perkembangan penulisan saya melalui blog saya link http://rachmarie-riritemaram.blogspot.com
    
                                                 EPILOG 
Dunia sangat cepat berubah, bergolak, tak terpetakan mestinya kita bersama


MENUAI MIMPI
rudi pekerti

I
tujuh dasawarsa setia
kaurobek lembar harian tanggalan
terpadu jawa, barat, tionghoa
terkuak fisika meresapi aneka quarts
ketika aku menguji beningnya nuansa cinta
kau terus mencari genesis di pelupuk atomnya embun
sesama kita menjelajah
kau terus mencari rumus kimia
rahasia tak bernama holo rbp

II
kata hatiku meyeruak ketika
retinolnya muhilal memastikan
oral vit.A lebih baik,
sayur hijau saja tak mencukupi gizi mikro,
kita terus menuai mimpi mencari cahaya
lubuk hati sinar mata kanak-kanak
sesepi laila gurun tuareg yang
menjelajah kelaparan via terra amanta
memecah simetri spontan sari quarks
mendulang energi semesta
sewaktu "persembahanku" pecah menebarkan
reaksi asimetri di dada

III
luc montaigner dan francoise sinoussi
memanen buah kesejatian integritas
membedah aids, mengejar vaksin
tanpa gallo yang galau

ah, seandainya kejujuran membersitkan
kesejatian berlaku dinegeriku, kawan
kita belah dinding buih palsu maya
mungkin semua bisa terjangkau, sesederhana
ubur-ubur hijau yang berpendaran

IV
serpihan informasi, quartz, cinta
menjalari sutera tertaut bunga sakura
menjati diri di atap kuil tua kyoto
rebah di dermaga bagan siapi-api,
anak tofi dan anak pelangi terus
memetik kejujuran menuai mimpi
bersua kenyataan menjati diri
terus mencari, menjati dunia
bak anak desa reksosari
di lorong sepi yang panjang
antara ada dan tiada
dalam lapar batin igau manusia


 TO REAP A DREAM
rudi pekerti

I
seven decades never mis,
page by pege u tear off
the javanese, western, chinese almanac
infolding phisics, tasting various quarts
And me, tasting the nuance color of love
is search the genesis in eyes of atomic dew,
And together we sail
is always explore chemistry magic formula
the unnamed secret of "holo-rbp."

II
My joy unfolding, whenever Muhila's
retinol validates oral vitamin A, better
And just bundles of green leaves, is not
enough to pass the ROA.

Always we reap dream for enlightment,
Shimmering sunshine in the children's
heart, as silence direct Laila from Tuareg's desert
to jump into 'hungriness" of Terra Amarta

spontaneous break of quarks core
to again earth's horizon of energy
when my offering breaks into

IIIluc montaigner and francoise sinoussi reap
the essence, purity of integrity
to dissect aids, to run for vaccine
whitout gallo ho, ho. ho. ho *)

Oh, ord if honesty deliver purity
of rain in my land, friend,
together we cut open every wall of
virtual bubles, may be we can
reach every corner, as simple as
a jelly fish spank green flouresence
in the life

IV
pieces of information, quarts, love
follow the silk road, stop by the sakura flower,
to seek self identity in the roof Old Kyoto's shrine
then lying down in the piers of Bagan Siapi-api
TOFI**) students and chlidren of rainbow
never stop prering up "the bud of honesty"
to reap dream, kiss by reality,
to ask oneself, to seek identity of genesis
like a boy from Reksosari village
passing the long silence alley;
in something and nothingness
into our hungry free unconcious soul

*) scathing
**) TOFI > Indonesian Olympic Physics Students, gathered from around Indonesia put on in a traning centre.


Semoga penulisan ulang dalam note ini dan beberapa akun saya lainnya, bisa bermanfaat buat teman fesbuker saya. Persahabatan tanpa mengenal status sosial, usia, gender, ras dan agama itu bisa dipupuk dari rasa saling menghormat idan menghargai masing-masing. Sampai detik ini saya masih merasa minder, bila beliau mengajak berbicara. Kami baru bertemu dua kali, saat acara diatas dan acara ulang tahun KPMI ke 5, 18.12.2010 lalu. Namun jalinan komunikasi itu dan saling mensupport seperti tubuh mengkonsumsi vitamin atau suplemen makanan, sangat bermanfaat dan dibutuhkan.

Terima kasih pak Rudi Pekerti, dari bapak lah saya belajar meski rasanya terlalu mendaki, Insya Allah saya akan mencobanya. Terima kasih buat masukan tentang puisi, cerpen, graffiti dan video klip saya. Terima kasih juga buat pak Gatot Triyono dan KPMI, inilah jalan yang menuntun saya, semoga MENUAI MIMPI atau To Reap A Dream nantinya ingin saya raih pada bidang lainnya.

Catatan : 
Sajak Menuai Mimpi - A Reap A Dream by Rudi Pekerti diambil dari buku Biosketsa MUHILAL Anak Desa Reksosari. Judul " Mengurangi Gizi Mikro Menjangkau Nurani, Mendunia" penulis Muhilal - Rudi Pekerti

Salam