Cerita Di Koridor Busway
Blok M
Oleh Arie Rachmawati
Senja sore berlabuh di ujung kaki langit, aku masih dalam busway menuju Blok M. Macet adalah kenikmatan yang tak didapat di kota lain menurutku bagian dari pernak-pernik Jakarta. Gerimis pun ikut menemani perjalananku menuju tempat "Komunitas Pencinta Musik Indonesi" di Langsat Corner. Waktu itu Jum'at kedua di bulan ketujuh 2010. Saat melintas di koridor Busway Blok M, sorot mataku tertuju pada suatu pemandangan yang tak lazim. Lalu aku mendekatinya. Tangan kananku mencari selembar rupiah untuk berpindah tangan. Aku perhatikan sebelum memberi shodakoh itu, ada seorang ibu berjilbab yang amat peduli dengan laki-laki muda yang mempunyai kaki kanan yang aneh.
Akhirnya aku membaur dengan ibu tadi dan kami berniat ingin membantu ala kadarnya. Mengingat aku selalu berbekal pocket camera, aku membidik beberapa sudut kakinya yang aneh itu. Semula ybs tidak memberi izin karena malu dan akan meluas hingga terdengar di kampungnya yang jauh di pulau Sumatra itu.
Namanya Agus, 22 tahun. Keanehan itu sudah dirasa sejak balita. Bertambah usia maka pertambah pula membesarnya jejemari kaki kanannya. Sekarang ia tinggal di Depok bersama kakaknya. Hidupnya sehari-hari bukan semata mencari belas kasih pejalan kaki yang melintas di koridor busway Blom M. Ia melakukan aktifitas berbagai macam kerja serabutan asal halal dan bisa ditukar dengan rupiah untuk sesuap nasi.
Bila senja telah meluruh ia akan duduk menepi di didinding koridor dengan menatap kakinya yang kian hari kian membesar. Kawan, kalian yang peduli mungkin saat melintas koridor itu bisa memindahkan rupiahmu untuknya. Atau kalian ada ide untuk berbagi?
Saat ini aku dan ibu itu yang sehati berniat menolong dengan langkah awal membawa foto ini untuk ditunjuk kepada pihak kantonya tempat ibu itu bekerja di Departemen Kesehatan, sedang aku hanya bisa menulis cerita singkatnya melalui notes facebook-ku ini, mengetuk hati kalian. Langkah selanjutnya belum aku pikirkan karena saat ini sudah dua minggu berlalu kontak kami terputus dengan ibu yang baik hati itu.
Mungkin melalui tangan-tangan kita yang telah ditunjuk oleh-Nya, Agus pemuda tanpa memiliki asa itu akan meraih masa depannya. Kita hanya hamba Allah yang sedikit terketuk. semoga notesku kali ini membuat kita semakin kaya batiniah dengan kebaikan-kebaikan sebagai pundi-pundi amal bekal nanti di akhirat.
Terima Kasih
Note : Setelah tayangan tulisan ini di facebook pada tanggal 24 Juli 2010 jam 19:09.
Banyak para teman yang peduli tetapi saya hilang kontak dengan ybs, semoga ybs sudah mendapat kepedulian dari orang-orang yang care, amin yra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar