Jumpa Untuk Berpisah
Oleh Arie Rachmawati
Jambi, 25-27 Maret 2017
Itulah tujuan kami para undangan dari panitia Reuni Eks Kandatel Jambi, UUP Jambi. Menghadiri acara untuk bernostalgia dengan menjalin kembali silaturahmi yang terputus karena masing² pegawainya setelah menjalani masa pensiun telah berada di kota pilihan.
Acara tsb dikoordinator oleh Bapak Slamet dengan teamwork-nya, melalui grup WA Wong Komunitas Angso Duo, boleh dibilang sukses karena dengan cepat dan koordinasi bisa mengumpulkan kembali para eks pegawai yang dulu mengabdi di tanah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
Acara berlangsung dua hari, diawali dengan acara malam hari sabtu, 25/03/2017 di halaman samping kantor Service Point Telkom TAC dengan ramah tamah, makan malam bersama dihibur iringan musik dan penyanyi² tamu undangan.
Keseruan masih berlanjut serasa saya kembali ke jaman kejayaan Kandatel Jambi yang sangat aktif di bidang kesenian dan olah raga-nya. Melihat penampilan Bapak Yunus yang masih enerjik membawakan lagu² bernuansa Melayu Deli, dan Mantan Bapak² pejabat teras Kandatel baik Bapak Waluyo maupun Bapak Mumuh.
Saya meskipun masih kebagian memori mengingat wajah² lama yang dulu sangat familiar di masa pengurusan Dharma Wanita PT Telkom. Alhamdulillah³ banyak bertemu bapak² dan ibu² yang kini sebagian besar berprofesi MC alias momong cucu. Malam larut segera kembali ke penginapan yang tak jauh dari tempat lokasi, yaitu Wisma Bhayangkara Polda Jambi.
Minggu, 26/03/2017
Jam 06:00 wib kami berkumpul di halaman depan kantor Service Point Telkom TAC, sementara carteran bus sudah menunggu. Dua bus siap mengantarkan kami berwisata. Bus satu khusus bapak², bus satunya lagi untuk ibu².
Jam 06:00 wib kami berkumpul di halaman depan kantor Service Point Telkom TAC, sementara carteran bus sudah menunggu. Dua bus siap mengantarkan kami berwisata. Bus satu khusus bapak², bus satunya lagi untuk ibu².
Kami berfoto bersama dan segera memulai acara berkunjung ke kota seberang yang terkenal dengan kerajinan batik tulis khas Jambi. Jambi yang kini sangat berbeda dengan Jambi saat kami masih tinggal disana.
Pembangunan kota dengan munculnya gedung² hotel bertingkat bintang empat mulai tumbuh subur.
Perjalanan wisata dimulai dari halaman kantor menuju arah ke daerah gubenuran Telanai Pura hingga tempat lokasi tujuan pertama yaitu Menara Gentala Arasy.
Setibanya disana, kami usai berfoto ria segera sarapan pagi nasi gemuk (nasi uduk) dan panitia menyiapkan perlengkapan minuman hangat kopi dsb. Usai mengisi perut kami menaiki tangga dan ternyata itu menuju jembatan gantung Gentala Arasy.
Jembatan gantung Gentala Arasy yang membentang di atas sungai Batanghari kini bisa ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang kurang lebih 1km. Walaupun dibawah masih ada perahu² speedboat untuk menyebrangkan penumpang. Menurut tour guide mbak Mala, suasana disitu lebih cantik saat malam tiba, karena lampu² sepanjang jembatan tsb akan nampak elok.
Perjalanan berakhir di ujung jembatan yang sejajar dengan Taggo Radjo yang berada didepan rumah gubernur. Saat menunggu bus, kami menikmati es tebu. Senang bisa bernostalgia teringat jaman dulu, obyek wisata di Jambi adalah duduk di sepanjang Tanggo Radjo menikmati es tebu, jagung bakar, sate padang dsb. Setelah bus datang, rombongan wisata kembali berkeliling kota Jambi melewati Jembatan Aur Duri 2 hingga tiba di Candi Muara Jambi. Selama saya tinggal di Jambi (13thn) belum pernah ke lokasi tsb, selain waktu itu akses kesana masih bertanah merah, sepi juga rawan. Sekarang sudah dikelola dinas pariwisata, walau belum maksimal.
Candi Muara Jambi menurut riwayatnya adalah cikal bakal kerajaan Sriwijaya yang akhirnya berada di Palembang. Ketika menuju ke lokasi candi, bus kami melewati kebun dukuh yang lebih dikenal umum sebagai Dukuh Palembang, padahal itu aslinya dari kebun² dukuh di daerah Kumpei Jambi. Beberapa foto berlatar belakang Candi Muara Jambi nampak indah alami. Seusai dari sana kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan wisata ke Taman Rimba. Lokasi itu dulu dikenal dengan kebun binatang dan arena anjungan rumah adat istiadat. Makan siang bersama di salah satu rumah anjungan dan berfoto bersama sebagai akhirnya kunjungan wisata dengan berpelukan dan saling bermaaf-maaf lahir batin mengingat beberapa waktu kedepan bulan Ramadhan telah tiba.
Rombongan menuju lokasi awal di halaman kantor Service Point Telkom TAC, sebelumnya melewati bandara udara baru Sutan Thaha Jambi sangat keren. Aih kini Jambi, "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" sudah berdandan dan mungkin bersiap menjadi kota² besar seperti pendahulunya di Sumatera seperti Medan, Palembang.
Terima kasih panitia Wong KAD telah mengundang kami, di Jambi Kami Kembali adalah kata² yang tepat untuk kami yang membawa pulang paket nostalgia. Terima kasih pembaca.
Salam
Arie Rachmawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar