Seven Day in Japan on a Secret Mission
Oleh : Arie Rachmawati
Oleh : Arie Rachmawati
Ibu & Anak |
Cerita perjalanan kembali dilanjutkan, Aglenon 3 ini bukan jalan - jalan seperti biasanya seputaran kota di pulau Jawa, tetapi kini mengunjungi Negeri Sakura. Berita ini sudah saya dengar dari anak saya ketika bulan Mei lalu, namun saya belum mengiyakan karena menurut saya butuh persiapan segalanya. Terutama ijin suami, meski diajak anak sendiri tetapi tetap memikirkan hal lainnya. Yang saya dengar awalnya ia akan berangkat dengan beberapa teman sekantor, juga ada teman satu perusahan tapi beda kota. Untuk detailnya saya kurang mengetahui dengan siapa saja dalam rombongan tsb. Dan ketika kunjungan ke Cilacap (baca link ini :
Saya mendapat amanah dari calon besan untuk menitipkan kedua putrinya dalam rombongan.
Ini perjalanan yang mendebarkan, kesiapan mengurus pasport, pas photo dsb cukup dikirim ke Kak Yo. Ini bukan perjalanan yang menggunakan biro traveling namun dikerjakan sendiri. Saya hanya terima beres segala urusan, cukup pada tanggal yang disepakati menuju bandara udara Internasional Soekarno - Hatta Jakarta, terminal 3. Selebihnya diserahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT.
Untuk lebih mengakrabkan semua anggota rombongan, Kak Yo sebagai ketua membuat grup What's App. Disana segala obrolan dibahas, namun saya belum paham. Pokoknya saya manut saja apa yang mereka diskusikan, karena ini pengalaman pertama. Pembahasan seputar tempat kuliner, tempat obyek wisata dan penginapan. Jauh sebelum pemberangkatan ini Kak Yo bersama mbak Pipit (teman sekantor) sengaja memperdalam bahasa Jepang.
Kunjungan ke Negeri Sakura itu antara lain setibanya di Narita Airport Internasional antara lain : Tokyo, Asakusa, Tokyo Tower, Odaiba, Disney Sea World Tokyo, Meguro, Shibuya, Harajuku, Tokyo Station, Shin-okubu Station, Kyoto Station, Arashiyama, Inari, Yokohama, Gion Kyoto, Kyoto Tower, dan berakhir di Haneda Airport International
Senin 21 September 2015
Soekarno-Hatta Jakarta |
Menjelang pukul 4 sore waktu Indonesia bagian barat para pelaku perjalanan terdiri dari Aryo Rizky Putra, Adithia Rina Damayanti, Anissa, Juita Sari dan saya sudah berkumpul. Kami bersiap meninggalkan tanah air menuju negeri Sakura.
Kami sudah menunaikan sholat wajib dijamak Dzuhur dan Ashar serta perbekalan makanan. Kami terbang dengan pesawat Air Asia dengan nomor QZ 252 membawa kami berlima take off meninggalkan Jakarta dan transit di Bangkok.
Singgah sebentar di Don Muesang International Airport Bangkok, sekitar pukul delapan malam. Selama transit kurang lebih tiga jam, empat puluh lima menit, lumayan bisa untuk cuci mata dan membeli beberapa souvenir di sekitar ruang tunggu di bandara.
Justru transaksi perdana yaitu membeli balsem di sebuah mini apotik yang berada di dalam ruang tunggu bandara tersebut. Tangan Kak Yo terkilir, kemudian menikmati makan malam di Mac Donald setempat sebagai pilihan terakhir, memburu makanan siap saji yang familiar dan halal. Alhamdulillah uang saku pemberian Kak Yo masih tersisa, memang saya berusaha tidak lapar mata, segala yang dilihat dibeli secara gila - gilaan. Belajar secukupnya dan berupaya tersisa meski beberapa nominal sebagai koleksi tanda mata uang negara yang dikunjungi.
Menurut saya pribadi bandara ini tak jauh berbeda dengan bandara negeri sendiri. Setelah puas dan kenyang kami berlima kembali duduk manis di ruang tunggu yang tersedia. Mula - mulanya sepi, lama kelamaan menjadi ramai. Sesama penumpang yang singgah sebentar dan akan melanjutkan perjalanan dari Don Muesang International Airport Bangkok menuju Narita International Airport Tokyo dengan maskapai Air Asia.
Menjelang jam dua belas malam waktu setempat pesawat terbang take off. Ini pertama kali bagi saya pribadi melihat isi pesawat dengan penumpang yang super banyak. Biasanya ruang dalam pesawat hanya terbagi dua sisi, namun kali ini terbagi tiga bagian barisan. Tiga lajur barisan dari depan ke belakang terpisahkan dengan ruang toilet yang berada disisi kanan dan kiri. Saya dan Kak Yo berada dibarisan tengah sisi depan dekat pintu masuk bagian depan, sementara Juitasari berada dibarisan sebelah kiri barisan saya. Dhita dan Anissa berada disisi barisan kanan bagian belakang. Para pramugari wira - wiri selain melayani penumpang juga menawarkan barang produk maskapai tsb.
Perjalanan kembali dilanjutkan, kejenuhan mulai melanda para penumpang. Ada yang membaca dan mendengarkan musik ditelinganya, ada yang tidur, sementara saya yang berbeda yaitu merajut. Ya hari itu saya merajut diatas gumpalan awan putih sangat banyak sekali serasa berada diatas kasur empuk. Sengaja berswafoto didalam pesawat untuk dokumentasi pribadi.
Bersambung ....
Selasa, 22 September 2015