TRILOGI SYMPHONY
(Versi saya)
by Arie Rachmawati
|
koleksi pribadi |
Pertama kali saya mengenal SYMPHONY kurang lebih sekitar tahun 1982-1983, saat saya naik kelas 2-3 SMP. Semua itu gara-garanya kakak saya yang bernama Agus Supriadi (Hadhie). Yang berhubungan dengan musik Fariz RM dan grup-nya pasti mas Hadhie-lah orang pertama yang berperan menggiring saya mengenal musiknya pencipta lagu Hasrat dan Cita itu. SYMPHONY sebuah grup band beraliran
new wave, progressive rock, dsb lah
itu kata-kata yang tersimpan dalam memori jadul, walau sebenarnya saya kurang paham apa yang dinamakan aliran
new wave saya hanya membaca artikel klipingan jadul. SYMPHONY adalah grup band yang terdiri dari empat cowok cakep
bin keren (pada masanya sampai masa kini) :
Ekki Soekarno, Fariz RM, Herman Gelly dan Jimmy Paais, lewat debut album perdana berjudul
TRAPESIUM.
Di album berikutnya munculnya nama
Tony Wenas, beliau sebelumnya sudah berkiprah di grup band Solid'80 yang dilatarbelakangi musiknya Queen. Hadirnya satu lagi personel mereka jadi berlima memberi judul albumnya Metal. Berbeda dengan album sebelumnya, saya belia itu sudah ada
chemistry dengan semua lagu di album Trapesium, disini nggak ada sama sekali meski mereka tetap memberi suguhan musik yang apik. Maaf ini tulisan berdasarkan proses jalinan hati saat saya belajar mencintai lagu-lagu mereka.
Interlokal sangat familar di telinga para pendengar radio pada masa itu, karena menduduki anak tangganya
chart lagu. Interlokal dari namanya sudah jelas, maka berhubungan dengan telepon. Jaman itu telepon dan telegram menduduki rating tertinggi dalam komunikasi antar daerah/kota. Telegram seumpama masa kini bisa SMS-BBM atau What's Apps dll. Terinspirasi karena seringnya komunikasi melalui pesawat telepon antara Ekki Soekarno dan Soraya Haque (copas dari berbagai obrolan dumay) maka lahirnya lahir lagu tsb, bahkan saya pun tergoda memutar nomor (kalau nggak salah) 2425673 tentunya menambahkan kode area Jakarta 021 karena saya tinggal di Jember Jawa Timur. Benar lho saya pernah menelpon nomor tsb.
Cover kaset Trapesium pernah masuk dalam daftar
"99 Sampul Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone" edisi 84/April 2012 lalu. Bahkan sebelum itu masih versi majalah yg sama lagu Interlokal meduduki tangga sekian dari 150 lagu. (artikelnya masih dicari) Selain Interlokal yang paling di-
request pendengar radio adalah
An'...sedang lagu favorit saya yaitu Putri Sigma, malah nggak masuk di daftar. Biarpun begitu setiap hati mempunyai lagu kesayangan masing-masing, bagaimana denganmu temans? Setiap lagu yang dinyanyikan musik dan liriknya berbeda, nggak ada nada yang sama meski masih bercerita tentang kehidupan sehari-hari disekitar kita. Lirik yang panjang dengan pengulanagn lagu yang selalu berbeda, menurut saya Trapesium tercanggih pada jamannya. Hebat. Hebatnya lagi mampu menghipnotis saya untuk menghapal lagu-lagunya hingga saya sering ditegur Mama. Saya memang lebih perhatian ke lirik lagu yang ternyata dibalik itu salah satu penulis liriknya orang yang baik hati,
low profile dan inspiratif dalam kata. Itu baru dua lagu, selanjutnya masih ada Astoria menghadirkan wine keluaran 1060, Sirkus Optik & Video Game, An', sisi B lagu pertama, April 7, sepertigapuluh-dua, Medium, Untuk Mereka, tentu tidak saya ulas satu persatu hanya beberapa saja sesuai videoclip yang sudah ada di akun youtube saya.
Album METAL lahir setelah Trapesium, respon publik membawa SYMPHONY beken pada masanya. Metal dengan 8 lagu itu hadir berasa agak keras, penuh semarak semangatnya pemuda kota metropolitan dalam berkesenian (musik). Ini pendapat saya, mereka menyuguhkan cenderung bernuansa metal, mungkin diseuaikan dengan judul album tsb sangat maskulin. Maskulin dalam artiannya begini, coba simak kembali lagu-lagunya, dari delapan lagu sbb : Kekal Itu Di Sini - Lensa Kamar Putih - Antiklimaks - Indah - Gadis Metal - Sirakusa (sepertigapuluh dua bagian II) - Langit Merah Di atas Dunia - Sofissentris, semua lagu tsb sangat nampak maskulinnya seakan ini khusu album untuk para pria. Tetapi tentunya bukan demikian, masing-masing personelnya semakin nampak menunjukkan gigi dalam kepiawaian bermain musik. Lagu pembuka berjudul Kekal Itu Di Sini diawali dengan intro keyboard dan gitaris lalu disusul alat musik lainnya. Lagu bercerita tentang proses pencarian jati diri seseorang dalam kehidupannya danTuhannya, agak sedikit religie, karena disebutkan "tanah perjanjian sudah diciptakannya...."
Saya suka saat musik tengahnya ada gebukan drumnya Ekki Soekarno. Lagu tsb dilantunkan oleh Tony Wenas dan Fariz RM. Lagu berikutnya Lensa Kamar Putih, nah lagu ini saya ingat sekali pernah ditayangkan di acara TVRI (Selecta Pop) sebagai ajang promo lagu dan dikuatkan dengan adanya postingan di youtube versi asli sesuai acara waktu itu. Menurut saya, kedua lagu tsb sering sekali terdengar radio juga dari kamarnya mas Hadhie, sedang lainnya nyaris tenggelam dan otomatis itu alasan saya bilang tidak ada chemistry. Antiklimaks menghadirkan vokal Herman Gelly, namun saya lebih suka saat ia menyanyikan lagu Indah. Lagu Indah itu berkisah bahwa mereka bisa beken dan ngartis dikarenakan dukungan para penggemarnya yang tersebar seluruh Nusantara bahkan lebih dari itu.
Lagu Indah menghargai artinya seorang penggemar dan feeling saya mengatakan seperti sebuah perpisahan antara idola dengan penggemarnya, karena mereka bermusik tidak untuk selamanya, masing-masing menentukan kaki untuk masa depannya dan yang terbukti masih bermusik Fariz RM. Metal warna vokal lebih semarak, bukan lagi didominasi oleh Fariz RM, tetapi vokal Herman Gelly mulai terdengar juga vokal Tony Wenas, sementara Ekki Soekarno dan Jimmy Paais hadir sebagai backing vokal. Menurut mas Hadhie sebagai kiblat saya belajar musiknya Fariz RM, semua album SYMPHONY keren pada jamannya. Inspiratif sekali, selangkah lebih maju dalam bermusik, kaya ide dsb. SYMPHONY itu juga inspirasinya dalam bermusiknya mas Hadhie dengan grup band-nya D'Fast. Saya nggak begitu pandai bermain musik hanya bisa, namun menyanyikan lagu Putri Sigma adalah lagu wajib, sangat berat dan panjang sekali lirik tsb. Mas Hadhie berupaya saya bisa menyanyikan dengan baik. Lagu yang tak lazim untuk anak seusia saya waktu itu dan tidak mengerti artinya. Sekarang saya lebih senang menulis daripada menyanyi, maka menulislah saya tentang SYMPHONY ini.
Uupps, album terakhir sebagai triloginya SYMPHONY belum saya ulas. Baiklah meski bukan jurnalis musik tapi saya menulis ini berdasarkan hati, Bagaimana saya mempelajari lagu-lagu mereka dari jaman dulu hingga jaman kini. N.O.R.M.A.L barisan lagu-lagunya lebih ringan dicerna artinya ketimbang album sebelumnya. Salah satu lagunya berjudul Menggapai Bintang yang menuntun tangan ini untuk pertama kalinya membuat videoclip hampir 3 tahun yang lalu. Menggapai Bintang menurut saya sangat mellow. Mellow nya Symphony tentu taste-nya sangat berbeda, terlebih saat saya berkesempatan melihat aksi live-nya di acara Zona Memori 14 Juni 2009 lalu. Menggapai Bintang dalam petikan gitar akustik sangat touching bisa membuat butiran air mata jatuh perlahan. Selain lagu itu saya membuat 5 lagi nanti silahkan menengok ulasan dibawahnya, semoga berkenan. Masih banyak lagu didaftar list album tsb, cenderung energik riang, lebih nge-pop yang nge-beat. ah, susah sekali menjelaskan, pokoknya lebih ringan diikuti irama lagunya dan permainan liriknya pun lebih nge-bumi.
|
Koleksi pribadi |
SYMPHONY selalu bercerita seperti cerpen tentang kehidupan sehari-hari lewat liriknya yang kala itu mungkin kurang biasa, bila dibanding lagu-lagu era '80an. Menengok kembali tiga album dari Trapesium, Metal dan N.O.R.M.A.L dalam rangkuman videoclip bikinan saya dibawah ini, maka bolehlah saya berkata memang saya salah satu fans berat SYMPHONY. Lepas dari itu perjalanan waktu membawa saya akhirnya bertemu kelima personelnya, dan lebih terkaget lagi saat saya (2009 lalu) ditunjuk oleh mas Fariz RM sebagai koordinator fans SYMPHONY saja. Lalu melebar menjadi koordinator fans Fariz RM, otomatis itu lebih meluas. Amanah itu berat, namun bila dilakukan dengan ikhlas, suka cita dan bersemangat pastinya akan berasa ringan dan energik. Semoga kedepannya saya lebih banyak dukungan dari teman-teman yang hadir sebagai penikmat musik sehati.
Tulisan ini
monggo dikoreksi, ditambahi dikolom komentar biar semakin menambah info tentang SYMPHONY. Saya akui saya tidak membahas seperti tulisan diblog teman-teman yang sangat piawai menjabarkan tentang SYMPHONY secara detail, Ini curahan hati saya kenapa saya sangat chemistry dengan SYMPHONY. Perjalanan waktu yang panjang membuat kecintaan saya padanya. Mungkin kamu juga sehati dengan pendapat saya. Sekedar napak nilas bagaimana lagu-lagu mereka telah merebut hati kita tigapuluh-dua tahun yang lalu.
|
Putri Sigma by SYMPHONY Album Trapesium |
PUTRI SIGMA
Vokal : Fariz RM
Nah, lagu ini lah yang membuat saya sangat kesemsem sama SYMPHONY justru di saat musik tengahnya mengalun. Petikan gitar akustiknya Jimmy Paais sangat menyentuh, biasanya yang terdengar petikan gitar listrik (elektrik). Saya mengetahui istilah musik tengah (interlude) melalui mas Hadhie. Bahkan menjelaskan seperti seorang pakar (pada masa itu). Lagu ini sangat berkesan, bukan karena panjangnya lirik lagunya tetapi karena lagu ini diajarkan oleh mas Hadhie untuk acara di RRI Jember saat itu. Seringnya berlatih otomatis, lama-lama hapal dan secara kebetulan Mama memperhatikan lagu yang saya nyanyikan tentu saja diprotes karena lagu tsb tidak pasntas disenandungkan oleh gadis berseragam putih biru. Putri Sigma hingga kini tetap rating tertinggi dihati saya. Putri Sigma bukan Putri Salju, juga bukan dongeng seribu satu malam ala putri-putrian. Putri Sigma adalah kisah perjalanan seorang perempuan yang salah jalan dalam pergaulan, sehingga membawanya ke sebuah permasalahan hidup yang menjerat kebebasanya bergaul dengan hadirnya seorang anak yang mungkin tidak diharapkannya. Interlude dari lagu ini telah menginspirasikan saya menulis cerpen berjudul "Di Interlude Aku Jatuh Cinta." "...dan kau putri sigma....."
A P R I L 7
Vokal : Fariz RM
http://youtu.be/Bek7DHLdMY8
Lirik lagu ini tergolong 'nakal' yang sangat inspiratif sekali. Bahkan saya pun terinspirasi lagu ini untuk melepaskan suci setelah menikah 2 April 1988 lalu, hanya menunggu lima hari kedepan supaya pas 7 April atau April 7, alamak! Padahal lagu itu nggak ada hubungannya dengan saya sama sekali, biasa
ngepas-ngepasin dan istilah Inggris timurnya 'madakno'. Dan pasti kamu yang membaca ini akan senyum-senyum sendiri. Benar atau tidaknya ungkapan diatas hanya saya dan 7 April yang tahu.
April 7 itu bercerita tentang permintaan hati sebagai manusia biasa yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang dalam menjalin hubungan cinta antara dua makhluk ciptaan Tuhan dalam bentuk kedewasaan bercinta. Untuk jaman terciptanya lagu itu termasuk sangat berani berlirik. Balutan irama lagu tsb terkesan
nge-blues. Meski saya kurang paham
genre musik tapi lagu April 7 termasuk
the fave. Yuk dengarkan kembali April 7 yang menggoda....
UNTUK MEREKA
Vokal : Fariz RM
http://youtu.be/vJYI6_tU-mQ
Untuk Mereka sebagai pamungkas di album Trapesium, lagu ini sarat kepedulian sosial, begitu menyentuh baik secara tuturan lirik dan iramanya. Lagu ini berkisah tentang mereka terutama anak-anak korban peperangan, anak-anak terlantarkan negara, anak-anak yang merindukan kedamaian dan kasih sayang orang tua., pelindungan negara dan peranan dunia. Saya hanya bisa memvisualkan melalui gambar-gambar yang didapat dari meng-
gugling dan terkumpul menjadi
slide show picture, semoga videoclip ini bisa mewakili lirik lagu
Untuk Mereka.
"...bahagia mungkin terlalu sederhana di antara fakta yang nyata, kharisma dan kuasa yang menjadi inti hidup kini, tataplah lukisan alam tinggal noda, hargailah nilai manusia menuju damai hidup ini bahagiakah diri, lepaskan kisah-kisah lalu biar pribadi pengganti datang nanti, ajarkan kami kasih itu agar selaras simpati dan kunanti indahnya bayang-bayang dunia walau wajah damai tersenyum malu, hmmm dengarlah orang bijaksana berkata..."
M E T A L
Produksi Akurama Record
Daftar Lagu : Kekal Itu Di Sini - Lensa Kamar Putih - Antiklimaks - Indah - Gadis Metal -
Sirakusa - Langit Merah Di Atas Dunia - Sofissentris
I N D A H
Vokal : Herman Gelly
http://youtu.be/2tpczTSQgRE
Dari intro saja sudah terdengar alunan lembut, meski bukan bercerita tentang kesedihan hati namun lagu ini menampilkan suara kalemnya Herman Gelly. Dibanding lagu Antiklimaks masih bervokal orang yang sama, saya lebih menyukai lagu Indah ini. Menurut saya sebenarnya ini cerita perjalanan seorang idola dengan fenomenanya, tanpa kehadirkan para penggemarnya sang idola siapa pun itu tak akan meraih kepopuleran, tentu ada campur tangan media cetak/eletronik. Indah bertutur santun, dibalut aransement yang indah berkesan paling
slow-
slowly di antara 7 lagu lainnya. Indah hadir sebagai pembauran nada yang rada menghentak dari Kekal Itu Di Sini sampai Sirakusa yang merupakan tembang kelanjutan dari instrumental 'sepertigapuluh-dua' album Trapesium itu.
Sirakusa, menurut saya namanya unik, gebrakan musiknya pun sedikit beda dari lagu 'sepertigapuluh-dua' disini lebih mengedepankan irama rock-nya bila dibanding sebelumnya lebih dominan dentingan piano, kepiawaian jemari pianis Herman Gelly lebih mendapat sorotan. Sirakusa ini semua alat musik berfungsi sama, tidak ada yang mendominasi. Mungkin era kini berharap 'sepertigapuluh-dua' bagian ketiga bisa dihadirkan. Mereka memang kaya ide dan kosa kata. Lalu lagu
Soffisentris ini mengilhami salah satu penggemar fanatik Fariz RM bernama kang Asep Gunawan untuk mengusulkan kepada saya agar fans Symphony dinamakan
SYMPHONYsentris, maka bermetamorfosis menjadi Komunitas Fanstastic Fariz RM.
LANGIT MERAH DI ATAS DUNIA
Vokal : Tony Wenas
http://youtu.be/tyg9GIRTrIc
|
Langit Merah Diatas Dunia by SYMPHONY Album Metal |
Judulnya seperti puisi, isinya bertutur kepedulian sosial tentang bencana alam, meletusnya gunung berapi atau bencana-bencana alam lainnya yang tak dapat terelakkan karena itu sudah menjadi kehendak-Nya, amarahnya alam hingga membuat langit berwarna merah, mungkin yang akan diceritakan seperti ganasnya api neraka. Untuk lirik tetap salut, pada masa itu sudah berani memberi perhatian pada lingkungan yang terjadi contohnya Langit Merah Diatas Dunia, kalau dicermati seperti menuturkan situasi bencana alam mungkin waktu itu sedang berlangsung terjadinya gunung Galunggung meletus dahsyat seperti saat ini letusan gunung Kelud (13Feb2014/malam hari). Kehadiran lagu ini sebagai penyeimbang yang mewakili kepedulian sosial, seperti di album Trapesium "Untuk Mereka." Ilustrasi yang saya tampilkan belum mampu sepenuhnya mewakili isi lagu namun setidaknya saya berusaha memahaminya. Lagu ini tetap mengedepankan kekompakan bermusik. Petikan gitar listrik Jimmy Paais sama vokalnya Tony Wenas rada melengking meski irama lagu ini
slowly seperti ulasan diatas.
N.O.R.M.A.L
Produksi Union Artis
Fariz RM - Herman Gelly - Jimmy Paais
Judul Lagu : Fotomodel - Anggur, Pikiran dan Cinta - Pasar Malam - Menggapai Bintang,
Mereka Di Jalanan-Mimpi(?) - Tanda Mata-What Is Real - Siapakah Kita -
Pasar Malam(versi perpanjangan)
FOTOMODEL
Vocal : Herman Gelly
|
Fotomodel by SYMPHONY Album N.O.R.M.A.L |
http://youtu.be/uykvL1UUO6g
Dulu dan kini, iramanya enak buat menemani perjalanan Bogor -Jakarta terutama saat perpindahan angkutan umum dari KRL ke Metro Mini, atau menemani kala hati riang. Itu yang tersimpan dalam diary saya, lagu ini sangat akrab ditelinga dan setia menemani
wira-wiri ke Jakarta-Bogor. Judulnya Fotomodel tentu berkisah seputar kegiatan
catwalk atau peragawati, gadis sampul majalah dsb. Jaman itu aktivitas tsb sangat marak dan cara mudah menjadi beken mejeng di majalah, sehingga menginspirasi mereka membuat lagu berjudul Fotomodel, disamping pengaruh orang-orang terdekatnya. Lagu pembuka album Symphony bertajuk normal dengan penulisan sbb : N.O.R.M.A.L mungkin punya arti sendiri bagi personel Symphony yang kali ini hanya terdiri dari tiga personel yaitu Fariz RM - Herman Gelly dan Jimmy Paais. Kedua personelnya yang lain yaitu Ekki Soekarno dan Tony Wenas tidak ikut serta dan keabsenan keduanya, saya juga sulit mendapatkan klipingan tentang mereka, karena waktu itu posisi saya sebagai penggemar sedang konsentrasi ujian akhir. Mengingat tahun 1987 saya di Madiun tengah kelas 3 SMF, yang menjalani ujian bertahap sangat berbeda dengan anak SMA pada umumnya. Menikmati lagu-lagu kadang selintas saja. Secara pribadi, saya kurang menyukai suara drum dari alat midi yang pada jaman itu tergolong canggih. Suara gebukan drum-nya Ekki Soekarno di album pertama dan kedua sangat berasa mengigit telinga. Apapun istilahnya
ruh sebuah drum itu lebih nyata bila digebuk sendiri oleh seorang drumernya.
ANGGUR, PIKIRAN dan CINTA
Vocal : Fariz RM
http://youtu.be/h-xSUMjtcwU
Lagu ini menurut saya (remaja) nggak kepikir sejauh itu arti liriknya yang tertulis dilembar albumnya.
"Kududuk bersama sahabat lama, bertukar cerita masa lalu, gemerlap warna lagu merebut suasana lantai dansa, berpasangan berputar kekiri dan kanan asyiknya, bergandeng tangan saling menggoda, kutambah minuman kedalam gelas yang kelima kali tak peduli, ketika itu aku terpana menatap wajah yang lembut manja melewati tempatku memilih meja didepanku, dan keduanya gadis remaja, dan pikiran lelaki mengajak diriku, melangkah pasti menghampirinya, kuulurkan tanganku tersipulah dirinya, tak urung senyum merekah dibibirnya, kupanggil sahabat lamaku bergabung saja dimeja ini, kukedipkan mataku 'tentukam pilihanmu', yang berambut panjang atau sibibir merah, pikiran lelaki anggapan wanita adakalanya jauh melayang, dan akupun melayang dengan si rambut panjang, kuajak dia berdansa berdua..."
Proses bertemunya sahabat lama dan saling tergoda terhadap lawan jenis
blablabla menurut kacamata kaum Adam. Saya mencoba menyatukan potongan gambar, terutama mencari gambar wanita cantik, maka terpilihlah wanita Bollywod. Klik aja link yang tertera dibawah judul lagu ini, akan membawamu ke akun Youtube tsb.
|
Anggur, Pikiran dan Cinta by SYMPHONY album N.O.R.M.A.L |
Simak lirik diatas sangat bercerita, jelas seperti cerita pendek, tidak seperti lirik lagu pada umumnya. Itu sebabnya mendengarkan lagu tsb harus seksama mendengarkan perkata bak mendengarkan pembacaan cerpen di radio.
Album tsb secara pribadi saya tidak pernah membeli hanya meminjam kepada mas Tonny yang
next time menjadi suami saya hingga kini. Menurut saya, yang kala itu sebagai anak kos di Madiun, sangat tidak memungkinkan memiliki sebuah kaset (apapun) kalau nggak rajin menabung dan bila memutuskan membeli sesuatu harus melalui proses pemikiran yang
njlimet dulu. Hahaha, nasib anak kos. Kembali ke lagu tsb, beberapa tahun kemudian saya menemukan salah satu dari sekian cerpen yang berada di sebuah buku kumcer karya Kurnia Effendi berjudul "Bercinta Dibawah Bulan."Perjalanan waktu karena sama-sama menyukai musik Fariz RM dan SYMPHONY, perkenalan maya pun berbuntut dengan tawaran ikut pelatihan penulis kreatif, yang diadakan oleh beliau bekerja sama dengan majalah Story dan Fiximix November 2009 lalu. Beliau penulis senior menjadi guru di kelas cerpen dan akhirnya saya pun jadi cerpenis yang baru menerbitkan sebuah buku kumcer berjudul,
"Dandelion dalam Rindu", banyak terispirasi lagu-lagu Fariz RM dll.
MENGGAPAI BINTANG
Vokal Fariz RM
http://youtu.be/karfX9oE_Gs
Lagu ini sangat menyentuh hati, mungkin diciptakan saat kisah cinta tak berujung
'happy ending' wallahualam. Apapun itu sebagai penikmat musik saya larut sedih mendengarkan lagu ini. Apalagi setelah penampilan Reuni Symphony di acara Zona Memori hampir 5 tahun yang lalu, pasti para penggemar Symphony akan tergiring ke suasana sedih, karena acara tsb yang merekam terakhir kalinya penampilan
performance gitaris dan penulis lirik yang kalem, Jimmy Paais. Syukur Alhamdulillah saya sebagai penggemar setia masih diberi kesempatan berkenalan, bertemu dan ngobrol dengan beliau dan akhirnya akrab dengan keluarganya walau beliau kini telah berpulang jalinan persahabatan dengan kakak-kakak SYMPHONY tetap terjalin.
"...Selamat jalan, pergilah tinggalkan semua terlanjur sudah menggores di angan-angan, mendekap lagi untuk yang terakhir kali dalam pelukan dirimu tak mungkin kugapai lagi..." Ini hanya sebagian lirik yang sangat menyentuh itu. Jimmy Paais, pada 2 Agustus 2010 telah berpulang menghadap Tuhan, meninggalkan seorang istri (Dyah Ayu Herawati) dan tiga orang anak (Kiki-Refo-Salsa) juga kita penggemarnya.
TANDA MATA
Vocal Herman Gelly
http://youtu.be/2IkWVjKSEUE
Lagu ini menduduki urutan kedua side B.
Tanda Mata menampilkan kembali suara kalem Herman Gelly, sebelumnya awal album dibuka suaranya lewat lagu
Fotomodel. Tanda Mata liriknya bercerita tentang sebuah tanda mata dalam suatu pertemuan yang berujung cinta tak sampai. Meski bertutur sedih dalam percintaan namun dikemas dalam aransemen musik apik hingga hasilnya nggak cengeng namun tetap berasa sedihnya melalui teks lagu reflain sbb
"...inilah pertemuan terakhir tanda mata darimu, bukanlah permata hanya air mata, hanya sepuluh hari kuterima kabar itu, terjawablah semua perkawinanmu telah berlangsung kini..." hiks hiks sedih banget. Mungkin karena itu lagu ini dilantunkan oleh ybs daripada oleh Fariz RM, karakter vokalnya lebih agak garang
(kental karakter vokalnya)
MEREKA DI JALANAN
Vokal : Fariz RM & Herman Gelly
http://youtu.be/h7vw9W3ikzk
Mereka Di Jalanan, agak susah saya mendapat gambar-gambar yang bisa mewakili isi lagu tsb. Iramanya yang sedikit
nge-beat, itu menjadi salah satu kelemahan saya membuat videoclip. Lebih mudah bila berirama slow. Akhirnya saya menemukan sebuah aplikasi bernama
Stupeflix di
facebook, masih
free. Saya rasa ini cocok untuk lagu tsb. Mereka Di Jalanan perpaduan dua vokal yang kontras antara suara Fariz RM dan Herman Gelly, begitulah menurut saya, dan kedua karakter vokal itu saling mengisi mencerita ada apa di jalanan. Mungkin begitulah sisi lain sebagian anak muda Jakarta lebih banyak aktivitas di jalanan, beramai-ramai membentuk geng dan merasa merdeka dengan kehidupannya. Lepas dari Symphony, seingat saya waktu itu ada juga lagu terilhami dengan suasana remaja yang suka ngeceng dijalanan, sebut saja Harry Mukti dengan "Lintas Melawai", Jalan-Jalan Sore-nya Denny Malik.
SIAPAKAH KITA ?
Vokal : Herman Gelly
http://youtu.be/zg6rf_P9I0E
Kembali terdengar suaranya Herman Gelly, lagu ini bercerita tentang kesombongan seseorang dalam berkuasa, hingga bisa menimbulkan kecauan dunia misal peperangan antar negara, suku dsbnya. Dimana harga kedamaian itu semakin menjauh dari impian. Nah, untuk memvisualkan lagu tsb, saya mencomot alias import beberapa film perang produksi Hollywood di Youtube, dari film-film tsb digabung bersama
slide picture. Menurut catatan perjalanan pembuatan klip versi
windows movie maker, saya menemukan kesulitan tingkat tinggi hingga harus memerlukan bantuan para mentor yaitu
BarBerBor dan
Anton Setiady dan ternyata didapatkan data bahwa film yang saya unduh itu kondisinya rusak hingga nggak bisa tersimpan. Otomatis al-hasil editing akhir dibuang dan memulai lagi.
So jadi membuat videoclip lagu meski versi mwm itu nggak semudah kita melihat apalagi berkomentar
blablabla yang berpendapat sinis. Dan saat tayangan disamping ini bisa kamu
klik maka itulah hasil dari kesabaran yang nggak pernah berujung lelah.
Begitu pula tak pernah lelah saya mencintai SYMPHONY meski mereka para pemuda tsb sudah beranjak memasuki kepala lima namun bagi saya mereka tetaplah cakep, keren hebat dalam berkarya. SYMPHONY itu dari awal lagu
(intro) menuju bait lalu menyambung ke
interlude dilanjut ke
chours dan ditutup ke
coda kemudian merewind lagi sampai pita kasetnya kusut dan rusak barulah berhenti tetap enak dinikmati sepanjang masa. Kini besar harapan saya juga penggemar lainnya agar SYMPHONY bisa menelurkan kembali sebuah lagu dalam keemasan album the best trilogi, Syukur-syukur suara kami ini didengarkan. Disadari bahwa bermusik itu nggak ada istilahnya pensiun. Bermusik lahir dari hati, sampai tutup usia karya-karya itu akan senantiasa dikenang, dilantunkan ulang. Siapakah kita? Kita adalah penggemar SYMPHONY seiring perjalanan usia...itu versi saya.
Salam hormat buat mas Ekki Soekarno, mas Herman Gelly, alm. Jimmy Paais, pak Tony Wenas dan mas Fariz RM sendiri. Satu kata untuk SYMPHONY...Yuk Replay !!!
Sekian
Terima kasih buat pembaca terutama
SYMPHONYsentris dan
KFFRM
Salam Fanstastic
arie rachmawati