Ass.Wr.Wb
Ramadhan 1430 H baru saja berlalu, selama bulan puasa itu kegiatan di luar rumah sangatlah padat. Tahun 2009 adalah tahun terpadat aktivitas, baik kegiatan pengajian majelis ta'lim, komunitas musik dan milis sebuah majalah wanita, ternyata tidak diimbangi dengan istirahat dan nutrisi yang cukup akibatnya sebagai berikut.Wassalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puasa tidak menghalangi kegiatan yang banyak dilakukan di Jakarta. Jarak tempuh dari Bogor ke Jakarta tak berasa karena hati selalu riang gembira. Bahkan saya yang biasanya doyan makan pun bisa mengabaikan, cukup minum dan minum saja untuk melepas haus saat waktu berbuka tiba.
Alhasil lama kelamaan mempengaruhi kesehatan tubuh. Dan benar, setelah puasa Ramadhan berlalu kami sekeluarga melanjutkan puasa sunnah Syawal di hari raya kedua.
Waktu itu setelah saur dan sholat subuh, anak-anak tidur lagi dan suami pergi mencari warung yang berjualan kelapa untuk diperas menjadi santan, sedang saya merebus telur untuk membuat telur petis Madura (lagi) karena yang kemarin langsung ludes diserbu mereka.
Sekitar jam 7 pagi, tiba-tiba perut saya mules dan sakit sekali bukan tanda-tanda akan bab, aneh saja!
Tak lama keluar dari kamar mandi, rasanya mau muntah dan benar semua yang dimakan waktu saur pada berhamburan keluar, kemudian disusul dengan rasa mules yang melilit, entah sudah berapa kali saya keluar masuk kamar mandi. Bahkan (maaf) tidak ada lagi yang dikeluarkan. Badan lemas. Puasa Syawal yang baru dijalankan pun batal.
Saya tidak berdaya di atas closet, mau teriak saja tidak kuat, untungnya pintu kamar mandi tidak dikunci dan saat itu suami datang membawa kelapa yang sudah diparut, seketika kaget dan bingung.
Kemudian, saya dibopong keluar dan anak-anak dibangunkan. Kepala saya seakan berputar dan ada lingkaran bintang kecil berputar-putar. Pandangan goyang. Badan menggigil. Rasa mual dan mau buang air besar masih berlangsung tapi sudah tidak ada lagi yang dikeluarkan. Yang saya ingat etelah badan digosok minyak kayu putih, tiba-tiba saya ingat telur yang saya rebus dan bumbu-bumbu yang telah saya siapkan untuk telur petis Madura. Kebayang kasihan anak-anak berbuka dengan lauk pauk apa?
Tak lama kemudian sahabat saya datang keluarganya, namanya Bu Rani. Dia tetangga sewaktu saya mengontrak rumah di jalan Anyelir. Dia meski non muslim, tapi perhatiannya sangat luar biasa kepada saya dan keluarga. Dengan di antar bu Rani dan suaminya juga suami saya, saya tiba di UGD RS Karya Bakti Bogor. Setelah pemeriksaan ini itu oleh dokter jaga ternyata saya terkena 'dehidrasi' alias kekurangan cairan dan dalam waktu 3 jam telah menghabisan sebanyak 4 infus. Subhannallahu...untung masih tertolong.
Dan selama tiga hari saya bermalam lah di hotel bintang tujuh. Hotel tempat istirahat para insan insani yang perlu perawatan. Hotel bintang tujuh adalah istilah saya untuk nama lain rumah sakit. Di rumah sakit pasti perlu biaya yang membuat pening dan pusing bila ada anggota keluarga kita sakit.
Alhamdulillah saya tidak pernah memikirkan biaya ketika kami (anggota keluarga) ada yang sakit dan harus opname, karena semua ditanggung kantor tempat suami bekerja.
Tetapi bagi pasien yang lain yang tidak seberuntung kami, tentu soal biaya adalah kendala utama untuk kelanjutan proses kesembuhan kesehatan tsb.
Hikmah dari bermalam di hotel bintang tujuh, sepulang dari sana, saya membutuhkan jasa pembantu. Selama ini semua tugas rumah tangga dari tahun 1996 s/d 2009 dikerjakan sendiri. Ternyata faktor usia tidak bisa dipungkiri, selain stamina dan keseimbangan tubuh harus dijaga.
Kesehatan itu sangat mahal, dengan tubuh yang sehat kita bisa beraktivitas segala hal.
Semoga bermanfaat.
Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1432 H
قَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْMinal Aidzin Wal Fa'Idzin
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
arie rachmawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar