Bermula dari perkenalan di suatu acara musik yang diadakan oleh Rolling Stone Indonesia, jum'at pertama bulan Desember 2009 yang lalu. Saya sangat tersanjung, saat beliau memberikan kartu namanya dengan santun dan mengajak saya berbicara. Canggung? Jelas lah, siapa saya? siapa beliau?.
Namanya bapak DR.dr. Rudi Pekerti, MPH saat menyebut namanya pikiran saya serasa mengenal nama tersebut. Perlahan saya ingat, karena tak jauh dari tempat saya, saya melihat sosok musisi senior yang sangat familiar dengan tembang lawasnya yaitu Nuansa Bening, itu bang Keenan Nasution. Dan beliau yang saya sebutkan diatas adalah pencipta lagunya. Berbicara tentang pak Rudi Pekerti, tinggal googling nama beliau, maka akan munculnya sederet informasi, satu diantaranya bisa di klik dari youtube http://youtu.be/ffl9feyrDj4. Yang jelas beliau adalah sahabatnya pelatun tembang Nuansa Bening itu. Beliau juga pernah bekerja sama dengan musisi lainnya, tak lepas pula dengan musisi Fariz RM. Saya ingat benar, nama beliau ada di deretan lagu dalam album Peristiwa '77-'81 dengan judul lagu "Sri Panggung".
Malam itu, saya dikenalkan oleh pak Gatot Triyono, KPMI mempunyai tugas kehormatan untuk acara yang berlangsung, yaitu (display) memamerkan koleksi piringan hitam karya musisi/pemusik/grup band era 60-70-80 yang berasal dari koleksi para anggota KPMI. Setelah jumpa acara tersebut, kami saling bertukar kabar melalui e-mail dan pesan singkat. Hingga suatu hari (27.04.2010) beliau menelpon saya, menanyakan apakah buku kiriman nya sudah diterima. Benar, saya sudah terima beberapa hari sebelum beliau menelpon itu. Beliau mienanyakan pendapatnya saya, tentu saya kebingungan untuk menyampaikan pendapat saya. Akhirnya saya bilang apa adanya, isi bukunya saya kurang paham. tetapi saya langsung tertarik pada lembaran ke 170 hingga 173 yang berisi dua sajak karya beliau. Ini pendapat saya, "Bagus, sajak yang terbalut bahasa persahabatan dengan istilah dalam dunia beliau, kedokteran." Sebenarnya sajak itu satu judul yaitu Menuai Mimpi kemudian ditulis ulang ke dalam bahasa Inggris. Sajak itu teruntuk bapak Muhilal, dimana pak Rudi Pekerti sebagi penulis buku biosketsa nya. Soal bahasa dalam sajak tersebut, saya jadi teringat puisi saya yang tertulis dengan inspirasi dunia farmasi. Hanya orang tertentu yang paham akan istilah-istilah itu.
Kemudian, beberapa waktu yang lalu, ketika saya membersihkan rak buku, buku pemberian beliau tertangkap mata saya, lalu saya sampaikan niat saya untuk menulis ulang sajak itu. karena yang tertulis dalam buku berjudul"Mengurangi Gizi Mikro Menjangkau Nurani, Mendunia" , buku tentang biosketsa Muhilal, Anak Desa Reksosari adalah buku yang sangat tidak umum oleh pembaca umum tentunya, maka saya ingin menjadikan sajak itu bisa dibaca oleh teman fesbuker atau teman dunia maya lainnya. Hal tersebut disambut baik oleh beliau, dan beliau menyemangati agar saya tekun menulis. Beliau juga memantau perkembangan penulisan saya melalui blog saya link http://rachmarie-riritemaram.blogspot.com
EPILOG
Dunia sangat cepat berubah, bergolak, tak terpetakan mestinya kita bersama
MENUAI MIMPIrudi pekertiItujuh dasawarsa setiakaurobek lembar harian tanggalanterpadu jawa, barat, tionghoaterkuak fisika meresapi aneka quartsketika aku menguji beningnya nuansa cintakau terus mencari genesis di pelupuk atomnya embunsesama kita menjelajahkau terus mencari rumus kimiarahasia tak bernama holo rbpIIkata hatiku meyeruak ketikaretinolnya muhilal memastikanoral vit.A lebih baik,sayur hijau saja tak mencukupi gizi mikro,kita terus menuai mimpi mencari cahayalubuk hati sinar mata kanak-kanaksesepi laila gurun tuareg yangmenjelajah kelaparan via terra amantamemecah simetri spontan sari quarksmendulang energi semestasewaktu "persembahanku" pecah menebarkanreaksi asimetri di dadaIIIluc montaigner dan francoise sinoussimemanen buah kesejatian integritasmembedah aids, mengejar vaksintanpa gallo yang galauah, seandainya kejujuran membersitkankesejatian berlaku dinegeriku, kawankita belah dinding buih palsu mayamungkin semua bisa terjangkau, sesederhanaubur-ubur hijau yang berpendaranIVserpihan informasi, quartz, cintamenjalari sutera tertaut bunga sakuramenjati diri di atap kuil tua kyotorebah di dermaga bagan siapi-api,anak tofi dan anak pelangi terusmemetik kejujuran menuai mimpibersua kenyataan menjati diriterus mencari, menjati duniabak anak desa reksosaridi lorong sepi yang panjangantara ada dan tiadadalam lapar batin igau manusia
TO REAP A DREAMrudi pekertiIseven decades never mis,page by pege u tear offthe javanese, western, chinese almanacinfolding phisics, tasting various quartsAnd me, tasting the nuance color of loveis search the genesis in eyes of atomic dew,And together we sailis always explore chemistry magic formulathe unnamed secret of "holo-rbp."IIMy joy unfolding, whenever Muhila'sretinol validates oral vitamin A, betterAnd just bundles of green leaves, is notenough to pass the ROA.Always we reap dream for enlightment,Shimmering sunshine in the children'sheart, as silence direct Laila from Tuareg's desertto jump into 'hungriness" of Terra Amartaspontaneous break of quarks coreto again earth's horizon of energywhen my offering breaks intoIIIluc montaigner and francoise sinoussi reapthe essence, purity of integrityto dissect aids, to run for vaccinewhitout gallo ho, ho. ho. ho *)Oh, ord if honesty deliver purityof rain in my land, friend,together we cut open every wall ofvirtual bubles, may be we canreach every corner, as simple asa jelly fish spank green flouresencein the lifeIVpieces of information, quarts, lovefollow the silk road, stop by the sakura flower,to seek self identity in the roof Old Kyoto's shrinethen lying down in the piers of Bagan Siapi-apiTOFI**) students and chlidren of rainbownever stop prering up "the bud of honesty"to reap dream, kiss by reality,to ask oneself, to seek identity of genesislike a boy from Reksosari villagepassing the long silence alley;in something and nothingnessinto our hungry free unconcious soul*) scathing**) TOFI > Indonesian Olympic Physics Students, gathered from around Indonesia put on in a traning centre.Semoga penulisan ulang dalam note ini dan beberapa akun saya lainnya, bisa bermanfaat buat teman fesbuker saya. Persahabatan tanpa mengenal status sosial, usia, gender, ras dan agama itu bisa dipupuk dari rasa saling menghormat idan menghargai masing-masing. Sampai detik ini saya masih merasa minder, bila beliau mengajak berbicara. Kami baru bertemu dua kali, saat acara diatas dan acara ulang tahun KPMI ke 5, 18.12.2010 lalu. Namun jalinan komunikasi itu dan saling mensupport seperti tubuh mengkonsumsi vitamin atau suplemen makanan, sangat bermanfaat dan dibutuhkan.Terima kasih pak Rudi Pekerti, dari bapak lah saya belajar meski rasanya terlalu mendaki, Insya Allah saya akan mencobanya. Terima kasih buat masukan tentang puisi, cerpen, graffiti dan video klip saya. Terima kasih juga buat pak Gatot Triyono dan KPMI, inilah jalan yang menuntun saya, semoga MENUAI MIMPI atau To Reap A Dream nantinya ingin saya raih pada bidang lainnya.Catatan : Sajak Menuai Mimpi - A Reap A Dream by Rudi Pekerti diambil dari buku Biosketsa MUHILAL Anak Desa Reksosari. Judul " Mengurangi Gizi Mikro Menjangkau Nurani, Mendunia" penulis Muhilal - Rudi PekertiSalam,Arie Rachmawati